(i.)
Maaf kepada yang kukasihi berkali-kali, kulepas paksa, dan kutinggal pergi. Kita pernah sama-sama bersuka dan berduka. Kuharap kau bahagia pada akhirnya.(ii.)
Maaf kepada yang hatinya kusakiti, sengaja atau tak sengaja, verbal maupun non-verbal. Pun aku tak sadar akan hal itu sebelumnya. Kuharap kau menerima maafku.(iii.)
Maaf kepada masalah yang belum kuselesaikan. Bukannya lari dari tanggung jawab, mungkin aku hanya belum mampu menghadapimu. Kuharap kita usai dengan damai.(iv.)
Maaf kepada yang kutolak untuk memasuki bagian hidupku. Sekali lagi, aku hanya belum siap dan mampu menghadapi hal baru. Kuharap kau tak keberatan akan hal itu.(v.)
Maaf kepada yang belum sempat kuberi kata maaf dan sudah keburu pergi. Sebelumnya aku tak ada nyali. Kuharap kau dan aku masih berkesempatan untuk bercakap-cakap.(vi.)
Maaf kepada kelenjar air mata. Begitu banyaknya kau bekerja di tahun ini. Aku tahu bahwa aku boros soal air mata. Kuharap lain kali bakal bisa dibendung kuat-kuat.(vii.)
Maaf kepada rasa bahagia. Jarang sekali celah terbuka untuk temuimu di tahun ini. Mari bertemu lebih sering lagi. Kuharap aku dan kau bukanlah musuh.(viii.)
Maaf kepada ragaku. Bertahun-tahun jiwa ini menumpang di ragamu, tapi masih saja belum bisa mengerti tentang 'kita' dengan baik. Kuharap kita bisa mempelajarinya sama-sama.(ix.)
Maaf kepada tahun ini. Aku menyalahkanmu di tempat pertama, padahal bisa jadi aku yang terus-terusan buat masalah. Kuharap kau dan aku bisa berjalan lebih baik ke depannya.(x.)
Maaf karena memakan waktu lama, meski cuma bilang "maaf". Maaf kembali atau tidak, itu hak kalian.Dengan dituliskannya daftar ini, kuharap aku bisa menutup tahun ini dengan kelegaan yang sebelumnya tak pernah kurasakan. Kuharap pula, di lembar berikutnya, aku akan menjadi manusia yang lebih baik.
[Didedikasikan untuk 2018 dan 2019.
Atau boleh juga tahun-tahun setelahnya.]
KAMU SEDANG MEMBACA
Sengaja Tak Diberi Judul
PoetryPenggalan-penggalan sajak tentang merindu, merayu, melayu, yang disimpan dalam hening, karena tak berani menyampaikan langsung. // kumpulan puisi. (CC BY-SA) 2018 nebulusventus