٭࣭ ャ › Part 19 𖤩 ˖࣪، Ꮺ !

42 19 46
                                    

JANGAN LUPA FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!

[Tandai typo kalo ada]

.🦋.

19

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

19. Kenzio berubah

Yuki sedikit kesal dengan Zervino karena lelaki itu selalu saja mengalihkan pembicaraan. Ia mengaduk-adukkan nasi goreng tersebut lalu mengunyah pelan.

“Woi! Di sini rupanya kalian!” teriak Alfarezi sembari membawa pesanannya. Alfarezi duduk di depan Zervino.

“Apa?” tanya Zervino dengan nada tidak suka.

“Gapapa.” Alfarezi menyengir. “Gabut gue di kelas. Dari pada gue ngeliatin orang bucin, mending gue ke sini.” Pandangan Alfarezi kini beralih menatap arah Yuki yang sedari tadi makan dengan tenang.

Zervino mengarahkan garpunya tepat di depan wajah Alfarezi. “Gue colok mata lo pake garpu mau?”

Alfarezi langsung menoleh menatap Zervino seraya menelan salivanya. “Weh, santai bro! Gue cuma liatin aja, kok. Gak sampe gue makan si Yuki.”

“Berani lo?!” ucap Zervino menatap tajam laki-laki di depannya.

Seram sekali pawang Yuki ini. “Becanda yaelah, serius amat hidup lo!” Alfarezi memutar bola mata malas.

Yuki memegang sebelah tangan Zervino dan menggelengkan kepala. Perlahan, Zervino menurunkan tangannya dan menaruh kembali garpu tersebut.

Kalau saja Yuki tidak menyuruh berhenti, sudah dipastikan bahwa Alfarezi akan mendapatkan tato spesial darinya. “Lisa?” panggil Zervino.

“Apa?”

“Kamu cinta sama laki-laki itu?” Netra Zervino mengarah kepada empat manusia yang baru saja memasuki area kantin. Dia hanya ingin memastikan rasa penasarannya, walaupun dia sudah tahu dengan jawaban yang keluar dari mulut gadis itu nanti.

Yuki dan Alfarezi mengikuti arah pandang Zervino. Di depan sana terlihat, Kenzio yang tengah merangkul mesra pinggang Arvelyn. Bahkan, Kenzio lebih kelihatan lebih bahagia dari pada saat sedang bersama Yuki.

“Lis?” panggil Zervino sekali lagi.

“Eh, Iya?” Kepala gadis itu kini kembali menatap wajah Zervino.

“Pertanyaan aku belum kamu jawab.”

“Mungkin iya,” jawab Yuki dengan ragu.

Sudah dia duga kalau jawabannya iya. Zervino mengalihkan pandangan ke bawah, tangan Zervino menyuapi makanan itu untuk menghilangkan rasa sakit di hatinya.

“Kok, bisa, sih? Lo suka sama laki-laki kayak gitu?” tanya Alfarezi heran.

“Yang namanya cinta, kan, gak bisa dijabarkan gimana bisa aku cinta sama dia, aku juga gak bisa milih buat jatuh cinta sama siapa. Aku rasa kamu ngerti maksud aku.”

Love in November [TERBIT] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang