"Bukannya bubu udah pesen jangan ninggalin bakal menantu bubu sendirian?! Apa yang ada di otak kalian hahh! Mau bubu batalin perjodohannya?!"
Marah taeyong. Keenam pemuda Jung yang pada awalnya menundukkan kepala mereka itu seketika mendongak lalu menggeleng heboh saat mendengar penuturan sang bubu untuk membatalkan perjodohan mereka dengan si bayi.
"Bubu gak mau tahu, pokoknya ini kali terakhir kalian ninggalin haechanie bubu sendirian! Kan udah bubu pesenin.. Sesibuk apapun kalian, jangan pernah ninggalin haechanie sendiri! Liat kan apa yang jadi!"
Taeyong menghela nafas sejenak sembari memijat pelipisnya. Keenam pemuda jung itu hanya diam dan kembali menundukkan kepala mereka merasa bersalah dan marah pada diri sendiri atas apa yang telah menimpa si bayi.
"Mark! Kamu lebih peduli sama meeting berbanding calon istri kamu sendiri?! Cih, bubu jadi ragu mau jodohin kalian sama haechan. Apa lebih baik bubu jodohin haechanie sama sungchan aja-"
"JANGAN!" Teriak keenam pemuda jung itu serentak membuat taeyong sedikit tersentak lalu memutar bola matanya jengah.
"Ck! Sebagai hukuman, haechanie bakalan bubu bawa buat tinggal sama bubu selama seminggu. Dan selama itu juga kalian dilarang keras buat ketemu sama haechanie. Bubu gak terima bantahan!"
Setelah berkata demikian, taeyong langsung berjalan keluar dari mansion mark sembari menghentakkan kakinya kesal tanpa mempedulikan keenam anaknya yang mulai melontarkan segala macam protes.
.
.
.
.
.
"Bagaimana dengan haechanie? Sudah sedar?" Tanya taeyong pada xiaojun seraya berjalan memasuki kamarnya.
Di atas kasur empuk itu terlihat si bayi yang terbaring lemah dengan mata indahnya yang masih tertutup ditemani xiaojun yang duduk di sofa berdekatan kasur.
"Masih belum sedar, bubu.." Jawab xiaojun lirih sembari ikut berjalan mendekat pada kasur dimana haechan terbaring.
Ia lalu mendudukkan dirinya dikursi yang berada di samping kasur sementara bubu mendudukkan dirinya di samping haechan.
"Sudah kabari mae sama daddy nya?"
"Hendery udah kabarin seluruh keluarga besar Seo malah.. Kata mereka, biar mereka yang urusin-
"Eungh.."
Ucapan xiaojun terpotong, mereka berdua langsung memusatkan perhatian pada haechan yang barusan mengeluh lirih dengan keningnya yang terlihat berkerut dalam. Taeyong dengan sigap mengusap lembut surai madu itu berusaha menyalurkan ketenangan.
"Haechanie? Ada yang sakit hm? Bilang pada bubu mana yang sakit sayang.."
Mata boba si bayi yang sudah terpejam selama 3 jam itu perlahan terbuka mengerjap kecil menyesuaikan cahaya yang berebut memasuki retina indahnya.
Bibir mungil yang terlihat pucat itu mengeluarkan ringisan pelan ketika merasakan sakit disekujur tubuhnya terutama dibahagian tangannya yang sekarang sudah terbalut perban.
"Sakit ya sayang.. Maafin bubu ya.. Maafin anak-anak bubu.. Kalo mereka gak ninggalin chanie sendirian, pasti-"
Ucapan taeyong terpotong ketika ia merasakan tangannya digenggam lemah oleh tangan mungil si bayi yang tidak terbalut perban.
Mata sayu itu menatap dalam pada taeyong seolah-olah mengatakan jika ia baik-baik saja.
"Ha-haus.." Lirih haechan dengan suara seraknya setelah mengalihkan tatapannya pada xiaojun yang sedari tadi hanya diam menatapnya dengan tatapan sendu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Our Priority
RomantikLee Haechan, bocah imut nan polos yang menjadi priority keenam anak-anak Jung. Apapun akan mereka lakukan jika itu dapat membuat bayi beruang mereka bahagia. . . . SLOW UPDATE ʘ̥﹏ʘ - Lapak haechan harem ! - Haechan x Dreamies - Homophobic nagajuseye...