٭࣭ ャ › Part 11 𖤩 ˖࣪، Ꮺ !

43 14 43
                                    

JANGAN LUPA FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!

[Tandai typo kalo ada]

.🦋.

11

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

11. Kecewa

“Yuki sayang, ayok turun. Zervino udah nungguin kamu itu, di ruang tamu!” teriak Alesha dari luar kamar Yuki.

Yuki yang sedang memakai eyeliner sontak langsung membelalakkan matanya terkejut saat mendengar teriakkan Alesha. Bukankah ia sudah menyuruh Zervino untuk tidak menjemput dirinya? Terus gimana dong?

Seketika Yuki langsung panik dan bingung sekarang. Karena hari ini ia sudah berjanji dengan Kenzio kemarin untuk pergi ke sekolah bersama. Bagaimana kalau nanti Zervino marah kepadanya?

Cepat-cepat gadis itu keluar dari kamar dan benar saja, di ruang tamu sudah ada Zervino yang sedang menunggunya. Ia menghampiri lelaki yang sedang fokus bermain game dengan langkah ragu.

“Vino?” panggil Yuki pelan.

Zervino yang sedang asyik dengan benda di tangannya langsung menoleh kala Yuki memanggil dirinya. Zervino menyimpan kembali ponsel tersebut, sedangkan Yuki perlahan mulai mendekati Zervino. “Eh? Udah siap?” Zervino seraya beranjak dari tempatnya.

“Kamu ... ngapain jemput aku?” tanya Yuki dengan ragu. “Kan, aku udah bilang ke kamu tadi malam, jangan jemput aku?”

“Pengen aja. Lagian kenapa, sih? Kamu gak mau aku jemput?”

Yuki bungkam, karena ia bingung harus jawab apa kepada Zervino. Melihat Yuki diam saja itu membuat rasa penasarannya meningkat, dia meraih tangan gadis itu dan mengajaknya keluar.

“Ayok.” Dengan terpaksa Yuki mengikuti ajakan Zervino.

Baru saja lelaki itu membuka pintu rumah Yuki, mereka mendapati sosok lelaki yang sudah rapi dengan pakaian sekolah duduk di kursi tunggu. Perasaan Yuki menjadi tidak enak sekarang, ia menggigit bibir bawahnya menatap ragu wajah Kenzio.

Kenapa ada Kenzio di sini? batin Zervino menatap tidak suka ke arah lelaki itu.

“Udah siap, Ki? Ayok berangkat!” ajak Kenzio meraih pergelangan tangan Yuki. Namun, Zervino segera menepis tangan Kenzio terlebih dahulu.

“Ngapain lo di sini?” tanya Zervino sedikit ngegas.

“Gue mau jemput Yuki. Lo yang ngapain di sini?” jawab Kenzio dengan nada ngegas juga.

Zervino paham sekarang, ternyata Yuki menolak ajakannya cuma karena lelaki di depan ini? Lagi dan lagi ... pisau silet itu kembali menggoreskan hati Zervino, perih. Itulah yang Zervino rasakan sekarang, dia menoleh ke arah Yuki yang sekarang sedang gugup dengan.

“Kamu janjian sama dia, Lis?” tanya Zervino selembut mungkin.

Yuki menatap wajah Zervino dengan takut-takut. “I-iya.”

Love in November [TERBIT] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang