JANGAN LUPA FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!
[Tandai typo kalo ada]
.🦋.
24. Menemani Yuki
Di sinilah mereka berdua sekarang, duduk di atas rerumputan taman dengan menikmati semilir angin yang mengembuskan ke kulit mereka seraya pemandangan tempat ini. Banyak sekali yang berkunjung di taman sore hari yang cerah ini.
Bola mata Zervino sedari tadi terus terpaku menatap wajah Yuki yang tengah bersedih. Laki-laki itu menarik Yuki agar bersandar di bahunya.
“Nangis aja, Lis, gapapa,” ujar Zervino sembari mengelus-elus pundak gadis itu. Yuki menggeleng kepala tidak mau, rasanya seperti sia-sia menangisi hal yang tidak akan pernah kembali lagi.
Zervino mengambil dua kotak bolu pisang yang sempat mereka beli tadi dan menyodorkan ke Yuki. “Yaudah, kalo gitu ini bolunya dimakan dong. Sayang banget udah dibeliin tapi gak kamu makan.”
Yuki membenarkan posisi duduknya seraya menatap Zervino dengan tersenyum tulus. “Makasih, ya, Vin. Kamu selalu ada buat aku.”
Zervino mengelus rambut Yuki. “Iya. Kapan pun kamu butuh aku, aku bakal selalu ada di samping kamu.”
Yuki mengambil alih dua kotak bolu di tangan Zervino. Dia membuka salah satu dari dua kotak itu dan memakannya.
“Kamu mau?” tanya Yuki menawarkan ke Zervino.
“Gak, buat kamu aja,” sahut Zervino tersenyum menatap wajah Yuki yang sedang asik makan pemberian darinya.
Senang sekali rasanya ketika melihat Yuki bahagia karena dirinya. Ternyata benar kata Alfarezi, lebih baik dia mengungkapkan perasaan yang sudah lama dia simpan dari pada dirinya kehilangan Yuki lagi.
Perihal diterima atau tidak itu urusan belakangan, yang terpenting dia sudah mengatakan apa yang ia rasakan selama ini.
Apa sekarang aja, ya, bilangnya?
Entahlah, tiba-tiba saja dia merasa gugup saat memikirkan semua itu. Sepertinya dia harus meminta izin kepada kedua orang tuanya, Mama, dan Papa Yuki terlebih dahulu, deh, baru melamar Yuki.
Eh? Lamar? Ide yang bagus.
Zervino jadi senyum-senyum sendiri memikirkan semuanya barusan.
>>🦋<<
“Assalamualaikum, Ma, Pa,” ujar Yuki dan Zervino kompak.
“Waalaikumsalam.” Kedua manusia itu menyalami punggung tangan Alesha dan Arsen secara bergantian.
“Kalian habis dari mana?” tanya Alesha.
Yuki diam, ia tidak tahu harus menjawab apa. Tidak mungkin, kan, kalau ia bilang habis nenangin dirinya karena ditinggal oleh Kenzio? Bisa-bisa Yuki diledekin sama papanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love in November [TERBIT] ✓
Novela JuvenilTersedia di Teori Kata Publishing! Kisah ini menceritakan tentang kisah cinta seorang gadis selama di bulan November yang terjadi di Jakarta. Dirinya terpaksa harus pindah ke Jakarta untuk sementara waktu karena sang papa mendapatkan tugas di sana. ...