yang menakutkan dari kehidupan!

5 1 0
                                    

nampaknya kamu kepingin berhenti sejenak karena kebingungan akan alur hidupmu. betul ya?

kamu merasa kalau rencana-rencana hidup itu seperti sudah nggak relevan lagi. di mana pula kamu simpan tatanan rapi tentang acuan-acuan yang perlu kauraih itu? apa kamu masih ingat, sewaktu kamu masih punya waktu luang untuk berangan-angan, ke mana lagi ya, kamu harus melangkah saat mencapai dekade kedua?

apakah kamu akan segera menikah bersama pasangan paling ideal bibit, bebet, dan bobotnya, menggembirakan orang tuamu yang siap sedia menimang-nimang dan memberikan mereka bayi untuk diayunkan, seperti yang terjadi pada segelintir teman-temanmu yang berbeda satu atau dua tahun di atasmu? ataukah kamu bakalan mengejar jauh-jauh pendidikan, menjadikan gelar-gelar yang ada di belakang namamu beruntun bak kereta api? atau tidak keduanya? mungkin kamu hanya perlu diam saja, menua tanpa arti, lalu meninggalkan dunia tanpa ditangisi

rasanya seperti main subway surfers yang nggak berujung—lompat ke sana kemari saja sampai mati, lalu ulang lagi—tidak ada tujuan yang sebenarnya. lalu, ke mana teriakan lugu "saya ingin buru-buru jadi dewasa!" yang dulu kerap kamu gaungkan?

sekarang kamu justru menyesal. kamu pikir, kalau saja kamu tahu menjadi dewasa sama dengan kehilangan jam tidur yang berharga, kamu bakalan enggan melewatkan tidur siang dan tidak akan begadang hingga adzan subuh berkumandang. kalau saja kamu tahu menjadi dewasa sama dengan kehilangan teman-teman yang susah payah telah kamu belenggu demi mencapai keakraban yang hakiki, kamu bakalan rela menjadi lone wolf saja sedari awal. kalau saja kamu tahu menjadi dewasa sama dengan kehilangan momen bersama keluargamu, kamu bakalan kepingin memutarbalikkan waktu untuk jadi figur anak—kakak, atau adik—yang baik dan penurut.

dengan begitu, sekarang kamu pikir, kamu nggak mau jadi dewasa! kamu mau balik lagi ke masa kanak-kanak.

bahkan ketika kamu balik ke rumah di mana kamu dibesarkan, rasanya asing—seperti bukan tempat yang semestinya lagi. tidak ada lagi kehangatan yang memelukmu saat kamu beres melalui hari yang panjang. tidak ada lagi rasa "akhirnya, pulang juga." ketika kamu membuka pintu. yang ada hanya rumah yang terasa lebih sempit dan pendek dari yang kamu ingat sebelumnya, disertai si kembar sepi dan sunyi yang memekakkan, juga dingin yang mencakar setiap sisi dinding kosong itu dengan liar bagai anjing tak bertuan. rerumputan kebunmu yang dulu selalu dipangkas rapi, kini memanjang rindang mirip hutan, berliuk nyaris melilit kedua kakimu yang berjinjit melewatinya.

begitu mengerikan.

semoga segenap angan-anganmu yang dulu hobi kamu ukir di langit-langit kamar itu segera kesampaian ya. selagi menunggu hal tersebut kejadian, hari ini mungkin kamu layak mendapatkan libur sehari, hanya untuk menghela napas keras-keras sebelum meringkuk dan menangis tersedu di atas ranjang twin size, disaksikan tetangga kosmu yang menguping dari balik dinding gipsum. menangisi perihal video tiktok menyedihkan yang tidak sengaja kaulihat, menangisi dunia lengkap beserta isinya yang bersikap tidak adil, menangisi peristiwa memalukan yang tiba-tiba muncul di memori padahal sudah susah-susah kamu lupakan.

kamu berhak sedih. sebelum akhirnya bahagia. walau kamu nggak tahu kapan.

Sengaja Tak Diberi JudulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang