Gue peringatkan sekali lagi bahwa cerita ini berisi kata-kata kasar dan tidak mendidik. Harap bijak dan tidak menerapkan di kehidupan sehari-hari.
-Happy Reading Y'all-
***
"Baiklah, pelajaran kali ini kita cukupkan sampai di sini. Selamat beristirahat, anak-anak!"
Para siswa yang berada di dalam kelas bersorak riang. Jam istirahat adalah waktu yang ditunggu-tunggu oleh semua warga sekolah. Venus merapikan buku pelajaran miliknya, begitu pun dengan Kiana yang berada di sebelahnya.
"Kantin, kuy?" ajak Venus.
"Duluan. Gue mau ngembaliin buku ke perpus." Kiana berkata seraya memegang buku yang bertuliskan Biology disampulnya.
"Mau ditemenin?" tawar Venus.
"Gaklah! Lo pikir gue anak kecil?" tolak Kiana. "Duluan aja."
"Ya udah, kalo gitu gue duluan," pamit Venus yang diangguki Kiana.
Beranjak dari tempatnya, ia melangkah dengan santai di koridor seraya sesekali memperhatikan sekitarnya. Beberapa murid tampak membicarakan soal dirinya, tapi Venus cuek melewati para murid itu.
Bug! Seseorang secara tidak sengaja menabrak Venus dari arah depan hingga membuatnya terhuyung ke belakang. Beruntung orang yang menabrak menangkap tubuhnya dengan gerakan cepat.
Bukannya ini adegan lebay yang sering gue baca di novel-novel?
Batin Venus.
Tanpa diminta netra Venus mengabsen setiap inci wajah orang di depannya.
Bentuk bibirnya sedikit tebal dan berwarna merah jambu tampak terlihat seksi. Hidungnya mancung seperti perosotan anak-anak. Alis hitam lebatnya menambah kesan tajam pada matanya. Rambutnya lurus jatuh menutupi setengah dahinya.
Selagi Venus memperhatikan pahatan sempurna wajah si pemuda, matanya tidak sengaja menangkap netra keabuan yang juga sedang menatapnya. Malaikat? Itulah yang dipikirkan oleh Venus saat keduanya saling bertatapan.
Sayang, kejadian ala drama FTV itu tidak berlangsung lama karena orang yang menabrak Venus melepaskan tangannya dari pinggangnya. Sehingga adegan ciuman antara bokong dan lantai menjadi tak terelakkan.
"Aduh!" Venus meringis merasakan denyutan pada bokongnya.
Bukannya merasa bersalah, pelaku yang menabrak Venus itu malah melenggang pergi meninggalkannya tanpa sepatah kata pun. Hal itu tentu membuat sang empu geram bukan main.
"Heh, anjing! Bukannya minta maaf malah kabur!" ucapnya berkacak pinggang.
Tidak ingin lama-lama menjadi tontonan orang-orang. Venus berdiri dan segera pergi dari sana.
Dan, di sinilah ia berada. Di depan gedung yang sudah tidak digunakan lagi oleh pihak sekolah, yang sekarang menjadi tempat berkumpulnya para anggota Rex.
Pamitnya tadi pada Kiana memang ke kantin, tapi dia memiliki urusan yang lebih penting di sini.
Tanpa pikir panjang gadis itu membuka pintu yang tertutup rapat tersebut. Beruntung pintunya tidak di kunci sehingga dia bisa langsung melangkah masuk ke dalam.
Orang-orang yang berada di dalam yang awalnya sibuk dengan kegiatan masing-masing langsung menoleh ke arah orang asing yang berada di ambang pintu. Beberapa orang yang awalnya duduk bahkan sampai berdiri karena kedatangan orang tak di undang itu.
Ini syarat masuk Rex harus good looking, kah?
Batinnya.
Venus akui jika orang-orang yang sedang melotot ke arahnya memang enak di pandang semua. Milih sambil merem juga oke, pikirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZENNUS: Zvezda
Fiksi RemajaTidak pernah terlintas dalam pikiran Venus Arinka bahwa takdirnya mati tenggelam setelah mencoba menyelamatkan saudari tirinya. Tapi, siapa sangka jiwanya malah terlempar ke salah satu tokoh novel Je Te Veux, tokoh yang memiliki nama depan yang sama...