Satu

207 16 1
                                    

"Ni, jangan lupa bersihin kamar. Gue mau pakai nanti," Ucap Leona sepintas kepada sahabat dan kamar sekamarnya yang baru saja bangun. Agnia, atau yang biasa dipanggil Agni mengangguk dan membiarkan Leona menutup pintu kamar setelah mengatakan yang ia mau.

Mereka sudah tinggal bersama selama dua tahun ini. Leona selalu menganggap Agni sebagai sahabat yang kekanakan dan ia jaga. Hal yang ketika Agni pikirkan lagi adalah sesuatu yang tidak masuk akal. Selama ini, Agni selalu membersihkan kamar mereka dengan baik. Leona memiliki kebiasaan menyisir rambut di kamar dan membiarkan helaian rambut di lantai tanpa membersihkannya. Seringkali Leona mengatakan sesuatu yang seolah-olah terdengar seperti Agni tidak pernah membersihkan rumah dan Leona yang mengurus dirinya. Terkadang, Leona menyuruh Agni untuk tidak lupa menaruh pakaiannya di laundry tepat di depan teman-teman mereka yang bermain ke tempat tinggal mereka. Padahal, Leona pernah menaruh pakaian kotor di dalam kantong tanpa mengirimkannya ke laundry selama dua hari berturut-turut terletak di depan kasur Agni.

Agni menghela napas dalam, ia baru saja tersadar dengan posisinya setelah mimpi panjang itu. Mimpi yang menceritakan tentang masa depannya yang sudah diatur sedemikian rupa oleh seorang penulis dan tanpa sengaja, ia melihat masa depannya sampai momen ia meninggal dengan tragis. Secara kualifikasi, dengan kisah hidupnya yang sangat tragis dan menyedihkan, ia seharusnya menjadi pemeran utama. Sayangnya, dalam cerita ini ia hanyalah pemeran pendukung yang membantu pemeran utama untuk tetap bersinar dan hidup bahagia. Ia berada di dunia novel.

Ia sama sekali tidak berasumsi. Mimpi panjangnya itu termasuk dengan melihat punggung seseorang yang menulis cerita novel dan Agni menjadi karakter yang penulis itu tulis. Ia sadar, ia tidak hanya diberikan kesempatan untuk melihat masa depannya, tapi juga mengubah hidupnya.

Gadis ini kemudian bangkit, bersiap-siap dan pergi ke kampus untuk kuliah. Ada banyak hal yang sudah terlewatkan di hidup Agni selama menjadi pemeran pendukung yang tidak sadar dengan dunia ini. Dulu, ia kehilangan kesempatan menjadi salah satu ketua organisasi. Ia khawatir bersaing dengan Leona yang berasal dari bidang yang sama dan memilih mendaftarkan diri menjadi kepala bidang lain, sesuatu yang ia tidak ia kuasai dan berakhir dengan kekalahan. Ia melewati kerja keras dalam proyek kampus di belakang layar. Ia menyukai seseorang yang ternyata menyukai Leona, melihat dan mendengar juga bagaimana Leona mempermainkan lelaki itu dengan alasan tidak ingin menyakiti hati seseorang kemudian berpacaran dengan teman di satu lingkaran lelaki yang menyukai Leona itu. Agni yang awalnya berpikir kehidupan kampusnya akan menyenangkan kemudian surut dalam depresi dan tinggal di dalam kamar seharian.

Kali ini, ia tidak akan menjadi seseorang yang bodoh. Agni memutuskan untuk fokus menjadi pengusaha. Jika dibandingkan dengan Leona, Agni bukanlah seseorang  yang patut diremehkan. Agni merupakan tipe pemeran pendukung yang cerdas. Ia menjadi ace di kelasnya dan mengikuti berbagai perlombaan yang berhubungan dengan berbagai hal yang bertolak belakang dengan Leona. Ia juga berhasil mendapatkan dana dan partner yang membuat proyek besar yang dilakukan mereka di organisasi selesai dengan baik. Sayangnya, Agni selalu berada di belakang layar. Ia tidak memiliki banyak teman selain yang ada di kelasnya. Ia memiliki banyak kenalan tapi tidak menjaga hubungan baik dengan mereka.

Untuk memulai hidup yang baru dan mengubah jalan takdirnya, ia harus menjadi seseorang yang sukses. Agni mengambil jurusan ilmu politik, bermimpi menjadi seorang politikus dan jurnalis. Dengan perubahan yang terjadi, ia percaya mengubah dirinya adalah hal yang pertama harus ia lakukan.

Oh, tidak ada yang tahu bahwa Agam, adik yang hanya berbeda satu tahun dengannya itu menyukai Leona dalam diam dan kemudian meninggal terseret ombak saat menolong Leona yang keram saat mereka liburan di pulau sebelum lulus. Ia harus megenalkan Agam dengan orang lain sebelum mengenal Leona.

"Agni, kepala lo kebentur apa?" Ucap Sisi, teman sekelasnya kaget melihat Agni yang terlihat cantik saat ini. Agni yang cerdas dan membosankan yang polos tiba-tiba memakai make up tipis, menggerai rambutnya dan mengenakan kemeja santai, melupakan pakaian serba panjang yang biasa ia kenakan.

"Tumben lo cantik banget pakai make up"

Sebenarnya, Agni selalu latihan memakai make up di dalam kamar. Leona pernah berkata bahwa make up Agni terlihat berlebihan dan wajah polosnya lebih baik, sehingga ia kehilangan kepercayaan diri untuk memakai make up di dalam kampus.

Agni tersenyum merespon ucapan Sisi, "Make up bukan sesuatu yang baru kok."

"Jujur, lo lagi dekat sama seseorang ya?" Goda Sisi pada teman sekelasnya yang biasanya tidak mau jadi pusat perhatian itu.

"Enggak, emangnya harus ada cowok supaya gue ada keinginan untuk terlihat cantik?" Jawab Agni tangkas.

***


Harus aku akui, aku sedikit menantang diri dengan menulis sembilan part dalam waktu tiga hari sambil menulis mini thesis yang tidak selesai-selesai. Hari ini aku post dua part berturut-turut agar kalian semua bisa mendapatkan sedikit gambaran mengenai cerita ini.

Awalnya sih gak niat untuk posting cerita ini sampai semua part-nya selesai. Tadi malam aku melakukan getaway ke Bandung untuk makan serabi sama teman-teman, alhasil kepikiran aja untuk posting karena lagi senang banget.

Gak sabar untuk posting the rest of this story. Semoga kalian suka.

Aku tunggu komentar mengenai cerita ini ya!

Agni, pemeran utama [discontinue]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang