12 - Baikan

6.9K 430 23
                                    













Keenam pemuda jung itu kini terlihat menatap sendu pada si bayi yang terbaring lemah di atas kasur mark dengan infus terpasang di punggung tangan kirinya.

Semasa diperiksa oleh dokter, haechan sudah tidak sedarkan diri.. Jadi, sang dokter menyarankan supaya bayi beruang itu diinfus. Dan ini sudah 2 jam lamanya si bayi tidak membuka matanya.

Sungchan terlihat duduk di sofa kamar mark dengan tatapan kosong. Tadi chenle bahkan sempat memerintahkan sang jaguar dan sang black panther untuk mengejar sungchan.

Jeno juga sempat membogem wajah tampan itu. Lihat saja, sudut bibir pria bongsor itu sudah terdapat memar yang mulai membiru sekarang.

Sungguh, pemuda itu merasa bersalah bukan main. Kerana gurauan berlebihan darinya, haechan sampai seperti ini. Walaupun ia tidak niat sama sekali, tetap saja haechan seperti ini kerananya. Pasti haechan akan membencinya setelah ini.

Sungchan menghela nafas pasrahnya. Pemuda itu lalu bangkit dan berjalan keluar dari kamar mark dengan lesu tanpa mengatakan apa pun.

Tepat beberapa saat setelah sungchan menutup pintu kamar itu, lenguhan lirih yang berasal dari si bayi terdengar. Membuat keenam pemuda jung yang mendengar itu seketika mendekat lalu memeriksa keadaan haechan.

Mata sayu itu terlihat mengerjap pelan, berusaha menyesuaikan cahaya yang berebut memasuki retina matanya. Tangan mungil si bayi juga kini terlihat membalas lemah genggaman tangan jisung padanya.

"Baby? Ada yang sakit? Nih minum dulu yaa.."

Plak!

"Sabarlah! Dia baru saja membuka matanya!" Marah renjun pada jeno setelah menggeplak belakang kepalanya. Tidak sabar sekali, biarin haechan ngumpulin kesedarannya dulu kek. Ini malah langsung disuruh minum.

Jeno menggaruk tengkuknya canggung seraya meringis pelan. Ia hanya khawatir plus bahagia kerana si bayi sudah sedar dari tidurnya.. Tapi sepertinya ia terlalu gegabah ya? Hehe~

Sementara jaemin terlihat mengusap lembut surai madu haechan, dan mark sedang menanyakan keadaan si bayi sekarang dengan pelan.

Setelah memastikan keadaan haechan sudah stabil, barulah mark mengarahkan jeno supaya membantu haechan untuk minum.

Selesai dengan minumnya, haechan diarahkan untuk kembali berbaring supaya bisa beristirahat. Haechan hanya menurut, ia juga masih merasa lemas sekarang.

Namun ketika sudah kembali berbaring, kening haechan berkerut bingung dengan jantung yang berdegup laju ketika merasakan perih pada punggung tangannya.

Dengan pelan bayi beruang itu mengangkat tangan kirinya untuk ia periksa. Mata sayu itu sudah berkaca-kaca terlebih dahulu, berharap jika tekaannya adalah tidak benar sama sekali.

Tetapi harapannya hanyalah sebuah harapan. Bibir pucat si bayi mulai mencebik ingin menangis dengan air mata yang susah mengalir keluar.

Keenam pemuda jung yang melihat itu tentu saja dibuat panik bukan main. Nangis lagi bayi beruang mereka.

"Hiks.. ta-tangan echan.. ke-kenapa ada jarumnya? Kan echan ndak nakal~ Huaaaa!!"

Mark dengan sigap membaringkan tubuhnya tepat di samping si bayi lalu langsung membawa tubuh lemas itu dengan penuh hati- hati untuk ia baringkan di atas tubuhnya dengan posisi saling berhadapan.

Haechan seketika menghentikan tangisannya setelah tubuh mungilnya berada di atas tubuh mark. Mata sayu itu menatap memelas pada mark yang terlihat merapalkan kata-kata penenang sembari mendekap erat tubuhnya.

Our PriorityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang