Lima

138 14 0
                                    

Berkutat dengan dunia kerja tidak membuat Agni lupa dengan tugasnya sebagai mahasiswa. Bagaimanapun, dalam set up sebelumnya, Agni adalah seseorang yang benar-benar mencintai dunia kuliah. Ia ingin menjadi mahasiswa yang gigih, melewati perkuliahan dengan tenang dan nyaman. Menghabiskan masa SMA di Australia bersama para anak Indonesia di lingkaran yang sama membuat Agni bosan sebelumnya. Ia ingin berada di suasana yang baru. Sayangnya, Leona yang memiliki pesona bintang membuatnya tidak percaya diri. Dan tidak ada orang yang bisa ia salahkan selain dirinya sendiri.

Setelah menghadiri kelas, Agni tidak sengaja bertemu dengan Leona yang juga keluar dari kelas disampingnya. Ia merasa aneh karena tidak memiliki perasaan apapun terhadap seseorang yang menjadi sahabatnya itu. Sebelumnya, Agni selalu menjauhi Leona karena gadis itu dikelilingi oleh banyak orang setiap harinya. Agni terlalu malas berinteraksi dengan orang yang tidak ia kenal.

"Agni, baru keluar?" Tanya Leona. Agni mengangguk singkat.

"Kangen gue. Roommate, lo pasti selalu stay di dalam apartment ya? Jangan dibiasain deh, lo tuh harus bersosialisasi." Ujar Leona memberikan ceramah singkatnya. Asumsi Leona menjadi sugesti di dalam pikiran Agni yang dulu.

"Begitulah."

"Tapi setidaknya lo pakai make up dan pakaian lo modis banget. Gue senang lihatnya"

"Makasih,"

"Ikut gue yuk makan siang bareng Pram." Pram adalah pacar Leona yang akhirnya diakui mengalahkan deretan cowok yang gagal mengambil hati Leona. Seperti cerita klise, Leona awalnya tidak tahu bahwa Pram adalah keluarga konglomerat batubara. Untuk mengenalkan Leona ke keluarga Pram, Agni akan menjadi penghubung yang membantu Leona mengikuti kegiatan sosial yang dihadiri oleh keluarga Pram, mengenalkan Leona dengan adik Pram yang bernama Padma, sebelum akhirnya menggunakan koneksi Agni untuk melancarkan sebuah proyek batubara. Akhirnya, keluarga Pram menerima Leona yang merupakan sahabat Agni. Meskipun keluarga Pram berharap Agni menjadi bagian dari keluarga mereka, Leona bukan pilihan yang buruk dengan latar belakang pendidikan keluarganya dan kecantikannya.

"Gak deh,"

"Ayo dong, Pram bawa seseorang juga nanti. Siapa tahu jodoh." Pujuk Leona.

Pembicaraan mengenai jodoh membuat Agni tanpa sadar menarik napas panjang. Ia lelah dengan diskusi ini. Sebelumnya, Leona yang telah memiliki pacar selalu memanas-manasi nya untuk mencari pacar pula.

"Jangan habisin masa kuliah dengan status yang sama, Ni." Agni secara tidak sadar tersugesti untuk mencari pacar. Melihat Leona yang dikejar-kejar cowok dan sekarang mendapatkan pacar membuatnya berharap hal yang sama. Sejujurnya, Agni adalah perempuan yang sangat atraktif. Ia memiliki kulit eksotis Indonesia, rambut bergelombang yang tergerai dan mata yang bulat. Sementara Leona memiliki kulit putih, hidung yang tinggi dan tubuh yang melengkung. Dua orang dengan kecantikan yang berbeda.

Seumur hidup Agni, ia tidak pernah berdekatan dengan lelaki secara romantis. Pernah satu ketika ayahnya mengenalkan anak rekan kerjanya, namun keduanya tidak saling menghubungi satu sama lain. Agni tidak mengerti cara membalas pesan seseorang. Seluruh teman laki-laki di lingkaran Agni menjadi sahabat.

