٭࣭ ャ › Part 5 𖤩 ˖࣪، Ꮺ !

52 22 32
                                    

JANGAN LUPA FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!

[Tandai typo kalo ada]

.🦋.

05

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

05. Teman di Jogja

Kini mereka telah sampai di rumah Yuki. Kedua manusia itu langsung masuk ke dalam rumah berbarengan. Zervino menyalami punggung tangan Alesha ketika perempuan yang berstatus sebagai Ibu kandung Yuki datang menghampiri mereka.

“Gimana, Vino? Gak nyasar, kan, tadi?” tanya Alesha kepada Zervino.

Lelaki itu tertawa pelan. “Enggak, kok, Ma. Kebetulan juga tadi Vino ketemu Lisa di jalan.” Zervino memang memanggil Alesha dengan sebutan Mama sejak kecil. Katanya dia, sih ... biar samaan seperti Yuki.

“Yaudah. Kamu mau makan dulu di sini? Mama kebetulan masak banyak tadi.”

“Boleh, deh, Ma. Kebetulan juga Vino lagi laper,” ujar Zervino dengan menyengir.

Yuki hanya mendengus sebal karena merasa kehadiran tidak dianggap. Sebenarnya anaknya itu dia atau Vino, sih?

“Yuki gak diajak, Ma?” tanya gadis itu, netranya menatap wajah Alesha yang kini sedang menatapnya.

“Kamu gak diajak juga nanti makan sendiri,” sahut Alesha yang membuat gadis itu semakin kesal.

“Tau, ah. Yuki ngambek sama, Mama.” Yuki berjalan melewati mereka begitu saja, sedangkan Zervino tertawa puas melihat ekspresi gadis itu.

Lelaki itu menghampiri Yuki di meja makan, dia duduk di sebelah gadis itu dengan posisi satu tangan yang merangkul Yuki dan kepalanya menghadap gadis itu. “Ciee, ada yang dijadikan anak tiri, nih,” ucapnya dengan nada meledek seraya menusuk-nusukan jarinya ke pipi gadis itu.

“Diem kamu!” sentak Yuki melepaskan tangan lelaki itu dari bahunya.

“Udah gak usah ngambek. Nih, makan.” Alesha menyodorkan sekotak bolu pisang di hadapannya Yuki. Seketika kedua bola mata Yuki berbinar, senyuman manis terlukis indah di bibir gadis itu saat Alesha memberikan bolu favoritnya. Langsung saja Yuki mengambil kotak tersebut dari tangan Alesha.

“Dih? Ngeliat bolu pisang kayak habis memang undian aja,” celetuk Zervino.

“Orang sirik gak diajak,” jawab Yuki disela-sela makannya.

“Iyain aja, deh. Biar seneng.” Lelaki itu mengambil piring dan beberapa lauk-pauk yang ada di meja kemudian memakannya.

“Gila, sih. Masakan Mama Alesha emang gak ada lawan,” komentar Kenzio setelah menelan satu suapan.

“Biasa aja kali, gak usah lebay,” cetus Yuki.

Alesha tertawa kecil menanggapi komentar Kenzio. “Bisa aja kamu.”

Love in November [TERBIT] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang