surat (?)

48 6 0
                                    

Jjennan menghampiri orang tua nya itu niat untuk memberikan surat yang ia temukan.

Jjennan menelepon teman temannya untuk kerumahnya,dan beberapa saat kemudian teman temannya datang menghampiri jjennan.

"Nan lo nemu apa?" Tanya mahesa bingung karena jjennan menyuruh cepat-cepat ke rumahnya

Jjennan memberi kertas itu pada mahesa dan orang tuanya, sedangkan kertas yang satu lagi ia pegang lalu mahesa di suruh membaca.

"Bang, gue gak sekuat itu bangg-" ucap jjennan terpotong dan terisak
"Gue gak bisa t-tanpa lo" sambung perkataan jjennan dan di selingi isakan kecil
"Nan? Udah ikhlasin aja ya? Udah lama dia ninggalin kitaa masa lo belum ikhlas, ayo ikhlasin dia biar dia juga tenangg" ucap haikal menenangkan jjennan yang sedang menangis.

Jjennan bergegas ke kamarnya mengambil kunci motor dan jaket dia, teman temannya yang melihat itu lantas mengikuti jjennan.

"Mau kemana nan? Tenangin diri lo" tahan mahesa sembari menggenggam tangan jjennan
"Lepas bang, gue mau ke rumah baru bang chandra" ucap jjennan sambil menepis genggaman pada tangan nya.

Jjennan yang sudah mengenakan helm dan jaket dan siap untuk berangkat, lantas teman temannya itu langsung mengikuti jjennan dari belakang dengan motor yang mereka kendarai.

Saat sudah sampai ke tempat yang di tuju, mereka langsung memarkir kan motornya di tempat yang di sediakan. Lalu jjennan dan yang lainnya sedang mencari tempat chandra di makam kan.

"Bangg gue kangen banget sama lo, andai aja bunda dan ayah gak bilang seperti itu pasti lo masih di sini. Untuk kata kata di surat itu, gak bener bangg lo hebat lo gak lemah,lo sempurna dan lo berhasil ngubah gue biar gue gak bandel lagi." Ucap chandra yang berusaha menahan air mata nya, lalu reyhan mengusap punggung temannya itu.

"Bang sekarang siapa yang marahin gue? Gak ada bang gak ada, cuma Lo yang ngerti perasaan gue. Selalu lo yang nenangin gue kalau gue ada masalah, lo juga pasti gak mau ini semua terjadi kan? Gue juga gak mauuu, iya bang gue bakal jaga diri kok lagian di sini ada bang haikal,bang mahesa,bang jevan,bang jemian, dan bang reyhan" lanjut jjennan dengan suara getar nya itu dan sambil mengelus nisan yang bertuliskan nama leo chandra dirgawinata.

Yang lain tersenyum mendengar ucapan jjennan itu, lalu jemian mengelus lembut rambut jjennan.

Jjennan yang mendengar itu lantas memeluk erat tubuh jemian,dan berkata.

"Bang kenapa bang chandra gak pernah bahagia waktu dia masih hidup?!" Tanya jjennan sambil menangis di pelukan jemian.

Jemian yang mendengar itu langsung mengelus rambut dan punggung jjennan.

"Udah nan, dia terlalu banyak menanggung ini semua... Tuhan lebih sayang chandra, makanya tuhan ambil chandra" jawab jemian sambil masih mengelus rambut jjennan.

Tanpa di sadari air mata mereka menetes sedari tadi, kecuali jevan ia justru malah menenangkan temannya daripada dia.

"Jangan nangis, chandra gak bakal suka kalian kyk gini udah ya? Ayo kita ke basecamp" ucap jevan.

"Bang, gue gak bakal lupain lo"
—askanah jjennan wijaya—

.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc

Isi surat surat yang ditulis oleh chandra

Isi surat surat yang ditulis oleh chandra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


𝐋𝐮𝐤𝐚 || Zhong Chenle Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang