🌹14🌹

8.2K 666 15
                                    

Double updatee yaaa

Selesai sarapan pagi, Djati dan Zara pulang ke rumah mereka. Djati putar balik karena harus pergi ke kantor seusai mengantar Zara.

" Non, di kulkas semua bahan sudah hampir habis, Non. Ka Tuan di suruh tanya ke Non Zara,"

" Yaudah, Bi. Kita belanja hari ini. Biasa nya Bibi belanja dimana?"

Zara menutup artikel di ponsel nya.

" Terkadang Bibi belanja di minimarket tidak jauh dari sini. Terkadang Bibi juga belanja ke pasar, Non."

" Pasar jauh nggak dari sini, Bi?"

" Sekitar setengah jam Non."

Zara mengangguk. " Oke. Kita ke pasar aja, Bi."

" Tapi kita harus jalan ke depan komplek, Non. Soal nya angkot lewat nya cuma di depan."

" Kita pergi sama mobil aja, Bi. Biar saya yang nyetir. Bibi tunggu ya."

" Baik, Non!"

Zara naik ke kamar sambil mendial nomor Djati.

Berdering. Beberapa saat Zara harus menunggu sampai di angkat Djati.

" Hallo,"

" Abang,"

" Ya,"

" Hari ini rencana nya mau temanin Bibi belanja. Aku pakai mobil ya?"

" Belanja kemana?"

" ke pasar,"

" Yaudah hati-hati. Nanti kabari lagi kalau sudah sampai di rumah."

" Iya. Kunci nya dimana?"

" Coba lihat di laci nakas,"

Zara segera membuka laci ketika sampai di kamar.

" Banyak sekali kunci nya." Ujar Zara bingung.

" Ambil aja mana yang mau di pakai."

" Motor biasa ada nggak sih di garasi?"

" Nggak usah pakai motor. Pakai mobil aja. Di luar lagi panas."

" Hm, Ya. Yaudah, aku tutup ya!"

" Ya,"

Setelah mengambil salah satu kunci mobil. Zara mengambil dompet nya lalu ke turun ke bawah.

Ternyata Bibi sudah menunggu. " Kunci pintu ya, Bi. Saya keluarkan mobil dulu,"

" Baik, Non!"

Zara membuka garasi, terpampang lah ada berbagai macam mobil mewah. Zara menghitung ada sekitar lima. Berarti enam sama yang di pakai Zara.

Ada juga motor. Namun tidak ada motor seperti punya Zara di kampung. Jelas, Motor Zara adalah motor murah jika di bandingkan dengan motor yang terpajang di garasi ini.

Zara menekan kunci remot lalu salah satu mobil menyala.

Zara mendesah lega karena mobil yang akan di pakai nya CRV.

" Ayo naik, Bi! Di depan aja!"

Bibi segera memutar dan membuka pintu mobil. Zara melajukan mobil nya pelan-pelan.

Setengah jam kemudian mereka akhirnya sampai di pasar. Zara mencari tempat parkir.

Suara sorak-sorakan tukang parkir saling bersahutan dengan suara pedagang yang menawarkan jualan mereka. Ternyata pasar nya sangat rame sekali.

Akhirnya Zara mendapatkan tempat parkir. Zara dan Bibi segera turun dari mobil. Bibi menatap Majikan  tampak santai  seolah sudah terbiasa ke pasar tradisional seperti ini. Seolah-olah Zara tidak asing dengan keadaan yang ramai dan berisik. Kebanyakan majikan yang kaya tidak akan mau susah susah belanja di sini. Pasti mereka akan memilih supermarket tempat yang sejuk dan adem. Bukan yang ramai dan berdesak desakan begini.

"Kita ke bagian perdagingan dulu kayak nya ya, Bi,"

" Boleh, Non!"

" Bibi duluan deh. Saya nggak tahu jalan nya,"

Zara mengikuti langkah Bibi dari belakang. Mereka sampai di tempat jual ikan.

Zara menatap senang dengan berbagai macam pilihan ikan. Di desa tempat tinggal nya tidak sebanyak ini pilihan nya.

" Mau beli ikan apa, Non?" tanya Bibi.

Zara menatap Ikan-ikan tersebut.

Zara membeli Ikan mujair, ikan laut, cumi-cumi, udang sama lokan."

" Non Zara bisa masak lokan ini? Bibi nggak pernah masak Non!"

" Bisa, Bi. Saya sering membuat nya. Nanti biar saya yang masak. Bibi cobain ya!"

" Boleh, Non!"

Bibi tersenyum senang dengan majikan nya. Ia menyukai istri tuan nya.

Zara dan Bibi beralih ke daging. " Daging dua kilo cukup nggak Bi?"

" Bibi biasa nya beli satu kilo non. Dan itu cukup untuk seminggu, Non. Dua kali masak biasanya."

" Oke. Satu kilo aja,"

Selesai daging mereka menuju ke bagian perbumbuan, sayuran.

" Beli apa lagi, Non?" Di tangan Bibi sudah ada dua kantong belanjaan. Semua nya sudah penuh.

Zara melihat ada makanan tradisional yqng jarang sekali orang menjual nya di zaman sekarang.

" Sini, Bi. Beli kue dulu." Zara memborong dua puluh ribu berbagai macam makanan basah dan kering.

" Bi, persediaan buah di rumah masih ada Bi?"

" Cuma tinggal pisang, Non!"

Zara mengangguk. Kemudian membeli buah jeruk, apel, dan mangga.

" Seperti nya sudah ya Bi. Bibi ada yang mau di beli lagi nggak?"

" Nggak ada, Non."

" Oke. Kita langsung pulang aja, Bi!"

Zara dan Bibi segera keluar dari pasar dan menuju parkir mobil. Mereka langsung pulang tanpa singgah dulu.

*****

" Sudah lama juga kita nggak kumpul beginian. Lo semua pada sok sibuk. Heran gue," ujar Gala seraya memantik rokok nya.

" Gue memang sibuk. Bukan sok sibuk. Emang lo yang hidup nya nggak jelas," sahut Imran.

Djati tersenyum tipis mendengar pembicaraan teman-teman nya.

" Gue bebas tapi cuan masuk terus!" Jawab Gala balik.

" Bebas mengerayangi perempuan!"

" Sialan!"

Imran tertawa mendengar umpatan Gala.

Djati menyesap minuman nya. Saat ini mereka sedang berada di cafe milik Imran.

" Djat lo kok diem aja sih. Biasa nya lo mau bantu gue," ujar Gala.

" Yang di bilang Imran memang betul. Gue nggak bisa ngebela lo,"

" Bangke lo. Sama aja kalian!"

Djati mengambil kunci mobil nya.

" Lo mau kemana?" tanya Imran menatap Djati.

" Gue harus pulang. Udah malam."

Gala dan Imran tercengang mendengar jawaban Djati. Mereka sama-sama melihat arloji.

" Nggak salah dengar gue? Baru juga jam sembilan, Djat." celetuk Imran.

" Ho oh. Nggak biasa nya lo," timpal Gala.

Sudut bibir Djati terangkat.

" Gue ada urusan. Duluan ya!"

Imran dan Gala saling berpandangan menatap Djati dengan curiga.

" Tugas lo mencari tahu. Ada yang di sembunyikan sahabat baik kita!"

" Lo aja. Gue sibuk!" ujar Gala.

" Sialan lo!" Imran menendang kaki Gala kesel.

Tbc!

13/11/23

Udah terobati belum rasa penasaran kelanjutan nya. Udah double update loh gaess.wkwkwk

Vota dan komen yang banyakk yaa

Goresan lukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang