chapter 39

20.6K 748 0
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
.
.
.
.
.

Setelah kejadian tangis menangis pagi tadi, malam ini keempat manusia sedang duduk manis mengelilingi meja makan. terdapat berbagai macam makanan didepan mereka yang bersiap untuk disantapnya.

" Kamu suka makanan apa sayang? " tanya Ning Kirana.

" Nasi biryani dan iga bakar, " ucap Xavia menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh ummah nya.

" Xavia suka sekali makanan itu kak. kakak ingat bukan sewaktu Xavia di pesantren ia merengek untuk dibawakan makanan itu, " sahut Anthony sedikit mengejek putrinya.

" Daddy, " desis Xavia yang membuat gelak tawa ketiga orang dewasa itu.

" Tidak perlu malu sayang "

" Lalu kamu suka apa lagi? " tanya Gus Mahen kepada putrinya.

" Sedari kecil hingga sekarang, Xavia ini sangat menyukai makanan dan minuman yang berhubungan dengan cokelat, " sahut Anthony sebelum Xavia membuka mulutnya untuk menjawab pertanyaan abba nya.

" Benarkah? " tanya Ning Kirana begitu antusias mendengarkan berita Anthony.

" Hm. saat kecil terkadang aku bisa mengomelinya karena terlalu banyak memakan cokelat, " jelas Anthony menceritakan masa kecil Xavia.

" Ternyata putri ummah sesuka itu dengan cokelat, " ujar Ning Kirana sedikit terkikik geli.

" Kamu ingin ummah buatkan brownis? " tawar Ning Kirana.

" Brownis? " tanya Xavia memastikan. tak lupa binar matanya yang mengiringinya saat mendengar kata brownis yang menggambarkan betapa enaknya kue cokelat tersebut.

" Lihatlah, bahkan ia sangat bersemangat hanya dengan mendengar kata brownis, " sela Anthony tertawa kecil.

" Daddy, jangan mengejek ku! " kesal gadis itu kepada sang ayah.

" Siapa? " sahut Anthony kembali menjahili putrinya.

" Daddy menyebalkan, " gerutu Xavia mencebik kesal.

" Kesal, hm? "

" Tidak, " jawab Xavia singkat tanpa menatap daddy nya.

" Lalu kenapa tidak menatap daddy? " tanya Anthony tetap memperhatikan raut wajah masam milik gadis itu.

" Sayang, tidak baik marah-marah seperti itu, " sahut Gus Mahen.

" Xavia tidak marah "

" Sudah. sekarang waktunya makan malam. dan untuk Ziya, besok umma akan membuatkan mu beberapa loyang brownis, " ucap Ning Kirana menyahuti.

Mereka hanya mengangguk mengiyakan ucapan Ning Kirana sebelum akhirnya mereka berempat beralih untuk menyantap makanan didepan mereka.

Bermenit-menit lamanya mereka habiskan untuk makan malam dengan penuh keheningan.

" Mas ingin dibuatkan teh? " Tanya Ning Kirana kepada suaminya.

" Tidak perlu sayang, " tolak Gus Mahen dengan halus.

" Kamu ingin kakak buatkan sesuatu? " tanya Ning Kirana kepada Anthony.

" Aku ingin kopi, " sahut Anthony.

" Daddy ingin begadang? " sela Xavia menelisik kearah Daddy nya.

" Ada yang perlu daddy kerjakan sayang, " jawab Anthony.

" Daddy tidak boleh begadang! " larang gadis itu menggelengkan kepalanya lucu.

" Hei, tapi "

" Tidak ada tapi-tapian. daddy harus tidur denganku malam ini, " sambung gadis itu menyela ucapan sang ayah yang belum terselesaikannya.

Guliran Tasbih Aldevaro [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang