Aiden dan Abraham turun dari mobilnya dan bergegas masuk kerumah aca.
"Ca, ini.." ucapan Aiden terpotong ketika melihat Dend yg tersenyum ke arah mereka
"Dend!!" Aiden bergegas menghampiri dend, dan meletakkan kantong belanjanya dimeja samping tempat tidur dend, kemudian langsung memeluk Dend dengan erat.
Dend langsung meringis kesakitan karena ulah Aiden, beruntung aca disana langsung menjewer telinga Aiden membuat Aiden melepas pelukannya ke dend.
"Pelan-pelan bege, anak orang masih baru sadar, lu tau kan badan dia memar" ucap aca sembari menjewer telinga Aiden dan menjauhkannya dari Dend.
Aiden merintih kesakitan karena di jewer aca, Aiden melepas tangan aca dari telinganya dan menggosok telinga nya
"Sakit ca sakit, elah panas nih" dumel Aiden
"Lagian lu juga aneh² aja jadi orang" ucap aca
"Dend, syukurlah lo udah sadar bro, gua takut ada yg gila dadakan kalo lo kenapa²" ucap Abraham sembari mengusap pundak Dend
Dend hanya tersenyum melihat kelakuan ajaib teman temannya itu.
"Emang siapa yang gila?" Tanya Dend pada Abraham
"Ya siapa lagi Dend kalo bukan yg jewer Aiden" ucap Abraham menengok ke aca dan langsung mendapat cubitan di punggungnya dari aca
"Eh iya ca ampun ca ampun" ucapa Abraham sembari merintih kesakitan
"Dend, lu gak kangen kah sama kita semua, apalagi sama kembaran lu sendiri yang ganteng ini" ucap Aiden sambil menyisir rambutnya ke belakang
"Gausah di jawab, kasian kamu kalo punya kembaran kayak Aiden begitu" ucap aca.
Dend hanya tertawa pelan melihat mereka berempat, entah mengapa seakan akan semangat hidupnya kini kembali, Dend tak menampik bahwa kehadiran mereka adalah obat paling mujarab baginya saat ini.
"Gua kangen sama kalian, selama 6 bulan ini gua selalu cari kalian, gua frustasi pas kalian pergi, gua ngerasa gua kehilangan semuanya saat kalian gaada, gua minta maaf sama kalian ya" ucap dend sembari menahan rasa sakit di tubuhnya.
"Dend, jangan dipaksain ya kalo masih sakit" ucap Grizel
"Gua mohon kalian jangan pergi lagi ya" ucap Dend dengan raut wajah memelas
"T-tapi Dend" ucap Abraham lagi
"Gua udah gapunya siapa² lagi, dan gua udah gapunya apa² lagi selain kalian gua mohon" ucap Dend memohon sembari menggenggam tangan aca dan melirik mereka satu per satu.
"Jadi yang di berita itu bener Dend" tanya Aiden kepada Dend
"Terus orang tua lu gimana?" Tambah Grizel
Dend menarik nafasnya dan menghembuskan nya dengan berat, matanya tak bisa berbohong ada kegusaran dalam hatinya.
"Gausah di jawab ya kalo kamu belum siap" ucap Aca mengusap tangan Dend
Dend tersenyum sekilas
"Gapapa kok aku bisa, percaya kan?" Tanya Dend menatap aca, aca mengangguk mengiyakan
"Ekhemm panas ya" ucap Abraham
"Tau nih berasa laler" ucap Aiden
"Maaf, iya yang kalian liat di berita itu bener, DB Corp bangkrut, banyak investor yang kecewa sama BA baru kita, mereka mau nya kalian, dan orang tua gue..." Dend tampak ragu melanjutkan ucapannya
"Ada apa?" Tanya Abraham penuh rasa penasaran
"Mereka yang bikin gua kayak gini, gua minta maaf ya sama kalian atas nama mereka" ucap Dend pelan
KAMU SEDANG MEMBACA
Like Crazy : Special Chapter
Genç Kurgu" Anak gatau di untung kamu, Dend" ujar sang mama " Emang anak gak berguna, ngurus satu perusahaan aja ga becus kamu" tambah sang papa " M-maaf " lirih Dend . . . . . " Aku gabisa, maafin aku mungkin ini yang terbaik " ujar Alletha " Tapi sayang "...