٭࣭ ャ › Part 16 𖤩 ˖࣪، Ꮺ !

61 17 64
                                    

JANGAN LUPA FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!

[Tandai typo kalo ada]

.🦋.

16

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

16. Canggung

Sesuai dengan perkataannya tadi ... kini Yuki, Acavella, dan Lilyana sedang berada di Caffe dekat sekolah yang beberapa hari ini baru saja buka.  Suasana Caffe saat ini sangat nyaman untuk di tempati. Bukan hanya itu, tetapi pelayanannya sangat ramah sekali kepada para tamu yang berkunjung.

“Permisi, Kak. Ini pesanannya.” Salah satu pelayanan laki-laki menaruh beberapa makanan yang dia bawa ke meja Yuki.

“Makasih, Kak,” sahut Acavella yang dibalas anggukan oleh pelayan tadi.

By the way, gue liat-liat lo makin deket, ya, sama si Kenzio? Kalian pacaran?” tanya Acavella di sela-sela makannya. Bola mata gadis itu menatap wajah Yuki.

Yuki tersenyum. “Enggak, kok,” sahut Yuki.

“Masa, sih, kalian gak pacaran?” timpal Lilyana tidak percaya. “Sikap kalian berdua itu mencerminkan orang lagi pacaran, loh!” seru gadis itu.

Pandangan gadis cantik itu beralih menatap perempuan tomboi di sebelahnya sembari memakan kentang goreng. “Tapi, aku sama Kenzio emang gak pacaran.” 

“Gak pacaran tapi lo suka, kan, sama dia?” tanya Lilyana tepat sasaran. Yuki terdiam beberapa saat, dia tidak berani bilang kepada dua sahabatnya.

Melihat Yuki yang diam saja gadis tomboi itu mengulangi pertanyaannya. “Iya, 'kan?” tanya Lilyana lagi saat tidak mendapatkan jawaban.

“Iya, kayaknya,” jawab Yuki dengan ragu.

“Menurut gue, lo gak cocok sama si Kenzio. Dia terlalu bandel buat lo yang terlalu baik.” Yuki seketika menatap ke depan seraya mengerutkan dahinya saat Acavella berkata seperti itu.

“Lo lebih cocok sama temen lo yang laki-laki itu. Siapa, sih, namanya?” lanjut Acavella sembari mengingat-ingat nama laki-laki yang Yuki sebut sahabat kemarin-kemarin.

“Zervino?” tanya Yuki.

Acavella menjentikkan jarinya heboh. “Nah, iya dia! Lo lebih cocok sama Vino si kata gue, dari pada sama Kenzio.” Gadis yang mengenakan pita pink itu meneguk minumannya.

“Ya, enggaklah. Aku sama dia cuma sahabat, mana mungkin kami cocok,” bantah Yuki.

“Yakin lo cuma sahabatan sama si Zervino?” tanya Lilyana menatap bola mata Yuki.

“Iya, emang sahabat.”

“Menurut gue, nih, ya, Yuki. Kalo gue liat-liat Zervino itu suka sama lo. Dari cara dia memperlakukan lo sama natap lo itu beda tau.”

Love in November [TERBIT] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang