Kembali pada hari ini, hari di mana seharusnya kita merayakannya untuk yang ketiga kali. Namun, tidak
Seiring dengan lagu yang terputar tanpa sengaja—kusadar itu lagu kesukaanmu terdahulu—pikiran dan ragam ingatan tentangmu, lagi-lagi memaksa dan menyiksa.
Saat kau pergi, aku tercekik. Nyaris ingin meledak. Merasuk, menusuk tulang belulangku secara berulang, seperti angin yang menyeruak dari luar jendela, serta airnya yang dikuras habis dari barisan mega.
Seiring dengan tiupan kipas angin di sudut kamarku yang buatku semakin membeku,
seiring dengan janji-janji yang mengabur pergi,
dan seiring dengan ruang harta yang semakin menyempit, aku sadari...
kau tak akan pernah kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sengaja Tak Diberi Judul
PoetryPenggalan-penggalan sajak tentang merindu, merayu, melayu, yang disimpan dalam hening, karena tak berani menyampaikan langsung. // kumpulan puisi. (CC BY-SA) 2018 nebulusventus