19. Sesuatu yang ganjal

35 10 0
                                    


19. Sesuatu yang ganjal

"Berusaha jadi baik dari hari sebelumnya, walaupun itu terbilang sulit untuk sekarang."


01:00 di Rumah Sakit Mentari, dengan cuaca dingin akibat hujan yang membasahi kota Jakarta saat ini.

🍂

Seorang cowok yang baru saja memutuskan panggilan teleponnya, kini menaruh kembali benda pipih itu diatas nakas dengan perasaan yang tidak bisa ia deskripsikan kali ini, perasaan campur aduk menyatu menjadi satu, saat mendengar rengekan gadis itu, selalu seperti itu sudah menjadi kebiasaan sejak dulu, senyuman terbit diwajah pucatnya kala membayangkan wajah cantik yang akhir-akhir ini mengganggu pikirannya, sudah jarang ia menghabiskan waktu bersama.

"Napa lo senyum-senyum? Angel?" tebak Arhan yang baru keluar dari WC.

Gio pun lantas mengangguk, tidak bisa ia sembunyikan rasa itu semakin besar.

"Lo bisa bertahan demi hal-hal kecil, contohnya Angel." 

Mendengar ucapan Arhan membuat cowok itu merubat raut wajahnya, bersandar diujung berangkar, matanya menatap langit-langit kamar itu, suara petir terdengar, diluar hujan begitu lebat, ia berharap semoga gadis itu bisa tidur dengan nyenyak.

"Gue bakal berusaha, tapi kalaupun nggak berhasil setidaknya semesta tahu gue pernah berusaha dan harapin sesuatu disini."

"Han," panggil Gio dengan pelan.

"Gue mau kasih jarak sama Angel." lanjutnya dengan tersenyum lirih.

Mendengar ucapan sahabatnya itu Arhan lantas bertanya. "Maksud lo?"

"Gue mau sembuh, gue bakal berobat, gue bakal tiap hari cuci darah. Gua bakal berjuang, walaupun hasilnya sedikit mustahil."

"Lo bakal sembuh. Gue bakal temani lo untuk cuci darah." sambung Arhan dengan cepat.

🍂🍂🍂

Di SMA Bhinantara, Angel yang baru saja turun dari motor Revan segera ia membuka helmnya dan menyerahkan kepada cowok itu.

"Kok kamu seperti nggak semangat?" tanya Revan yang menyadari perubahan muka gadis itu.

Angel hanya menggeleng."Nggak kok, aku hanya belum sempat ngerjain tugas semalam."

"Loh, kenapa nggak bilang ke aku, biar dibantu."

"Gapapa kok."

"Yaudah ayok ke kelas, biar kamu selesaikan tugasnya masih ada jam sebelum bell masuk."

Angel pun mengangguk, ia sebenarnya berbohong. Gadis itu merindukan sosok yang akhir-akhir ini jarang bersamanya, kemana cowok itu kenapa selalu menghilang. Semalam ia tidak bisa tidur akibat memikirkan cowok itu, kala mendengar suara cowok itu menurutnya ada yang ganjal, suara cowok itu nampak berbeda.

"Gio gue kangen, lo kemana sih, lo sengaja ngehindarin gue yah." batinnya dadanya seakan sesak. Sungguh merindukan seseorang itu sangat nyesek. Semalam ia ingin bercerita banyak kepada cowok itu ketika ia merindukan sosok kedua orang tuanya, biasanya cowok itu selalu datang di kamarnya setiap malam hanya untuk mengecek apakah ia sudah tidur atau belum.

Dan sekarang kenapa seperti berbeda, ia sangat asing dangan keadaan ini.

"Sayang, kok diam aja?" tanya Revan dari samping mengelus rambut gadis itu.

Jarak Dan Semesta (END✔️) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang