9.

153 61 74
                                    

Sepanjang perjalanan mereka selalu di penuhi canda tawa, hingga kini energi mereka mulai terkuras, dend sudah terlelap di sandarannya. Sementara Aca masih terjaga, karena dia harus mengawasi dua bayi saat ini.

Aca merasakan sebuah cairan menetes di tangannya, dia langsung menatap ke arah Dend, dia melihat keringat dingin di dahi Dend bercucuran begitu bebas.

Aca membangunkan grizel, dia menitipkan dewa yang tengah tertidur di jok belakang di pangkuan grizel.

"Ham, di depan berhenti bentar ya" ucap aca sembari mengusap keringat Dend dengan tangannya

"Oke ca, Dend kenapa?" tanya Abraham

"Kayaknya dia mabuk perjalanan" ucap Aca

"Oh ok ok" ujar Abraham

Abraham segera menepikan mobil di pinggiran jalan yang tampak sedikit sepi, aca langsung memindahkan kepala Dend untuk bersandar di jok kursi, kemudian dia bergegas keluar menyiap kan tongkat Dend, dan membuka pintu disamping Dend.

"Hey bangun hey" ucap aca menepuk pelan pipi dend

Mata Dend terbuka namun ia tak sanggup berbicara karena ia menahan mual yang dirasakannya.

"Mual ya, yuk sini keluarin dlu" ucap Aca sembari menatap Dend, saat aca hendak menyiapkan tongkat Dend mencegah tangan aca

"Kamu aja yg bantuin" ucap Dend sambil menahan rasa mualnya

"Emang ya The King of Modus" ujar Aiden lirih

Dend hanya tersenyum tipis, aca segera membantu Dend untuk turun dan memapahnya ke tepi jalan.

Dend langsung mengeluarkan semua isi perutnya, dia sudah mulai sedari tadi, sementara Aca sedang memijat pelan lehernya.

Badan Dend yang memang belum pulih nyaris saja ambruk namun aca sudah sigap menangkapnya, Dend tersenyum sekilas, Aca segera memapahnya kembali ke mobil, kemudian membantunya untuk masuk dan duduk kembali.

Aca segera kembali ke posisinya dan langsung menggosokkan minyak angin perut Dend dan bagian di bawah hidung untuk di hirup.

"Kita jalan lagi" ucap aca kepada Aiden kini yang mendapat giliran menyetir

Aiden hanya mengangguk dan melajukan mobil mereka melanjutkan perjalanan mereka.

"Ca, si Dend aman? Mukanya pucet gitu" tanya Abraham

"Kamu masih kuat?" tanya aca kepada Dend

Dend hanya mengangguk pelan mengiyakan perkataan aca

"Lu yakin Dend, kita masih 6-7 jam lagi perjalanannya" ucap Abraham memastikan

"Aman" lirih Dend

"Ca, gua perhatiin dari kemarin tuh tangannya Dend yg di perban bengkaknya belum ilang juga, coba cek deh" ucap Abraham sembari memberi kode kepada Dend

"Lah iya juga" ucap Aca, saat aca menunduk dengan cepat tangan Dend merengkuh aca kepelukannya

Abraham dan Aiden hanya tersenyum melihat kepekaan Dend yang begitu tinggi terhadap kode yang di berikan.

"Ish modus ya" dumel aca

"Sebelum dewa bangun" ucap Dend sambil mengusap rambut aca lembut

Aca hanya menggelengkan kepala, ia segera membuka perban dend untuk mengobatinya, Aca sedikit terkejut melihat luka di tangan dend, luka seperti bekas terkena serpihan kaca membuat aca mendongakkan kepalanya, dan di balas senyuman oleh dend.

"Hish kamu tuh ya ada aja kelakuannya"dumel Aca

"Biar bisa dimanja kamu" ucap Dend sembari tersenyum namun matanya masih terpejam

Like Crazy : Special ChapterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang