Tandai typo√
Happy reading~
_____________________________"Kau sedang apa, Guru?" tanya Aila, menatap bingung Zeon yang kini tengah meneliti telapak tangannya.
Pria itu mengalihkan pandangannya pada Aila yang terlihat sedikit tersentak karna tatapan dinginnya.
"Kau bertemu dengan siapa?"
Aila terdiam.
Apa dia harus jujur pada Gurunya jika dia sempat bertemu dengan Dewa Naga yang dirumorkan oleh para manusia?
Tapi apa dia percaya dengan ucapannya? Terlebih lagi dia hanya anak kecil yang berusia 5 tahun. Siapa yang akan percaya dengan ucapan anak kecil sepertinya?
"Jangan katakan padanya, Aila"
Aila tersentak dari lamunannya.
Suara itu?
Itu suara Dewa Naga.
"Tapi kenapa? Bukan kah aku harus jujur pada Guru ku sendiri?" tanya Aila lewat batinnya.
"Jangan percaya pada siapa pun, termasuk Guru mu. Kau lupa dengan perjanjian kita?"
Aila kembali bungkam.
Dewa Naga membuat perjanjian padanya. Tidak ada yang boleh tau mengenai keberadaannya tanpa seizinnya. Jika Aila melanggar, dia akan kehilangan ayahnya.
Sialan.
Hampir saja dia melupakan perjanjian itu.
"Kau tidak ingin menjawab pertanyaan ku?" tanya Zeon yang membuat Aila sadar dari lamunannya.
"Aku tidak bertemu dengan siapa siapa selain ayahku dan penghuni mansion Lucius. Dan hari ini, aku bertemu dengan semua orang yang ada di cas-
"sudah cukup" sela Zeon yang mulai jengah dengan ocehan Aila.
Aila mengerucut kan bibirnya kesal. Dia beralih menarik tangannya yang masih di genggam oleh Zeon.
Zeon memicingkan matanya saat menangkap sesuatu di pergelangan tangan Aila. Dengan cepat, dia kembali menarik tangan Aila hingga membuat sang empu tersentak kaget.
"Ada ap-
"Dari mana kau mendapatkan ini?" tanya Zeon, menyela protesan Aila yang kini mengernyit bingung.
"Gelang ini" Zeon tidak mengalihkan tatapannya dari gelang hitam milik Aila.
Aila melirik gelangnya.
"Oh.. Itu-
"Dari mana kau mendapatkannya?!" bentak Zeon tanpa sadar.
Aila sontak menjauh dari Zeon yang terlihat menyeramkan. Rahang pria itu mengetat, dan tatapan datarnya kini menajam.
Zeon tidak membiarkan Aila pergi. Pria itu menahan bahunya dan membungkuk, menatap lekat gadis kecil itu.
Mereka berdua saling bertatapan. Mata hitam Zeon mampu menghanyutkan Aila. Hingga dia mengernyitkan dahinya saat kepalanya terasa berdenyut.
"Clairin! Jangan berlari!"
"Hahaha ayo tangkap aku!"
Suara asing mulai bermunculan.
"Tertangkap! Gadis nakal"
"Hahaha hey! Hentikan! Ini geli"
"Aila" panggil Zeon yang mulai menyadari keanehan dari muridnya.
Gadis kecil itu menarik rambutnya guna meredakan rasa nyeri di kepalanya. Namun bukannya menghilang, rasa sakitnya kian membesar.
"Apa kau mencintaiku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M BABY?!
General Fiction"Aku sangat berterimakasih padamu karna sudah mengenalkan berbagai macam luka padaku hingga membuat hatiku mati rasa" "Kau memberikan ku cinta untuk pertama kalinya, tapi kau juga yang memberikan luka pertama untukku" "Tolong izinkan aku untuk mem...