kamar

108 10 1
                                    

Saat jenaan dan chandra tiba di kamar chandra terduduk di kasur,sedangkan jenaan mengunci pintu nya.

"Gue capek nan gue capek gini terus,gimana caranya gue bisa kyk Lo nan? GUA HARUS GIMANA NAAAN GIMANA?!" tanya chandra dengan berteriak
"Gue mau jadi tuli aja rasanya, biar gak denger bunda dan ayah hina hina gue" sambung chandra.

"Bang,maaf maaf udah bikin lo kyk gini maaf. Gak bang masih ada gue di sini Lo jangan ngomong gitu gak boleh lo ada gue kalau Lo mau cerita luapin semua ke gue bang" jenaan ikut duduk di samping chandra sambil mengusap punggung chandra.

"Nan gue pengen kyk lo yg di sayang bunda dan ayah" pecah,air mata chandra seketika langsung mengalir deras dia benar benar sudah tidak kuat menahan ini semua sakit rasanya jika di ingat.

"Lo kuat bang lo kuat lo hebat bisa bertahan sejauh ini, bertahan lebih lama kalo lo mau liat gue bahagia" jenaan seketika langsung memeluk abang nya itu dan mengusap punggung nya.

"Iya,gua mau liat lo bahagia sampai titik darah terakhir gue" ucap chandra spontan
Jenaan seketika terbelalak mendengar perkataan abang nya itu.

"Bang lo apaan sih ngomong kyk gitu,gak lucu bang!!" ucap jenaan
Chandra langsung tersenyum miring nya "lo juga nanti tau kok, tunggu aja"
"Jangan gitu gue juga mau lo bahagia gak cuma gue lo tega ninggalin gue?" Tanya jenaan.

Di saat mereka sedang mengobrol tiba tiba chandra terlupa sesuatu hal, sial dia lupa seharusnya sekarang schedule dia buat check up.

"Gue mau lo bahagia nan sampai gue gak ada, dan jangan lupain gue, Gue juga gak akan lupain lo, lo adik kesayangan gue."
-Leo chandra dirgawinata

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
TBC

Segini dulu deh maaf kalau kurang feel nya

𝐋𝐮𝐤𝐚 || Zhong Chenle Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang