Nanti, ada tersedianya kala netra teduh milikmu bersitumpu pada netra kepunyaanku.
Kita akan duduk di bangku taman. Rumput di sekeliling taman itu dihujani daun-daun kering, karena saat itu flora milik semesta kita sedang berabsisi.
Nanti, sesudah kita nyaman duduk bersebelahan, aku akan memerhatikanmu.
Jemariku meraih, membetulkan kancing bajumu yang lolos belum disemat. Sementara kau membersihkan guguran daun yang tersangkut di surai kepalaku.
Lalu, nanti, setelah sejenak tertawa pelan, kita bertukar senyum, masih dengan netra yang bertemu—tak mau lepas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sengaja Tak Diberi Judul
Thơ caPenggalan-penggalan sajak tentang merindu, merayu, melayu, yang disimpan dalam hening, karena tak berani menyampaikan langsung. // kumpulan puisi. (CC BY-SA) 2018 nebulusventus