Detik ini, mentari hendak sembunyi diri, hingga bumantara menampakkan rona lembayung yang merata, tak biru lagi.
Memandang kemanisan angkasa, mendadak kuingat lengkung indah yang seringkali tersimpul di atas dagumu. Mana mungkin aku sanggup habis pikir perkara itu?
Senyum yang kaupunya memang seindah itu. Tapi aku tak berani bilang; aku rasa diriku sedang rindu-rindunya.
...atau candu-candunya?
(Surakarta, 2 Oktober 2016.)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sengaja Tak Diberi Judul
PoetryPenggalan-penggalan sajak tentang merindu, merayu, melayu, yang disimpan dalam hening, karena tak berani menyampaikan langsung. // kumpulan puisi. (CC BY-SA) 2018 nebulusventus