11 - Kucing Besar

7.5K 449 26
                                    












Haechan seketika menghentikan tangisannya. Mata sembab itu menatap polos pada si kucing besar yang terlihat sedang menjilat-jilat tangannya yang terjulur ke dalam sangkar.

Sementara renjun dan jeno membulatkan mata mereka, menatap tidak percaya pada kejadian yang terjadi di hadapan mereka saat ini.. Mark dan Jaemin yang baru menyusul kerana mendengar teriakan haechan juga ikut membulatkan mata kaget.

Bagaimana bisa? Lihatlah sorot mata sang black panther yang selalunya tajam dan penuh ancaman itu kini terlihat menampilkan pandangan pujanya pada si bayi.

Sang jaguar yang sedari tadi hanya memperhatikan kini juga ikut bangkit lalu berjalan mendekati haechan yang masih menempel erat pada besi sangkar.

Hewan buas itu membaringkan tubuh gagahnya tepat di hadapan haechan lalu menggeram serta menyorot tajam pada para pemuda jung yang terlihat menatap ke arah mereka.

Seolah-olah ia sedang memperingati para pemuda itu supaya tidak mendekat dan mengambil haechan dari hadapannya.

Mark yang melihat itu sama sekali tidak peduli. Dengan langkah lebarnya, si sulung jung itu bergerak mendekati si bayi kemudian langsung menarik pelan tubuh mungil itu dan membawanya ke gendongan koalanya.

Haechan sempat tersentak kecil, tetapi ketika melihat orang yang menggendongnya adalah mark, ia sama sekali tidak protes. Yang penting bukan renjun yang menggendongnya.

Mark mengabaikan geraman marah yang dilontarkan dari kedua hewan buas itu. Ia lebih memilih untuk membawa haechannya kembali memasuki mansion setelah membalas tatapan kedua hewan itu dengan jelingannya.

"Kenapa menangis hm? Ayo cerita sama hyung." Ujar mark dengan nada lembutnya seraya mengusap pelan punggung si bayi yang kini terlihat menumpukan dagunya pada bahu lebar mark.

"Echan ndak mau dihukum injunie~ Echan ndak nakal, echan cuma mau main.. hiks.." Lirih haechan seraya kembali terisak. Mata sembabnya menatap sayu pada jaemin yang sedang berjalan di belakang mark.

"Sstt ssttt~ Sudah ya menangisnya.. Renjun ga bakalan ngehukum chanie kok. Hyung janji deh. Sekarang chanie mandi dulu ya? Setelah itu nanti kita main sama hewan tadi, mau?" Bujuk mark pelan seraya terus melangkahkan kakinya menuju kamar yang berada di lantai dua.

Ketiga kembar jung yang ikut menyusul si bayi dari belakang mark itu langsung mengernyitkan kening mereka apabila mendengar penuturan yang dilontarkan oleh mark.

Ini beneran? Mark mau membiarkan bayi beruang mereka bermain dengan kedua hewan buas itu? Apa yang ada di pikiran mark sebenarnya?

.

.

.

.

.

.


Setelah bayi beruang itu selesai membersihkan dirinya, ia langsung menagih janji mark tadi. Tangan kecil haechan terlihat menarik-narik mark dengan tidak sabaran untuk segera turun ke lantai bawah.

Padahal mata bayi beruang itu sudah terlihat sangat sayu dan memerah sekarang, jelas sekali jika si bayi sedang berusaha menahan kantuknya.

Ketika haechan ingin menapaki kaki kecilnya di area tangga, mark seketika menahan tubuh mungil itu, tanpa aba-aba ia langsung menggendong si bayi ala koala lalu melangkahkan kakinya menuju lift yang terletak tidak jauh dari tangga.

Haechan tidak protes, ia memilih menyandarkan pipi bulatnya pada bahu kokoh mark seraya mengucek kasar matanya yang terasa berat.

"Eungh.. mata echan kenapa ndak mau buka.." Gumam haechan lucu.

Our PriorityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang