chapter 5

24.1K 828 10
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
.
.
.
.
.

Dini hari ini, dengan dinginnya semilir angin yang menusuk ke dalam kulit disambut oleh keramaian dari para santri.

" Ini masih lama? "

" Iya mbak, baca Al Qur'an dulu sambil nunggu waktu sholat subuh, " jelas Nadin.

" Ya sudah kalau begitu tidur saja, kepala aku sakit sekali, " gumam Xavia.

" Ya Allah mbak, baca Al Qur'an bukan tidur, " sahut Nadin.

Bukannya membalas perkataan Nadin, Xavia malah tertidur pulas diatas sajadah tanpa menghiraukan bisik-bisik yang ditujukan kepadanya.

Disisi lain, ustadzah Syafa melihat ada santri yang tertidur di pojokan pun tergerak untuk menghampiri.

" Mir, bagaimana ini? ustadzah Syafa menghampiri kita, " panik Nadin.

" Mbak, bangun ada ustadzah Syafa, " bisik Mira tak didengar oleh Xavia.

" Mbak Xavia, " ujar Nadin berbisik berusaha membangunkan Xavia

" Kalian minggir, " sahut ustadzah Syafa secara tiba-tiba.

" Ustadzah Syafa, " lirih Mira menatap ustadzah Syafa takut-takut.

" Xavia, bangun atau kamu akan saya siram sekarang juga! " gertak ustadzah Syafa yang tidak mendapatkan jawaban dari gadis itu.

" Jadi kamu tidak mau bangun? Mira ambil air, " suruh ustadzah Syafa.

" Air ustadzah? " tanya Mira sedikit ragu.

" Jangan banyak bertanya! "

" Tapi ustadzah, " ujar Mira menatap kasihan kearah Xavia.

" Jangan membantah Mira! lakukan apa yang saya minta, " sahut ustadzah Syafa.

" Baik ustadzah "

Sementara di shaf depan terheran-heran dengan keributan yang terjadi di shaf bagian belakang.

" Ada apa itu? " tanya Ning Kirana.

" Amara kurang tau ummah, tapi itu sepertinya teman sekamar aku, " gumam Ning Amara.

Kembali lagi ke sisi Xavia, sebotol air sudah berada digenggaman ustadzah Syafa sebelum akhirnya akan mendarat ke wajah mulus Xavia.

" Xavia, saya hitung satu sampai lima. jika kamu tidak bangun, air ini akan mendarat di wajah kamu, " peringat wanita itu.

" Satu..dua..tiga..empat.., " lanjut ustadzah Syafa.

" Ada apa ini? " sela Ning Kirana mendatangi mereka.

" Mbak Xavia, " ucap Amara terkejut.

" Ini Ning, Xavia tidur dan tidak mau bangun sedari tadi, " jelas ustadzah Syafa.

" Lalu ustadzah ingin menyiram dia, begitu? " tanya Ning Kirana tidak habis pikir

Guliran Tasbih Aldevaro [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang