****
Dend kini terdiam sendiri dalam kamarnya, dia menatap kosong langit² di kamar rawatnya.
Dia benci hal ini, dia benci kesendirian, dia benci kesepian, tapi Dend tak bisa berbuat apa-apa selain menyalahkan dirinya sendiri dengan apa yang terjadi padanya kali ini.
Dia bahkan menggerutuki dirinya sendiri, ntah mengapa rasanya saat ini dia benar-benar ingin menyerah, namun hal tersebut mendadak gagal karena ada dokter yang memasuki ruangannya.
"Selamat pagi, saya periksa dulu ya" ucap sang dokter
"Pagi dokter" balas Dend sembari mengangguk
"Oke, karena kondisi kamu sudah stabil, kamu boleh pulang hari ini, kalau begitu saya tinggal dulu ya" ucap sang dokter
Dend hanya mengangguk mengiyakan perkataan sang dokter, dan kemudian ia terdiam sejenak.
"Pulang? Kemana gua harus pulang?" Batin Dend sambil tersenyum miris
Ia segera beranjak dari ranjang pasiennya untuk merapikan beberapa barangnya.
Saat Dend tengah sibuk mempersiapkan barangnya, tiba-tiba segerombolan orang memasuki ruang rawatnya.
Tak bisa di pungkiri badan Dend sedikit gemetar saat ini melihat orang-orang berbaju rapih semacam bodyguard itu, keringatnya pun mulai bercucuran.
"K-kalian siapa? Mau apa?" tanya Dend dengan nada gemetar
Para bodyguard itu tak menjawab, ia sedikit mendorong Dend ke sofa, sementara yang lainnya membantu merapikan barang² milik Dend dan segera mengangkatnya.
"Kalian mau bawa saya kemana?" tanya Dend
Mereka tak menjawab, mereka menunjukkan foto Aca dan Dewa kepada Dend, membuat Dend semakin gemetar.
"K-kalian siapa? Jangan sakiti mereka" ucap Dend
"Kalau kamu mau bertemu dengan mereka ikut dengan kami" balas bodyguard itu
Dend tak punya pilihan lain selain mengikuti mereka, rasa traumanya tak bisa berbohong, badannya sedari tadi gemetar dan keringat dingin bercucuran di dahinya.
Dend masuk ke dalam mobil bersama para bodyguard itu, kemudian mobil melaju dengan sangat kencang, Dend hanya mampu terdiam menatap jalanan sekitar, pikirannya di penuhi oleh aca dan dewa saat ini.
Mobil itu berhenti di sebuah pelataran rumah mewah, para bodyguard segera turun diikuti oleh Dend di belakangnya, dend terbelalak melihat rumah itu.
Rumah dengan 4 lantai yang memiliki desain mewah dan elegan di lengkapi lift di dalamnya, pasti bukan rumah orang sembarangan. Bahkan lebih mewah dari rumahnya dulu
"Ayo masuk" ucap bodyguard itu
Dend hanya mengangguk mengikuti perintah bodyguard itu
Mereka memasuki lift dan salah satu bodyguard itu menekan angka 3 pada tombol lift tersebut.Sesampainya di lantai 3 mereka bergegas keluar dan membawa Dend ke sebuah ruangan. Tampak ada laki-laki paruh baya tengah duduk di kursi kerjanya membelakangi Dend.
"Bos, tugas kami selesai" ucap salah satu bodyguard itu
Lelaki paruh baya itu langsung mengangkat tangannya memberi isyarat bodyguard itu untuk pergi. Melihat hal tersebut bodyguard itu langsung meninggalkan Dend dan laki-laki itu di ruangan tersebut.
Lelaki paruh baya itu segera memutar kursinya dan menatap Dend.
"Silahkan duduk Mr. Dend Babbage" ucap lelaki itu
KAMU SEDANG MEMBACA
Like Crazy : Special Chapter
Teen Fiction" Anak gatau di untung kamu, Dend" ujar sang mama " Emang anak gak berguna, ngurus satu perusahaan aja ga becus kamu" tambah sang papa " M-maaf " lirih Dend . . . . . " Aku gabisa, maafin aku mungkin ini yang terbaik " ujar Alletha " Tapi sayang "...