chapter 37

20.1K 712 8
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
.
.
.
.
.

Setelah drama yang memilukan hati kemarin, sekarang kedua manusia ini terlihat lebih akrab bahkan sangat akrab daripada sebelumnya. mereka bagaikan lem perekat. bisa-bisa orang yang melihatnya merasa iri akan kedekatan yang dirasakan oleh sepasang ayah dan anak itu.

" Sayang bersiap-siaplah, " suruh Anthony tiba-tiba kepada Xavia.

Xavia mengernyitkan dahinya heran. ia berpikir harus bersiap-siap untuk apa?

" Maksudnya? " tanya gadis itu tidak tahu menahu.

" Orang tuamu akan berkunjung ke sini, " jawab Anthony membuyarkan rasa penasaran putrinya.

" Untuk apa? " tanya gadis itu dengan lirih.

" Tentu saja untuk menemui putri sulung mereka ini "

" Apa kurang jelas, hm? " sambung Anthony.

Sementara Xavia mengigit pelan ujung bibirnya. ia terlihat gugup seakan-akan seperti sedang disuruh untuk berpidato didepan banyak orang penting dengan tiba-tiba.

" Hei, kenapa? "

" Jangan menggigit bibirmu sayang! bagaimana jika terluka, hm? " lanjut Anthony menghentikan tingkah yang dibuat oleh putrinya.

" Dad, " panggil Xavia.

" Apa? " jawab Anthony singkat tak bosan menatap wajah cantik putrinya.

" Apakah harus? "

" What do you mean, sweety? " tanya Anthony yang sedikit kurang mengerti akan ucapan singkat yang dilontarkan putrinya.

" Itu, " jawab Xavia semakin membuat sang ayah tidak mengerti dengan apa yang diucapkannya.

" Katakan dengan jelas, " titah Anthony.

" Daddy tidak peka, " kesal Xavia dengan reaksi yang diberikan Anthony.

Sementara Anthony tergelak dengan ucapan putri nya. bukankah putrinya yang bicara tidak jelas, mengapa jadi ia yang disalahkan?

" Perempuan memang merepotkan, " gumam Anthony yang terdengar jelas oleh Xavia.

" Aku tidak merepotkan, " sela Xavia tidak terima.

" Jika mommy mendengar ini, pasti daddy sudah dipukul habis-habisan, " sambung gadis bermata cokelat itu.

" Ck, baiklah. daddy mengalah, " ujar Anthony memilih untuk tidak membuatnya semakin runyam.

" Jadi, jelaskan apa maksud kamu sayang, " lanjut Anthony dengan melemparkan senyuman yang begitu manis jika dilihat-lihat.

" Mereka, " singkat gadis itu yang merasa enggan untuk menyebutkan nama orang yang bersangkutan.

Sekarang Anthony mengerti dengan ucapan putrinya. pria itu menghela nafasnya untuk tak mengeluarkan amarahnya.

" Mereka kedua orangtuamu. jangan menyebut mereka seperti itu! " tegur Anthony.

" Mengerti? " sambung Anthony dengan lembut.

Xavia hanya menjawab dengan anggukan.

" Coba katakan apa yang kamu mengerti? " tanya Anthony.

" Mereka orangtuaku, jadi aku tidak boleh menyebut mereka dengan sebutan seperti itu, " jelas Xavia dengan sedikit menunduk merasa bersalah atas ucapannya.

" Good girl. baiklah, sekarang daddy tanya alasan mengapa kamu berkata seperti itu? "

" Aku hanya masih belum siap, " gumam gadis itu dengan lirih.

Guliran Tasbih Aldevaro [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang