بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
.
.
.
.
.Sesampainya langkah kaki itu tepat berada didepan Xavia, sang empu hanya terdiam memandang gadis itu selama beberapa menit lamanya.
" Xavia Alber, " panggil seseorang.
Xavia mendongakkan kepalanya demi melihat siapa sosok yang tengah menyeletuk kan namanya.
" Kau? " gumam Xavia.
" Yeah, it's me, Albara Hattrick, " jawab sosok itu yang tak lain adalah Bara.
" Apa yang kau inginkan? " tanya Xavia dengan nada lirih.
" Memang apa keinginan ku? " tanya Bara balik dengan menampilkan senyum tipisnya.
" Bara, jangan main-main! lepaskan aku dari sini! " ucap Xavia menggertak.
" Tidak semudah itu nona Alber. tidak akan ku lepaskan target ku dengan mudah jika sudah berada di depanku, " ujar Bara dengan tersenyum licik.
" Malang sekali nasibmu, Xavia, " sahut seseorang yang tiba-tiba muncul dari belakang punggung Bara.
" Salsa? " lirih Xavia menatap gadis itu.
" Cih, kau jangan banyak bermain drama Bara! " ucap Salsa tak menghiraukan Xavia.
" Diamlah! kau yang memaksaku dari awal, " cetus Bara menatap malas saudarinya.
" Ya, terserah kau saja "
Bara mendengus kesal karena tingkah saudari nya itu. ingin rasanya ia tenggelamkan saja, tapi tentu tak bisa lelaki itu lakukan.
" Xavia, diam disini atau kau akan menyesal, " sahut Bara yang kembali mengalihkan perhatiannya terhadap Xavia.
" Nona Alber, jangan memberontak sampai urusan kita selesai! "
" Urusan apa yang kalian maksud? lepaskan aku! " ucap Xavia berusaha memberontak dan melepaskan ikatannya.
" Hey, calm down baby, " tutur Bara menggoda Xavia
" Tolong lepaskan aku! di sini sesak, " ujar Xavia memohon.
Wajahnya Xavia sudah mulai pucat, buliran-buliran keringat mengucuri dahinya. ia mulai gemetar karena di kepalanya tiba-tiba terlintas sebuah kejadian lama yang membuat nya ketakutan.
" Kau memiliki trauma? " tebak Salsa.
Xavia hanya terdiam tak merespon ucapan Salsa.
" Dari reaksi yang kau tunjukkan, itu berarti ya "
" Jadi, nona muda Alber ini memiliki sebuah trauma ya? jika boleh tau, trauma apa nona? " tanya Bara dengan memperlihatkan rasa penasaran yang dibuat-buat.
Sementara Xavia tetap diam tak bergeming. ia sendiri berusaha mengendalikan dirinya agar tidak terjatuh kedalam trauma lama nya.
" Kasihan sekali, bagaimana jika aku bantu trauma mu? " sahut Salsa dengan pikiran licik yang sudah ada di kepalanya.
" Bantu dalam artian apa? " tanya Bara kepada saudarinya.
" Memperparah, " ujar Salsa dengan tersenyum licik dan tampang yang tak merasa bersalah.
" Lepaskan aku dari sini! tolong biarkan aku keluar! " ujar Xavia lirih.
Xavia semakin meringkukkan dirinya. bayangan masa lalu semakin terlintas dibenaknya. pasokan udara semakin lama semakin menipis dirasakannya.
Namun, tiba-tiba saja Xavia menjerit keras karena rasa sakit yang ia rasakan di kepalanya.
" Salsa, lepaskan tanganmu! " ujar Xavia menjerit dikarenakan Salsa yang menarik hijab nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Guliran Tasbih Aldevaro [Terbit]
SpiritualKesalahan karena kabur dari Mesir saat pendidikan membuat seorang gadis terpaksa dimasukkan ke sebuah pesantren ternama di kota. namun karena hadirnya sebuah fakta dan adanya kejadian yang akhirnya membuat gadis itu trauma terhadap pesantren. Bertum...