****
Malam berlalu begitu saja, Dend membuka matanya dan mendapati cahaya matahari sudah menembus masuk ke kamarnya, ia melihat sekeliling tampak sepi.
Ia berusaha menggerakkan tubuhnya perlahan untuk merubah posisinya menjadi duduk. Tidak bisa di pungkiri ngilu di luka memarnya masih sangat terasa setiap dend bergerak.
"Aca..." ucap Dend dengan lirih namun tak ada sahutan
Dend mengernyitkan keningnya, tidak biasanya rumah se sepi ini, kemana FourthEver.
Pikiran negatifnya mulai menguasai otaknya, ia berfikir apakah FourthEver sudah meninggalkannya untuk kedua kalinya?
Dengan sekuat tenaga ia mencoba menggerakkan kakinya turun, meskipun rasa sakit harus di tahannya, ia tidak peduli ia harus memastikan FourthEver masih bersamanya.
Saat Dend mencoba berdiri dengan berpegangan meja disampingnya, ia gagal ia malah jatuh terduduk membuat semua badannya merasa nyeri dan ia merintih kesakitan.
Mendengar rintihan dend, grizel yang baru saja selesai berganti baju segera menghampiri Dend.
"Dend astaga"ucap Grizel menghampiri Dend dan membantunya berbaring kembali
"Zel..." lirih Dend, menatap grizel
"Lo ngapain? Lo masih lemah Dend, Lo mau kemana?" tanya Grizel
"G-gua cari kalian, gua takut kalian ninggalin gua lagi, gua panggil gaada yang nyaut" ucap Dend sembari mendesis kesakitan
"Huft, sorry ya gua lagi mandi, Aiden sama Abraham lagi nyari sarapan" ucap Grizel menjelaskan
"Aca?" tanya Dend
"Aca keluar gatau deh kemana, td dia bilang ada urusan sebentar, gatau deh gua urusan apa" ucap Grizel
Dend hanya mengangguk pelan, seakan mengerti dengan ucapan grizel.
Tak berselang lama, Aiden dan Abraham datang membawa beberapa bungkus makanan.
"Eh Dend, udah bangun Lo" tanya Aiden
"Iya udah" jawab Dend tersenyum
"Tadi si Dend hampir jatoh tau, untung gua denger" jawab Grizel
"Loh kok bisa?" tanya Abraham
"Gua cari kalian, rumah sepi, gua takut kalian pergi lagi" ucap Dend
"Aaaa so sweet" ujar Aiden memeluk Dend, namun ditarik grizel
"Geli anjir" ucap grizel pada Aiden
"Tapi gak sampe lecet kan? Sumpah jangan sampe Dend lecet dah, atau kalian bakal di mangsa singa betina" ucap Abraham
"Ihhh takuttt" ujar Grizel diiringi gelak tawa dari kedua temannya
Dend hanya menggelengkan kepalanya sembari tersenyum melihat kelakuan teman-temannya, hatinya terasa sedikit lebih tentram sekarang.
"Ehh makan yuk" ajak Grizel
"Oh iya, yuk laper gua" ucap Abraham
"Dend, lu mau makan sendiri apa disuapin?" tanya Aiden
"Gua makan sendiri aja" ucap Dend
"Ya kalo disuapinnya ama lu, gua juga ogah" ucap Grizell
"Nah, kecuali kalo yg nanya si aca gua yakin jawaban dend kagak begitu" timpal Abraham
"Kit heart dede" ucap Aiden
"Alay" ucap Abraham dan Grizel bersamaan
Mereka semua segera menyantap nasi bungkus di yang menjadi menu sarapan mereka pagi ini, namun berbeda dengan dend, untuk meneguk sesuap saja dia seperti kesusahan dan kadang meringis kesakitan, Grizel yang melihat itu segera meletakkan makanannya dan membantu Dend.
KAMU SEDANG MEMBACA
Like Crazy : Special Chapter
Novela Juvenil" Anak gatau di untung kamu, Dend" ujar sang mama " Emang anak gak berguna, ngurus satu perusahaan aja ga becus kamu" tambah sang papa " M-maaf " lirih Dend . . . . . " Aku gabisa, maafin aku mungkin ini yang terbaik " ujar Alletha " Tapi sayang "...