Jimin mematikan jam weker yang berbunyi. Hari ini akhir pekan, karena tidak masuk kerja, Jimin memutuskan untuk bermalas-malasan. Baru saja memejamkan mata, suara dering ponsel menyela Jimin bermimpi kembali.
Sambil menggerutu Jimin bangun dan meraih ponsel yang ada di atas nakas. Dengan nada malas dia menjawab panggilan.
"Halo" jawabnya sambil menguap dan menggosok mata.
"Selamat pagi Jimin'na!!!" Suara cempreng Hoseok menembus speaker ponsel.
"Ada apa pagi-pagi begini sudah menghubungiku hyung?" Jimin kembali berbaring.
"YAK!!!, jangan bilang kau lupa, bukankah kita sudah berjanji akan melakukan pemotretan hari ini" sembur Hoseok.
Jimin reflek terduduk di atas kasur. "Maaf hyung aku benar-benar lupa"
"Ayo bersiap, aku akan menjemputmu jam 9 dan kita akan pergi ke studio foto temanku" perintah Hoseok.
"Iya baik hyung" kata Jimin dan mengakhiri pembicaraan mereka.
Secepat mungkin Jimin mandi dan berganti baju. Dia tidak ingin kena omelan Hoseok.
Sementara bersiap, tiba-tiba Ji Eun masuk. "Mau kemana kau sepagi ini?" Memandang Jimin keheranan.
"Aku mau pergi dengan Hoseok hyung, dia akan datang menjemputku.
Ji Eun terlihat kecewa. "Ada apa nuna?" Jimin mendekati Ji Eun yang duduk di atas ranjangnya.
"Sebenarnya aku mau mengajakmu untuk menemaniku. Hari ini aku akan ke butik untuk fitting baju yang akan dipakai saat acara pertunangan nanti" jelas Ji Eun.
Ada rasa tidak nyaman ketika Jimin mengingat bahwa sebentar lagi Jungkook dan Ji Eun akan bertunangan.
"Maaf hari ini aku tidak bisa menemanimu nuna" Jimin memegang tangan Ji Eun.
"Tidak apa, aku akan pergi bersama Ibu" ucap Ji Eun.
"Kenapa kau terlihat tidak bersemangat?" Tanya Jimin.
"Entahlah, aku merasa bahwa hanya aku yang bahagia menanti acara pertunangan ini" kata Ji Eun lirih.
"Maksud nuna?" Selidik Jimin.
"Jungkook sepertinya tidak terlalu peduli, aku merasa dia hanya menjalankan kewajibannya sebagai pewaris tunggal keluarga Jeon" ucap Ji Eun.
"Dia sama sekali belum membuka hatinya untukku. Ada jarak di antara kami sehingga aku tidak bisa mendekatinya. Hubungan kami seperti teman biasa saja" Ji Eun tertunduk.
"Apa yang harus aku lakukan Jimin? aku sangat mencintainya" mata Ji Eun berkaca-kaca.
Lidah Jimin terasa kelu, dia tidak bisa membayangkan apa reaksi Ji Eun jika mengetahui bahwa dia sudah melakukan one night stand dengan Jungkook. Bahkan Jungkook menciuminya dengan penuh gairah.
"Kau harus sabar nuna, mungkin dengan berjalannya waktu. Jungkook akan mencintaimu" Jimin mengelus bahu Ji Eun mencoba untuk menghiburnya.
"Terima kasih Jimin, kau memang adik yang terbaik" Ji Eun memeluk Jimin.
Dada Jimin terasa sesak, 'Jika kau mengetahui apa yang sudah aku lakukan, kau pasti akan sangat membenciku, maafkan aku nuna' batin Jimin.
💜💜💜💜💜
Seperti yang sudah dijanjikan, Hoseok menjemput Jimin dan mereka menuju studio foto milik sahabat Hoseok.
Disana sudah menunggu sahabat Hoseok, Kang Daniel dan kakaknya Kang Seulgi yang seorang make up artis.
KAMU SEDANG MEMBACA
BIAR MENJADI KENANGAN
FanfictionJungkook yang akan bertunangan dengan Ji Eun tapi hatinya juga menginginkan Jimin.