Sudah tamat di karyakarsa yaa. Silahkan melancong duluu kesoono gaesss
Sendi dan Praja akhirnya menemui orang tua Zara. Reana dan Marganda.
Mereka membahas tentang resepsi pernikahan antara Djati dan Zara.
Mereka bersepakat untuk mengadakan resepsi di sebuah hotel dengan menyewa jasa Wedding Organizer.
" Terima kasih untuk semua nya Jeng Sendi dan Mas Praja. Saya tidak tahu harus mulai dari mana. Maaf dan terima kasih saya ucapkan yang sebesar-besar nya mulai dari bagaimana pernikahan Anzara dan Mas Djati terjadi sampai kita akan mengadakan resepsi." ujar Reana tersenyum haru.
Sendi tersenyum. Ia sedikit memahami bagaimana perasaan Reana walaupun mereka tidak menyinggung masalah yang terjadi antara menantu dan orang tua nya tersebut.
" Sama-sama, Jeng. Nanti kita saling komunikasi saja untuk pesta resepsi anak-anak kita."
" Baik, Jeng."
Reana merasa sangat bahagia sekali. Ia tidak menduga kalau dirinya di libatkan dalam acara pesta resepsi pernikahan anak nya.
*****
Anzara dan Irene sedang berada di salah satu mall. Irene minta di temani untuk membeli sepatu karena sepatu yang sering di pakai nya sudah tidak bagus.
" Ini bagus nggak Mbak?"
Zara melihat sepatu yang di pegang Irene. Warna putih." Di cobain dulu, pas nggak?"
Irene mengangguk. Ia langsung menyorongkan sepatu ke kaki nya." Pas Mbak. Aku suka nih sama warna dan bentuk nya. Enak seperti nya di bawa jalan santai."
" Yaudah ambil ini saja. Kenyamana itu nomor satu gaya nomor dua."
Irene terkekeh mendengar jawaban Zara. " Mbak nggak ikut beli?"
Zara menggeleng. " Beli gih Mbak. Mana tahu nanti olahraga bareng sama Mas Djati."
Iya juga ya! Pikir Zara.
" Oke. Mbak pilih sebentar ya!"
" Oke Mbak. Mau aku bantuin?"
" Nggak usah. Mbak bisa kok." Irene mengangguk.
Zara mencari sepatu dan ukuran yang sesuai dengan kaki nya.
Ia tidak lama-lama memilih seperti yang di lakukan Irene. Bagi Zara seperti yang di katakan nya tadi. Kalau sudah nyaman maka ia akan memilih yang nyaman tersebut. Ia tidak perlu dengan model, merk atau gaya.
" Sudah mbak?"
" Sudah nih. Kamu masih ada yang mau di beli?"
" Kayak nya ini aja cukup deh Mbak."
" Yaudah kita ke kasir aja. Sini punya kamu biar Mbak yang bayar."
Irene memberikan sepatu nya.
" ihhh baik nya kakak iparku. Makasih banget Mbak. Nggak keluar nih duitku. hehe."
Zara hanya tertawa melihat tingkah Irene.
Selesai membayar Irene dan Anzara memutuskan untuk makan sebelum pulang.
" Irene?"
Zara dan Irene mendongak menatap orang yang menyapa.
" Mbak Dinan?" gumam Irene. Namun Zara masih bisa mendengar.
"Nggak nyangka Mbak bisa ketemu sama kamu di sini. Kamu apa kabar?" Dinan memeluk Irene.
" Baik. Mbak Dinan apa kabar?" Irene tersenyum tipis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Goresan luka
Storie d'amoreAda seperti tak ada Tampak seperti tak nampak Nyata seperti tak nyata. Hidup namun seperti bayangan. Entah memang pernah diharapkan atau tidak. Hadirnya terasa hampa. Tak di pedulikan, tak di perhatikan. Lalu apa gunanya dirinya di lahirkan. Ia t...