🌹9🌹

9K 742 49
                                    

Di karyakarsa sudah update bab 19 yaa. Lebih cepat di sana.

Yang penasaraann bolehh melancong ke sana duluu yaa!!😍😍

Bola mata Djati berpendar ketika mendengar jawaban Zara. Ia sangat tidak menduga kalau jawaban yang keluar dari mulut Zara adalah panggilan khusus sepasang manusia yang saling mencintai.

Zara mengangkat sedikit dagu nya ke atas.

" Bagaimana? Terdengar sangat romantis kan?"

Djati mendekat perlahan. Tatapan nya tidak lepas dari wajah Zara.

Hap

Pinggang Zara langsung di tarik ke tubuh nya sehingga saat ini posisi mereka sangat terlihat intim.

Djati menatap dalam bola mata Zara. " Sayang?" bisik Djati pelan
Zara menahan nafas karena terkejut dengan kedekatan mereka saat ini.

Bola mata Zara bergerak liar. Djati semakin menekan pinggang Zara.

" Lepas!" Zara mendesis. Djati menyunggingkan senyum miring.

" Saya menyukai panggilan tersebut. Terdengar sexy?" Zara mendorong dada Djati hingga terlepas.

Nafas Zara memburu dengan wajah panas. Djati terkekeh geli.

" Saya hanya bercanda. Jangan terlalu di ambil hati." Zara memperbaiki tatanan rambut nya.

" Ah bagaimana ini? Padahal saya suka sekali mendengar kata 'sayang' keluar dari mulut kamu barusan. Tetapi tidak saya sangka ternyata seorang Anzara Marganda bisa juga bercanda,"

Zara meneguk ludah kasar. " Saya hanya ingin melihat bagaimana reaksi anda. Dan saya sudah melihat bagaimana hasil nya."

Djati mengangguk. Ia tidak ingin bertele-tele dalam pembahasan ini. Lebih cepat lebih baik untuk segera di sudahi.

" Jadi, apa panggilan kamu untuk saya? Untuk kamu ketahui telinga saya sampai gatal mendengar panggilan tidak sopan yang kamu ucapkan itu. Hanya orang asing yang berbicara seperti itu. Sedangkan kita sudah menjadi suami istri. Walaupun awal nya memang kita asing satu sama lain."

" Abang. Saya akan panggil Abang. Terserah mau di panggil begitu atau tidak. Yang jelas panggilan saya tidak berubah," jawab Zara cepat lalu mengalihkan tatapan nya ke arah lain.

Djati tersenyum. " Boleh. Saya suka di panggil Abang sama kamu."

Zara mengangguk.

" Apa kamu juga mau di panggil adek?"

Zara menggelang cepat dengan wajah bergidik.

" Tidak. Cukup Zara," ia tidak bisa membayangkan Djati memanggil nya adek. Terdengar sangat aneh. Lagian mereka bukan adek kakak. Tapi suami istri.

" Baiklah, Zara."

Abang?

Djati merasa ada yang aneh di salah satu anggota tubuh nya saat di panggil Abang. Yang jelas ia menyukai panggilan Zara terhadap nya.

Djati membuka kancing kemeja. Zara melebarkan mata nya. Apa Djati akan membuka baju dalam kamar ini?

" Bibi sudah menyiapkan makan malam. Tunggu saya! Kita turun bersama. Saya akan mandi sebentar," beritahu Djati tanpa menatap Zara.

Djati melangkah menuju kamar mandi. Zara kembali terkesiap saat Djati berbalik.

" Siapkan pakaian saya!"

Bukan permintaan tolong namun itu perintah. Zara tidak mungkin salah untuk mengartikan nya.

Zara menatap daun pintu yang sudah tertutup. Zara berdiri gamang. Namun ia segera ke lemari mengambil pakaian santai untuk Djati secara acak lalu di letakkan di atas tempat tidur.

Goresan lukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang