Di karyakarsa sudah bab 43 ya gaesss😁😁
Yg penasaran kelanjutan nya bisa ke sana dulu. Oke
" Anzara,"
Panggil Djati membuka pintu kamar mandi.
" Ya,"
Zara segera berdiri.
" Handuk nya mana?"
Zara menatap kepala Djati yang menyembul di Tengah penerangan cahaya senter handphone.
" Oh, handuk. Tunggu sebentar."
Zara bergegas berbalik dan masuk kamar. Ia mengambil handuk bekas punya nya. Zara tidak sadar. Ia segera memberikan nya kepada Djati.
Pintu kembali tertutup. Selang beberapa detik ia keluar hanya memakai handuk sebatas pinggang dengan tubuh yang menggigil.
" Dingin banget,"
Zara berusaha bersikap biasa saja melihat dada telanjang Djati.
" Pakaian Mas di mana?"
" Dalam koper." Djati segera membuka koper dan mengambil pakaian nya. Ia mengacak isi koper mencari underware.
Zara gemas menyaksikan baju berserakan di lantai.
" Abang cari apa? Berantakan gini jadi nya,"
Zara akhirnya ikut berjongkok. " Celana dalam,"
Gerakan tangan Zara terhenti. " Tolong carikan. Dingin banget,"
Djati segera memakai atasan. Tubuhnya benar-benar menggigil. Air nya sangat dingin sekali.
Zara segera mencari. Ternyata terselip di antara tumpukan baju Djati.
" Ini," Zara menyerahkan kepada Djati.
Zara hampir saja memekik saat Djati hendak membuka handui nya.
" Abang nggak berniat memasangnya di sini kan?" Zara menatap horor.
" Dimana lagi memang? Susah keadaan gelap begini. Kamu aja yang tengok ke depan,"
Zara menghela nafas kesal. Ia segera berbalik. Djati segera memasang celana nya.
" Sudah,"
Zara baru bisa bernafas lega. Ia segera memperbaiki baju-baju Djati yang berantakan dan kembali memasukkan nya ke dalam koper.
Djati menyerahkan handuk basah kepada Zara dan kembali meminum teh nya yang sudah dingin.
" Abang sudah makan?"
" Belum,"
Zara segera bangkit sambil membawa handuk di bahu nya. " Abang tunggu di sini. Aku ambilkan makan nya,"
Djati mengangguk. Zara menggantung handuk sebelum ke dapur mengambil piring dan mengisi dengan nasi dan sambal yang ia buat tadi sepulang dari perternakan lele.
Zara kembali ke Djati. " Duduk nya di bawah aja, nggak papa ya. Biar lebih terang dekat lilin."
Djati segera duduk di karpet dekat meja kecil.
" Ada nya cuma ini. Aku nggak tahu kalau Abang bakal datang. Kalau mau masak sekarang juga ribet lampunya mati. Jadi, makan ini aja dulu,"
Djati menatap isi piring. " Ini namanya apa?" tanya Djati penasaran.
" Ini sambal tanak ikan majaraya. Ikan nya udah cair bercampur sama cabe dan bumbu. Hati-hati tulang nya banyak!"
Djati baru pertama kali mendengar nama sambal dan bentukan nya begini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Goresan luka
RomanceAda seperti tak ada Tampak seperti tak nampak Nyata seperti tak nyata. Hidup namun seperti bayangan. Entah memang pernah diharapkan atau tidak. Hadirnya terasa hampa. Tak di pedulikan, tak di perhatikan. Lalu apa gunanya dirinya di lahirkan. Ia t...