12 - Kebenaran yang sulit untuk diungkapkan

34 14 2
                                    


12. Kebenaran yang sulit untuk di ungkapkan

"Rasanya lidah ini keluh untuk sekedar memberi tahu kebenaran. Terpaksa diam dan mengikuti alurnya."

_Gio Athala Zervano_

°°°

"Manusia tidak di paksa untuk jujur, tapi dengan jujur siapa tahu kita bisa menemukan jalan lain."

_Angel Zivanna Nindita_

🍂

Jam istirahat menggema di SMA Bhinantara, seluruh penghuni segera keluar dari kelas ada yang memilih untuk mengadamkan dirinya di perpustakaan yang full dengan AC, ada yang berlari ke kantin untuk sekedar mengisi perut mereka. Akan tetapi, tidak untuk kedua gadis itu memilih diam di kelas sambil merosting, lebih tepatnya hanya Anjani, dan Angel yang sibuk mendengar sahabatnya itu sesekali mengangguk sambil membaca novel miliknya. Rasanya mager untuk keluar dari kelas.

"Ngel, gue makin suka deh sama Arhan." ucapnya dengan menggebu-gebu, membuat Anggel terkekeh geli.

"Mau gue bilangin sama tuh anak? Siapa tahu dia suka juga sama lo." jawabnya

"Eh gausah deh, heheh." timpal Anjani

"Bukannya lo dekat sama dia?"tanya Angel penasaran.

"Gue nggak tahu, dia macam batu susah ditebak." jawab Anjani dengan lesu, kini matanya melirik kearah jendela kelas.

"Dih, galau nih ceritanya?"

"Yah gitu deh, galau dikit gak ngaruh." jawabnya.

Angel tidak menjawab, ia kemudian melanjutkan membaca novelnya, akan tetapi, suara seseorang membuat ia mengurungkan niatnya.

"Hai, gue ganggu nggak?" tanyanya membuat gadis itu mengangkat kepalanya melihat siapa yang datang.

"Eh lo, nggak kok, ngapain ke sini?" tanya Angel kepada ketua osis yang tak lain adalah Revan.

"Haha, gue mau nagih janji lo tadi, kekantin bareng." ucapnya membuat Anjani yang berada disamping melirik kearah kedua remaja itu dengan tatapan penuh tanya kepada Angel, sadar akan tatapan sahabatnya membuatnya sedikit memberikan kode yang langsung dipahami oleh Anjani.

"Sekarang?" tanya Angel.

"Sampai besok juga gue tunggu Ngel." jawabnya membuat Angel menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Jadi mau nggak?" tanya Revan kembali, mau tidak mau Anggel mengiyakan ia sudah terlanjur memberi janji, kalau cowok itu tidak datang mungkin ia akan melupakannya.

"Jani, lo mau ikut nggak?" tanya Angel, membuat Revan ikut menatap gadis itu.

Anjani yang ditanya pun seketika berpikir, mengetuk dagunya dan menjawab. "Nanti gue nyusul, gue mau ke toilet dulu." ucap Anjani membuat Angel menghela nafas ia berharap Anjani mengiyakan nyata berharap sama gadis itu tidak boleh, sangat tidak peka.

Angel pun mengangguk dan mengikuti langkah Revan, berbalik dan menatap sahabatnya agar ikut bersamanya. Akan tetapi Anjani pun hanya terkekeh dan berbisik. "Lo duluan aja, gue kebelet pipis nanti gue nyusul, sono!"

Melihat sahabatnya yang sudah menghilang dari balik tembok, gadis itu pun segera beranjak, ia kebelet pipis bisa-bisa kalau ditahan akan membuat musibah.

Jarak Dan Semesta (END✔️) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang