17

393 31 1
                                    

"Apa kami boleh masuk?" Tanya Irene yang melihat Jungkook yang masih terdiam berdiri di depan pintu tanpa mempersilahkan mereka masuk.

Tanpa bersuara Jungkook melebarkan pintu supaya Irene dan Wendy bisa masuk.
Keduanya tampak berbisik-bisik sambil melihat ke arah Jungkook yang berjalan ke arah sofa.

"Bagaimana kalau kita minum sampanye yang kami bawakan". Irene duduk di samping Jungkook.
Jungkook menggumam singkat menyetujui. Irene memberi kode kepada Wendy yang sedang menuangkan sampanye di gelas. Selesai menuang, Wendy menaruh gelas berisi sampanye di atas meja di depan Jungkook dan Irene.

Pintu tiba-tiba terbuka, Jimin dan Hoseok berjalan masuk, "Aduh, aku haus sekali hyung" kata Jimin.
Jimin terdiam melihat Irene yang duduk sangat dekat dengan Jungkook.
"Minumannya sudah habis Jimin'na" keluh Hoseok sambil memeriksa botol minuman yang sudah kosong.
"Ayo, kita pesan minuman hyung" ajak Jimin. Rasanya Ia ingin cepat keluar dari ruangan itu.

"Ini, minumlah! Jungkook tiba-tiba menawarkan gelas sampanye miliknya yang belum tersentuh setetes pun.
"Jangan!" Irene berteriak, wajahnya tampak panik.
"Kenapa? Kau tidak menaruh racun kan?" Jungkook menatapnya dengan curiga.
"Bukan begitu" Irene mencoba membela diri.
"Lalu kenapa?" Jungkook menatap Irene dengan tajam.
Irene terdiam, ada rasa takut yang  timbul ketika mendengar intonasi suara Jungkook seperti mengancam dirinya.

Jimin yang melihat Irene yang tampak gugup dan gelisah, tanpa pikir panjang menyambar gelas yang ada di tangan Jungkook dan meminumnya dengan sekali tegukan.
Wendy dan Irene terkejut dengan tindakan Jimin. Wendy mengambil inisiatif lebih dulu dengan  menarik lengan Irene keluar dari ruangan itu.
Sebelum keluar, Irene menatap Jimin dengan penuh kebencian.

"Kau seharusnya minta maaf kepada Irene, kau sudah menuduhnya tanpa alasan yang jelas" Jimin berkata memecah kesunyian yang terjadi setelah kepergian Irene dan Wendy dari ruangan itu.

Jungkook mengeraskan rahangnya mendengar kata-kata Jimin.
"Eh, kenapa kalian tegang sekali?" Namjoon masuk sambil mendorong troli yang berisi botol-botol minuman.

"Ayo, kita minum" Hoseok berkata dengan ceria mencoba mencairkan suasana.
Mereka pun kembali menikmati minuman yang tersedia.

Setengah jam berlalu Jimin tiba-tiba merasa tidak nyaman, rasa panas menjalar di sekujur tubuhnya. Kepalanya pun terasa pening.

"Jimin kau baik-baik saja?" Hoseok bertanya.
"Hyung bisakah kau mengantar aku pulang sekarang?" Tanya Jimin sungguh kepalanya terasa sangat pusing.
"Ah, baiklah aku akan menelepon supir agar menjemput kita" Hoseok mengeluarkan smartphone dari sakunya.

"Biar aku yang mengantarnya pulang" Jungkook menahan lengan Hoseok yang hendak merangkul pinggang Jimin.
Tanpa kesulitan Jungkook mengangkat tubuh Jimin dan menggendongnya.
Hoseok mengeryitkan kening melihat Jungkook yang sudah menggendong Jimin dengan gaya 'bridal'.

"Akan jadi masalah jika Jimin pulang dengan keadaan mabuk seperti ini, aku mengenal keluarga Jimin. Aku bisa mengatakan bahwa akulah yang mengajaknya untuk minum supaya kau bisa terhindar dari masalah" Jungkook berkata tegas.

Hoseok terdiam mencerna perkataan Jungkook. Akan jadi masalah karena dia tidak mengenal keluarga Jimin yang ada di Korea begitu pula sebaliknya, mungkin ini jalan keluar terbaik membiarkan Jungkook yang mengantar Jimin pulang ke rumah keluarganya.

"Baiklah, aku harap kau bisa menjaganya dengan baik" Hoseok menghela nafas.

Jungkook hanya menganggukan kepala dan berlalu. Dia tidak terlihat kesulitan menggendong Jimin. Namjoon menepuk bahu Hoseok. "Kau juga sebaiknya pulang dan beristirahat"

"Baiklah" Hoseok mengambil smartphone dan menghubungi sopir pribadinya.

☆☆☆☆☆

BIAR MENJADI KENANGANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang