Plak!
Sebuah tamparan, menggema nyaring di koridor rumah sakit. Namun tidak ada satu pun yang berani mencegahnya.
"Kenapa?! Kenapa kau selalu mencelakai adikmu, Aila!" Bentakan murka itu berasal dari seorang wanita paruh baya pada seorang gadis yang kini jatuh berlutut di depannya dengan tatapan kosong.
"Kau lihat? Kau lihat dia! Gara gara ulahmu! Keira jadi kritis!!" Wanita itu menarik tangan Aila dengan kasar dan menuntunnya untuk melihat ke sebuah ruang rawat yang kini terdapat seorang gadis terbaring lemah disana.
Bruk!
Aila jatuh kebelakang saat wanita yang menjabat sebagai mama nya itu, mendorongnya.
Tidak ada yang membantunya sama sekali. Dia mengalihkan tatapannya pada 2 orang pria yang kini hanya menatapnya dingin dan disertai dengan tatapan kecewa.
"Dia jatuhin dirinya sendiri ma" lirih Aila, menatap sendu sang mama yang malah terlihat semakin murka.
Aila memejamkan matanya sembari menahan ringisan saat mama nya beralih mencengkram rahangnya dengan kuat.
"Jangan gila! Kau pikir saya bodoh? Keira tidak akan menjatuhkan dirinya sendiri! Bahkan orang gila saja tidak akan pernah melakukan itu!" Anin, sang mama menghempaskan wajah Aila.
"Bawa anak sialan ini ke ruang bawah tanah" titah seorang pria yang seumuran dengan Anin, bernama Xavier.
Dua orang pria berbadan kekar, langsung menarik Aila yang kini hanya terdiam lemas. Dia menatap sendu kakaknya yang sedari tadi diam dengan wajah dinginnya.
"Pastikan dia menikmati siksaannya" ujar pemuda itu datar yang sukses membuat jantung Aila seakan berhenti berdetak.
Hancur sudah kebahagiaannya.
Hanya karna kedatangan gadis licik itu, kehadiran Aila lah yang malah dibenci oleh seluruh keluarganya.
Sebelum bawahan papa nya menyeretnya, Aila sempat berucap lirih yang membuat mereka terdiam dengan perasaan rumit.
"Aku nyerah" bisik Aila lirih dengan senyuman mirisnya dan disertai air mata yang mengalir deras tanpa adanya isakan.
Mereka menatap kepergian Aila dalam diam.
****
Brak!
"DIMANA ANAK SIALAN ITU?!" Raungan yang penuh dengan amarah itu, berhasil membangunkan Aila.
Baru saja dia membuka matanya, rahangnya langsung di cengkram kuat oleh kakaknya, Kean.
Aila mengernyitkan dahinya guna menahan ringisan. Seluruh tubuhnya saat ini sudah dipenuhi dengan luka akibat siksaan yang ia terima selama 1 minggu sejak ia berada diruang bawah tanah ini.
"K-kakak"
Plak!
Aila memejamkan matanya seakan menikmati rasa nyeri di pipinya akibat tamparan keras dari sang kakak. Walaupun begitu, rasa nyeri dihatinya tidak bisa dibandingkan dengan apapun.
"GARA GARA ULAH LO! KEIRA JADI KOMA SIALAN!"
Dugh!
Aila terpental cukup jauh saat Kean menendang tubuhnya dengan tidak manusiawinya. Tatapan sayu Aila terarah pada seorang pria yang sedari tadi hanya diam seolah menikmati penderitaannya.
Xavier.
Pria yang berstatus sebagai papa nya.
Pria yang pernah menciumnya disaat ia terlelap.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M BABY?!
General Fiction"Aku sangat berterimakasih padamu karna sudah mengenalkan berbagai macam luka padaku hingga membuat hatiku mati rasa" "Kau memberikan ku cinta untuk pertama kalinya, tapi kau juga yang memberikan luka pertama untukku" "Tolong izinkan aku untuk mem...