Dering ponsel Taehyung membuat dia mengalihkan atensi sesaat untuk melihat benda pipih tersebut.
"Bibi aku terima telepon dulu, sepertinya Ibu sudah rindu dengan putra tampannya ini" Taehyung bangkit berdiri dan berbalik, dia tidak menyadari ada orang dibelakangnya.
Tubuhnya menabrak orang itu, sehingga hampir limbung tapi dengan reflek dia menarik pinggang orang yang ditabraknya sehingga tubuh mereka hampir menempel.
Keduanya beradu tatap, seperti deja vu, kenangan beberapa tahun yang silam kembali terlintas di benak mereka masing-masing.
Taehyung masih mengingat wajah yang ada didepannya. Mata berwarna madu, hidung mancung yang mungil, bibir plumpy. Wajah remaja dulu yang kini beranjak dewasa tapi lebih mempesona apalagi dengan rambut blondenya membuat Taehyung terpana.
Tubuh Jimin kaku, matanya seakan tak bisa lepas menatap orang yang sekarang sedang memeluk pinggang rampingnya. Bermimpi pun dia tidak pernah apalagi membayangkan akan bertemu kembali dengan orang yang pernah hadir dalam hatinya.
Jungkook yang melihat dari jauh mengepalkan tangannya. 'Apa-apaan bocah alien itu' geramnya dalam hati.
Seperti tersadar, Jimin melepaskan tangan Taehyung yang melingkar di pinggangnya dan memungut buku dan kertas yang berserakkan di lantai.
Taehyung pun ikut membantu Jimin.
"Maafkan aku, aku tidak melihat kalau ada orang di belakangku" Taehyung memandangi wajah Jimin yang menunduk."Tidak apa-apa, aku juga tidak hati-hati" Jimin berkata dengan terbata, tiba-tiba dia merasa gugup apalagi menyadari tatapan Taehyung yang begitu intens terhadap dirinya.
"Jimin ayo duduk dulu!, maafkan Taehyung yah, kau tidak apa-apa kan?" Tanya Ibu Jungkook.
"Kau Park Jimin kan?" Tanya Taehyung memastikan. "Apa kau masih ingat aku?"
"Iya aku ingat kau Kim Taehyung" kata Jimin salah tingkah.
"Wah, kalian berdua saling kenal?" Ibu Jungkook tampak antusias.
"Iya Bi, kami sekelas saat di Junior High School di Jepang" Taehyung mengambil tempat duduk di samping Jimin.
"Kalian teman sekelas?" Jungkook tiba-tiba sudah kembali ke tempat duduk mereka.
"Apa kalian akrab?" Tanya Jungkook menyelidik."Tidak juga, karena Jimin lebih suka menyendiri dan membaca buku di taman sekolah disela jam istirahat" Taehyung memandang Jimin sambil tersenyum penuh arti.
"Kau mengingatnya?" Jimin tidak percaya jika Taehyung mengingat kebiasaannya di masa sekolah dulu.
"Yah, aku sering memperhatikanmu, hanya kau yang tidak menyadarinya" Taehyung menatap Jimin dengan intens .
Wajah Jimin merona mendengarnya. Tidak menyangka jika murid sepopuler Taehyung memperhatikan dirinya. Apalagi kemana Taehyung pergi dia selalu dikelilingi gadis-gadis.
Menyadari bahwa dia harus kembali bekerja, Jimin pun pamit, "Maaf semuanya aku permisi untuk kembali bekerja, Jin hyung sudah memanggilku".
"Jimin tunggu sebentar" Taehyung menahan lengan Jimin. "Boleh aku meminta nomor teleponmu?" Taehyung menyodorkan ponselnya. Jimin tersenyum gugup dan mengetikkan nomor teleponnya.
'Sial, kenapa aku tidak punya nomor teleponnya Jimin' Jungkook menggerutu dalam hati. Apalagi melihat reaksi Jimin yang salah tingkah di depan Taehyung membuat dia kesal sendiri.
Jimin pun berjalan menghampiri Seokjin yang sudah menunggunya dan mereka kembali ke kantor yang ada di lantai dua untuk kembali bekerja.
Selesai menikmati kopi dan cemilan di cafe, Dong Wook pun pamit karena harus mengikuti meeting. Jungkook dan Ibunya beserta Taehyung kembali meneruskan perjalanan pulang ke rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
BIAR MENJADI KENANGAN
FanfictionJungkook yang akan bertunangan dengan Ji Eun tapi hatinya juga menginginkan Jimin.