Perjalanan menuju klinik dokter Cha diisi dengan obrolan ringan dan menyenangkan. Taemin ternyata orang yang mudah diajak bicara dan cepat akrab dengan Jimin.
Jimin menceritakan kehidupan keluarganya yang ada di Jepang kepada Nenek dan Taemin. Terkadang mereka tertawa bersama mendengar cerita lucu Jimin.
"Kita sudah sampai Jimin'ah." Taemin memberitahu.
"Wah...! Bagus juga kliniknya hyung." Jimin berkata kagum.
"Walaupun masih muda tapi dokter Cha adalah dokter yang kompeten sehingga ia mempunyai banyak pasien." Taemin menjelaskan.
"Dan juga tampan" Nenek berkata sambil tersenyum-senyum.
"Ih... nenek! Kenapa jadi genit begitu! Kata Jimin
"Memang kenyataannya dokter Cha itu tampan, baik juga orangnya" sambung nenek.
Jimin menggeleng-gelengkan kepala menanggapi sikap neneknya.
Jimin dan nenek Park masuk ke dalam ruangan tempat untuk menunggu pasien, sementara Taemin memarkirkan mobil mereka setelah membantu nenek turun dari mobil.
Di ruang tunggu, sudah ada beberapa pasien yang sedang duduk menunggu giliran untuk diperiksa.
"Nenek tunggu disini aku akan ke tempat pendaftaran pasien" kata Jimin.
Jimin pun berjalan ketempat pendaftaran pasien. Seorang perawat lelaki tampak duduk didepan komputer sambil mengisi data pasien.
"Permisi, aku mau mendaftarkan pasien atas nama Ny. Park" suara Jimin mengalihkan atensinya.
"Ah... tunggu sebentar nona akan saya catat" kata sang perawat lelaki sambil tersenyum kepada Jimin.
Jimin hanya menghela nafas, lelah untuk memperbaiki panggilan 'nona' tersebut. Ia hanya menganggukan kepala.
"Silahkan menunggu sebentar, Nyonya Park akan dipanggil kalau gilirannya tiba" kata perawat itu sambil menunjukkan senyum terbaiknya.
Jimin hanya tersenyum canggung dan mengucapkan terima kasih. Ia pun mengambil tempat duduk di dekat kursi roda nenek.
Setelah menunggu sekitar 15 menit, nenek Park pun dipanggil untuk masuk ke ruang pemeriksaan.
Perawat lelaki tersebut dengan sigap membukakan pintu untuk Jimin dan neneknya.
Di dalam ruang pemeriksaan, seorang pria tampak menundukan kepala sambil membaca data pasien yang ada di atas meja kerjanya.
Cha Eun Woo
27 Tahun"Selamat datang Nyonya Park!" Pria tersebut mengangkat wajah dan terdiam sejenak ketika matanya bertatapan dengan Jimin.
(Ditatap begitu, auto meleyooot 😭)
"Silahkan duduk!" katanya mempersilahkan sambil menatap Jimin dengan intens.
'Kenapa dia menatapku seperti itu?' batin Jimin gugup.
'Kalau dia menatapku seperti itu terus, sepertinya aku yang harus memeriksakan jantung'
Sungguh dokter yang ada di hadapannya saat ini, sangat tampan."Ah... dokter kenalkan ini cucuku yang baru datang dari Jepang, Park Jimin" kata nenek sambil tersenyum ke arah dokter tersebut.
"Hallo Jimin'ssi! Kenalkan aku Cha Eun Woo" sambil mengulurkan tangan ke arah Jimin.
"Ha...hallo Eun Woo'ssi" Jimin mengutuk suaranya yang terdengar gugup.
"Tidak usah terlalu formal, panggil saja Eun Woo atau hyung dan bolehkah aku memanggilmu Jimin'ah?" Eun Woo menggenggam erat tangan Jimin.
"I...iya" Jimin menjawab lirih.
"Cucumu sangat cantik Nyonya Park" Eun Wo berkata dengan mata yang mengawasi gerak-gerik Jimin.
'BLUSH' Pipi Jimin merona mendengar pujian itu. Ia yakin wajahnya pasti sudah seperti kepiting rebus.
"Ha...ha...ha... kau benar dokter, cucuku memang sangat cantik untuk seorang pria" Nenek Park tertawa.
Eun Wo terkejut mendengarnya. Ia tak menyangka makhluk cantik di depannya seorang pria. Baru kali ini ia bertemu dengan seorang pria yang memiliki sisi maskulin dan feminin yang berpadu sempurna. Tapi melihat reaksi Jimin yang malu-malu dan salah tingkah membuat dia gemas sendiri.
"Baiklah Nyonya Park, ayo kita lakukan pemeriksaan." Ajak Eun Wo.
Nenek Park menjalani serangkaian pemeriksaan. Jimin hanya diam sambil memperhatikan Eun Wo yang sedang melakukan tugasnya. Diam -diam Jimin kagum karena Eun Wo yang masih muda tapi sudah bisa menjadi seorang dokter spesialis jantung.
Dibandingkan dirinya yang saat ini belum mempunyai kejelasan akan menekuni bidang apa di masa depan nanti. Walaupun keluarganya sudah menetapkan bahwa dia harus meneruskan perusahaan keluarga. Tapi dia ingin bebas memilih jalannya sendiri. Menentukan jalan hidupnya sendiri.
"Kesehatan anda sudah lebih baik, jangan lupa untuk istirahat yang cukup dan minum obat secara teratur." Eun Wo menjelaskan.
"Terima kasih dokter" kata nenek.
Jimin berdiri dari kursi yang ia duduki dan ingin menyalami Eun Wo sebagai tanda terima kasih.
"Sampai jumpa minggu depan Jimin'ah" Eun Wo meraih tangan Jimin yang ingin bersalaman dan mengecup punggung tangannya.
"Senang bertemu denganmu" Eun Wo menahan tawa melihat reaksi Jimin yang terkejut dengan apa yang dilakukannya. 'Kiyowoo'Jimin berjalan keluar dari ruang pemeriksaan sambil mendorong kursi roda nenek. Pipinya merona dengan perlakuan Eun Wo tadi. Taemin sudah menunggu mereka di ruang tunggu dan segera membantu nenek untuk masuk ke dalam mobil. Tak lama mobil mereka meninggalkan halaman parkir klinik dokter Cha.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
BIAR MENJADI KENANGAN
FanfictionJungkook yang akan bertunangan dengan Ji Eun tapi hatinya juga menginginkan Jimin.