Ia tahu siapa yang akan dikenalkan Pram. Laki-laki yang nantinya akan mendekatinya, menggunakan penurunan omset untuk mengambil alih perusahaan yang tidak stabil setelah kepergian Agam. Menikah dengannya lalu bermain dengan perempuan di luar sana. Dalam hati lelaki itu, hanya Leona yang ada di pikirannya. Dua sahabat yang mencintai perempuan yang sama. How tragic.

Seketika, ia penasaran untuk bertemu lelaki ini.

"Gue bisa temani kalian makan. But please don't push me, okay?" Ucap Agni tegas.

Leona mengangguk antusias, seperti biasa dengan pujukan, Agni mengikuti permintaannya. "Siap, bos."

Kampus mereka memiliki deretan cafe yang unik dan menarik untuk dikunjungi. Setelah memastikan tempat, mereka akhirnya bertemu dan berkenalan.

"Nih, kenalin teman gue. Anak kampus sebelah, namanya Elang."

Agni menenangkan diri melihat wajah yang tidak pernah ia temui di kehidupan ini, tapi sangat familiar dalam memorinya. Orang yang ia benci di masa depan.

"Agni,"

"Elang," Lelaki itu menarik bibirnya tersenyum. Agni yang ada di hadapannya berbeda jauh dengan Agni yang disebutkan oleh Pram sebelumnya.

Pram dan Leona tersenyum puas melihat Elang yang terlihat tertarik dengan Agni. Perempuan ini selalu tinggal di dalam kamarnya dan membaca. Atau sibuk dengan organisasi meeting dari pagi sampai malam kemudian pulang sendirian. Leona merasa kasihan dengan sahabatnya.

"Pram banyak cerita tentang sahabatnya Leona, baru kali ini kita bisa ketemu." Ucapnya menatap Agni.

"Gue gak pernah dengar tentang lo, but it is nice to meet you." Balas Agni tersenyum penuh arti. Tidak ada yang bisa membaca nada sinis di dalam perkataannya. Sialan, batin Agni dalam hati. Seketika ia tidak bisa mengendalikan emosinya yang ingin menangis melihat lelaki yang ada di masa depan. Ia ingin mengutuk sang penulis yang terlalu cerdas dalam membuat karakter penjahat yang terdengar seperti hopeless romantic. Ketika Pram mendekatkan dirinya dengan Elang, lelaki itu malah jatuh cinta dengan pacar sahabatnya sendiri. Melakukan berbagai cara untuk membuat hidup Leona bahagia. Mendukung kisah cinta Pram dan Leona, menjadi pemeran kedua yang melakukan segalanya untuk Leona.

Yang tidak dituliskan dengan jelas adalah dirinya adalah perempuan yang tidak beruntung hidup dengan orang yang tidak mencintainya seumur hidup.

Pembicaraan mereka berlanjut dengan candaan antara Pram dan Elang, juga Leona yang sibuk menceritakan keseharian mereka dulu.

"Kadang dia gak keluar kamar seminggu pas libur saking senangnya baca,"

"Terus dia juga pernah jadi volunteer di pedalaman selama dua minggu gitu. Duh pokoknya banyak hal yang orang gak tahu karena dia gak suka publikasi." Leona mempromosikan sahabatnya itu dengan semangat.

Elang mengangguk mendengarkan cerita mengenai Agni, "Terdengar menyenangkan."

"Sounds fun indeed." - "But it's not me anymore." Lanjut Agni dalam hati. Perlahan tapi pasti, Agni harus menemukan lagi apa yang ia inginkan di hidupnya.

***

Part 5 is here.

Pernah gak sih merasakan dorongan dari sosial untuk mencari pacar karena orang sekitar kalian pacaran? Cukup menyebalkan sih menurutku, karena setiap orang ketemu jodoh di waktu yang berbeda. Ada orang yang nyaman pacaran untuk coba-coba, test the water ibaratnya. Ada orang yang cuma ingin pacaran serius.

Anyway, bagaimana menurut kalian part ini? Kutunggu komentarnya dibawah ini.

Agni, pemeran utama [discontinue]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang