2.

193 114 30
                                    

Sesampainya di rumah sakit Dend segera mendapat perawatan dari tim medis. Ia di haruskan rawat inap dikarenakan kondisinya yang melemah.

Dend masih tak sadarkan diri akibat pengaruh obat bius yang disuntikkan kepadanya, namun dari alam bawah sadarnya, ia kembali melihat FourthEver tengah berkumpul, dia melihat jelas wajah Aca, Aiden, Abraham, dan juga Grizel mereka tampak sedang bersenda gurau, namun saat Dend hendak menghampiri mereka, ada sebuah suara memanggilnya.

"Dend .." lirih suara itu

Dia berbalik dan ada Alletha dibelakangnya

"Sayang, itu mereka sayang, ayo kita samperin mereka" ucap Dend mengarahkan tangannya ke arah FourthEver namun ia begitu terkejut ketika apa yang di tunjukkan nya menghilang

Dend merasa kebingungan, ia berbalik ke arah Alletha dan alletha hanya tersenyum kemudian sebuah cahaya putih menghampirinya, membuat ia merasa silau, kemudian semua bayangan itu hilang dari memorinya.

"Aca.. ca.. aca" ucap Dend setengah berteriak sembari membuka matanya, nafasnya sedikit terengah engah namun badannya terasa sangat lemas, bahkan nyeri di badannya masih terasa kuat.

Dend memperhatika sekelilingnya, dia melihat infus di tangannya, dia merutuki dirinya sendiri.

"Lemah lu Dend, ga guna lu, ngejagain temen-temen lu aja lu gabisa, arghh" Dend menjambak rambutnya sendiri kemudian memukul tempat tidurnya kasar.

Ditengah tengah amarahnya, ponselnya berdering terus menerus banyak sekali notification yang masuk di handphonenya.

Ia sekuat tenaga meraih ponselnya, dan membukanya matanya terkejut ketika melihat kalender handphone nya, bagaimana mungkin ia bisa tak sadarkan diri selama dua hari, tapi satu hal yang tak kalah menyita perhatiannya adalah notifikasi dari kantornya, mereka mengabarkan bahwa DB Corp sedang tidak baik" saja mereka mengalami penurunan saham yang cukup drastis, banyak Investor membatalkan kerjasama dan menarik modalnya dari kantor Dend.

Tak berhenti disitu tanpa dia sadari banyak cabang perusahaan nya yang terpaksa harus gulung tikar dan juga demo karyawan tentang penunggakan gaji dimana-mana, tubuh Dend merasa semakin tak bertenaga, ia merasa benar-benar gagal saat ini.

Saat ia tengah terfokus pada ponselnya, ada seseorang yang membuka pintu ruang rawatnya, mata dend teralih pada pintu tersebut, sekilas senyumnya kembali saat mendapati Alletha sang kekasih datang menghampirinya.

"Sayang.." panggil Dend

"Kamu apa kabar? udah baikan?" tanya Alletha

"Aku baik-baik aja kok, cuma sedikit ngilu aja" jawab Dend sambil memegang tangan Alletha namun Alletha menepis kasar tangan Dend

"Sayang kamu kenapa hey?" tanya Dend kebingungan

"Aku mau kita putus Dend" ujar Alletha

Perkataan Alletha tentu saja membuat dada Dend terasa sesak, ini lebih buruk dari mimpinya tadi, bagaimana mungkin masalah mendatanginya secara bersamaan disaat kondisinya seperti ini. Apakah waktu benar-benar tidak mengijinkannya beristirahat walau hanya sebentar?

"T-tapi kenapa? Aku ada salah? Aku minta maaf kalau aku salah sayang, tolong jangan tinggalin aku, aku mohon, kita perbaikin semuanya ya, aku janji sama kamu aku bakal fokus sama kamu, tolong" ucap Dend memohon kepada sang kekasih.

"Maaf dend, aku gabisa mungkin ini yang terbaik" ucap Alletha pada Dend

"Tapi sayang" ucapan Dend tiba² terhenti ketika melihat, Alletha melepas cincin pemberiannya dan meletakkannya di genggamannya.

Alletha kemudian berlalu meninggalkan Dend, Dend dengan susah payah memaksakan tubuhnya untuk bangun melepas infusnya secara kasar demi mengejar Alletha, namun kondisinya tak bisa berbohong, ia benar-benar lemah saat ini bahkan kakinya susah untuk dipaksa berjalan yang membuatnya jatuh di samping ranjang pasiennya.

Dend berteriak memanggil Alletha, ia berusaha mengabaikan semua rasa sakitnya, namun usahanya sia-sia, Alletha tetap meninggalkannya. Dokter dan Suster yang mendengar teriakan Dend segera bergegas keruangan Dend dan membantunya untuk kembali ke ranjang pasienya.

Dend menolak untuk tetap tinggal di rumah sakit, ia memilih untuk pulang paksa, dokter tak bisa mencegah keinginan Dend. Ia bersikeras untuk pulang, akhirnya setelah mengurus semua administrasi, Dend diizinkan pulang menggunakan tongkat untuk membantunya berjalan.

Dend segera menyetop taxi di depan rumah sakit untuk mengantarnya pulang ke rumah.

****

Aca cs kini sudah kembali ke kota, awalnya mereka hanya ingin mengambil beberapa barang yang tertinggal di rumah mereka, namun ntah angin apa yang masuk ke jiwa mereka, mereka memutuskan untuk menginap beberapa waktu, niatnya besok mereka akan membersihkan basecamp yang lama mereka tinggalkan.

"Eh guys besok jadi kan bersih² basecamp" tanya aca, mereka kebetulan mereka sedang berkumpul di rumah Aca

"Jadi dong" jawab Grizel

"Iya jadi sayang" jawab Aiden

"Dih najis lu sayang²" ujar Aca

"Guys, Guys, Guys Hot News, ini Hot News" ucap Abraham tiba²

"Apasih lu kek lambe turah aja Hot News" sewot Grizell

"DB Corp Bangkrut njir" ujar Abraham

"HAH???" Ucap ketiga temannya berbarengan

"Jangan ngaco deh lu" ujar Aca

"Makanya punya hp tuh di liat sayang" ucap Abraham mencolek lengan Aca

Seketika semuapun langsung membuka ponselnya dan melihat beberapa kabar berita yang sedang trending, ternyata apa yang dikatakan Abraham adalah benar, banyak sumber yang mengatakan bahwa DB Corp mengalami kebangkrutan dan mulai melelang beberapa sahamnya.

"Anjir kok bisa ya, DB Corp sampe down kek gitu" ujar grizell

"Aslii, tapi Dend belom konfirmasi apapun, jangan-jangan cuma hoax" ujar Aiden

"Tapi kalo hoax, masa beritanya sebanyak ini den, hampir semua sumber loh yang ngeberitain hal ini" lirih Aca

"Dend kemana ya?, kok dia belum ada konfirm apapun" ujar Abraham

"Ntahlah, gak biasanya Dend begini, dia kan yang paling sigap biasanya" jawab Aca

"Bener, atau jangan-jangan terjadi sesuatu sama Dend" sahut Aiden

Ucapan Aiden seketika langsung mendapat lirikan tajam dari Aca, dan mendapat sikutan kode dari Abraham

"Kalo ngomong jangan asal jeplak, inget ucapan adalah doa bege" Ujar aca, membuang tatapannya

"Sorry" ucap Aiden cengar cengir

Aiden dan Abraham hendak pulang ke kost mereka, tapi hujan tiba-tiba turun dengan derasnya, membuat keduanya terpaksa harus stay dan menginap di rumah aca bersama dengan grizell malam itu.

*****

Dend tiba di rumahnya, hujan deras mengguyur tubuhnya saat ia turun dari taxi, satpam yang melihat kehadiran Dend segera membukakan pintu, dan memayungi Dend untuk masuk menuju ke rumahnya, dia juga membantu Dend untuk berjalan masuk.

"Makasih ya pak" ucap Dend tersenyum ke arah satpamnya

"Sama-sama mas, saya balik ke pos dulu" ujar sang satpam

"Iya pak" sahut Dend

Saat sang satpam itu beranjak dari hadapannya, Dend hendak memasuki rumah, namun langkah nya terhenti ketika mendengar kedua orang tuanya bertengkar.

"Mama mau kita pisah, apa kata temen-temen mama kalau tau perusahaan kita bangkrut" ucap sang mama

"Enak aja kamu, gabisa gitu dong, kalau kita pisah aku mau harta gono gini ini di bagi rata" ucap sang papa

"Enak aja, kalau kamu mau harta gono gini kamu harus bayarin biaya panti nya dewa dong" sahut sang mama

"Ini semua gara-gara anak kamu yang ga berguna itu" balas sang papa

"Enak aja kamu nyalahin aku, anak kamu juga itu" ujar sang mama tak mau kalah

DEGG!!!!

Jantung Dend seperti berhenti seketika, bahkan kedua orang tuanya kini tak mau mengakuinya padahal disaat seperti ini support orang terdekat sangat dibutuhkan Dend, bahkan yang tak bisa ia bayangkan, kedua orang tuanya tega mengirim adiknya ke panti asuhan.


.

.

.

.

.


Nahloh gimana kelanjutan ceritanya yah? apa dend bakal ketemu FourthEver.

Like Crazy : Special ChapterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang