****
Di perjalanan menuju rumah sakit, Dend sempat membuka matanya, dia menatap aca dengan sangat lekat, dia seperti ingin mengatakan sesuatu, namun kondisinya benar-benar lemah saat ini.
"Jangan banyak bicara dulu ya, kamu masih belum stabil" ucap aca sambil mengusap pipi Dend
Dend hanya mengangguk, sesekali dia melihat dewa, yang tak sadarkan diri, kemudian menatap aca seakan menanyakan tentang keadaan Dewa.
"Dewa, kayaknya keracunan, orang gila itu emang minta di hajar sama di cincang sih" dumel Aca
Dend hanya tersenyum melihat aca yang tengah ngedumel, rasanya sudah lama tak mendengar ocehan aca di depannya. Dend mengusap lembut punggung tangan Aca.
Tak berselang lama, mereka sampai di rumah sakit bahkan di luar prediksi Aca, jarak tempuh 15 menit berhasil di selesaikan selama 8 menit saja oleh Abraham.
"Lo emang paling bisa di andelin kalo soal begini" ucap aca sembari tersenyum ke Abraham
Kedatangan mereka langsung disambut beberapa suster dan dokter lain, dengan sigap mereka membantu Aca dan Abraham menurunkan Dend dan Dewa kemudian membawa mereka ke ruangan Private dengan fasilitas super duper lengkap yang disiap orang tua Aca.
"Lo pegang Dend, gua pegang Dewa" ucap Abraham di dalam ruangan itu
"T-tapi?" ujar Aca dengan ragu
"Tittle lo itu spesialis bedah dan organ dalam, tittle gua spesialis Anak, lo jangan kebanyakan mikir" ucap Abraham
"Iya iya bawel lo" ucap Aca
Mereka segera menangani Dend dan Dewa, mereka tampak fokus dengan alat masing-masing namun sialnya Aca mendapat kendala karena kondisi Dend yang semakin menurun, Aca dibuat frustasi dengan keadaan ini, ia refleks menggebrak meja di sampingnya pelan.
"Ga guna lo gebrak meja begitu, Lo harusnya cari solusi bukan gebrak² meja" lirih Abraham
Mendengar hal itu aca segera melepas handstone nya dan langsung meninggalkan ruangan tersebut.
Di luar sudah banyak yang menunggu kabar dari Aca, ada kedua orangtuanya, Grizel, dan Aiden, melihat aca yang keluar ruangan dengan tampang frustasi mereka segera beranjak dan mendekati Aca.
"Ca, gimana?" Tanya Aiden
"Dend, kehilangan banyak darah dia kritis dan butuh transfusi sekarang juga" lirih aca
"Dia golongan darah apa sayang?" ucap sang mama
"AB Rhesus negatif" jawab Aca
"God, Damn it itu langka" ujar Grizel dengan nada frustasi
"Gua juga tau itu, di rumah sakit ini bahkan gaada stock gua bingung harus cari kemana" ucap aca
"Mommy coba telfon beberapa kenalan mommy ya sayang siapa tau ada yang bisa jadi pendonor buat Dend" ucap sang Mommy
"Gua juga bantu cari ya ca" tanya Grizel
"Gua juga, lo tenang aja" ucap Aiden
"Daddy akan share di beberapa kolega daddy sayang" ucap sang Daddy
"Makasih banyak ya"ucap Aca dengan sedikit senyuman di wajahnya
****
Sementara itu di dalam ruangan, Abraham yang tengah fokus dengan Dewa dibuat terkejut dan tak percaya dengan kondisi Dewa, Aca benar jika saja tadi ia terlambat membawa Dend dan Dewa tiba di rumah sakit, mungkin saja nyawa mereka tidak akan pernah selamat.
"Orang tua sakit jiwa, bisa-bisanya mereka suntikin bisa ular ke tubuh anak mereka sendiri" ucap Abraham
Abraham nampak iba dengan keadaan dewa, berkali-kali ia menciumi kening dewa dan mengusap rambutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Like Crazy : Special Chapter
Teen Fiction" Anak gatau di untung kamu, Dend" ujar sang mama " Emang anak gak berguna, ngurus satu perusahaan aja ga becus kamu" tambah sang papa " M-maaf " lirih Dend . . . . . " Aku gabisa, maafin aku mungkin ini yang terbaik " ujar Alletha " Tapi sayang "...