Keheningan yang tercipta sejak mereka meninggalkan apartemen Jungkook, membuat Jimin seolah bisa mendengar degup jantungnya sendiri. Ia lebih memilih pemandangan di luar jendela mobil, melihat arus lalu lintas kota Seoul menjadi hal yang menarik baginya saat ini.
Ia sesekali melirik ke arah Jungkook yang sedang mengemudikan mobil. Entah apa yang dipikirkannya. Seolah ada dinding yang memisahkan mereka sehingga untuk mengucapkan sepatah kata Jimin merasa enggan. Aura Jungkook menjadi berbeda, Dia menjadi dingin, wajahnya datar seakan tanpa ekspresi.
Apa karena kalimat penolakan yang Jimin ucapkan sehingga membuat Jungkook tersinggung. Tapi Jimin merasa sudah melakukan hal yang benar. Dia tidak bisa membiarkan hal ini, apalagi mereka sebentar lagi akan menjadi kerabat karena ikatan pertunangan yang akan terjalin antara Jungkook dan Ji Eun. Dia seharusnya bisa menciptakan hubungan keluarga yang baik dengan Jungkook.
"Kita sudah sampai" mobil Jungkook memasuki gerbang rumah Nenek Park dan dia memarkirkan mobilnya di halaman rumah. Jimin yang baru saja ingin memulai percakapan dengan Jungkook hanya terdiam.
'Hah, sudah sampai?, aku terlalu sibuk dengan pikiranku sendiri sehingga tidak menyadarinya' Jimin melepas seatbelt yang terpasang ditubuhnya dan membuka pintu turun dari mobil. Jungkook sudah turun terlebih dahulu, tampak jelas dia mencoba menghindari percakapan dengan Jimin.'Apa-apaan dengan tingkahnya itu? sebelumnya dia terus menempeliku, sekarang menatapku saja dia tidak mau. Huh, aku juga tidak mau peduli padamu' gerutu Jimin dalam hati.
Pintu rumah terbuka, tampak Ji Eun keluar menyambut mereka. Senyum merekah di wajah cantiknya, apalagi ketika bertemu pandang dengan Jungkook, Ji Eun tampak malu-malu.
"Jungkook ayo masuk! Ibumu ada didalam sedang mengobrol dengan Ibu dan Nenekku" ajak Ji Eun.
"Minnie... kau juga, Nenek ingin bicara denganmu, jangan coba-coba kabur yah" kata Ji Eun sambil berkacak pinggang melihat Jimin yang hendak pergi ke kamarnya.
'Mati aku' batin Jimin. Dengan langkah lemas dia mengikuti Ji Eun dan Jungkook menuju ruang santai, tempat biasa keluarga mereka berkumpul.
'Bagaimana jika Nenek marah dan menyuruhku pulang ke Jepang, huhuhu... aku tidak mau' batin Jimin putus asa.Sampai di ruang santai keluarga tampak Nenek Park, Ibu Ji Eun dan Ibu Jungkook sedang membicarakan sesuatu dengan serius.
"Jimin, Jungkook ayo duduk sini!" Perintah Nenek Park. Sambil menunduk Jimin mengambil tempat duduk di sebelah Nenek.
"Bagaimana semalam, apa kalian bersenang-senang?" Tanya Nenek. Pertanyaan Nenek membuat tubuh Jimin menegang.
'Nenek pasti marah karena aku pergi ke club dan mabuk' batin Jimin."Iya Nek, tadi malam kami cukup bersenang-senang, aku sangat menikmati waktu bersama Jimin" jawab Jungkook sambil memandang Jimin dengan penuh arti.
'BLUSH' wajah Jimin memerah, 'Apa maksud perkataannya tadi? Apa dia masih ingin mengungkit kejadian semalam?' ingin rasanya Jimin memaki Jungkook.
"Syukurlah, kalian pasti bisa menjadi saudara yang baik, tapi kalian juga harus mengontrol diri kalian agar tidak berlebihan minum alkohol" Nenek memandang mereka dan tersenyum. Jimin menghela nafas lega, sepertinya Nenek tidak marah dan tidak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi diantara dirinya dan Jungkook.
"Jungkook, Ji Eun coba kalian lihat, ini adalah beberapa katalog desain dekorasi untuk tema pertunangan kalian" Ibu Jungkook menyodorkan beberapa katalog di depan Jungkook dan Ji Eun.
"Pilihlah tema yang menurut kalian bagus dan kalian sukai" kata Ibu Ji Eun.
"Aku ikut apa yang dipilih oleh Ji Eun saja" kata Jungkook dan menyerahkan katalog itu kepada Ji Eun.
KAMU SEDANG MEMBACA
BIAR MENJADI KENANGAN
FanfictionJungkook yang akan bertunangan dengan Ji Eun tapi hatinya juga menginginkan Jimin.