9

436 44 1
                                    

Jimin sedang asyik bermain ponsel  di kamarnya sambil mendengarkan lagu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jimin sedang asyik bermain ponsel  di kamarnya sambil mendengarkan lagu. Tiba-tiba Ji Eun masuk dan langsung memeluk Jimin yang sedang berbaring di kasur.

"Nuna...! Kau mengagetkan aku saja..." kata Jimin kesal.

"Minnie... aku bahagia sekali" kata Ji Eun yang kini memeluk Jimin dengan erat.

"Aduh... nuna, dadaku sesak... lepas... kau tadi salah makan ya?" Keluh Jimin.

"Enak saja!" Ji Eun melepaskan pelukannya dan memasang wajah cemberut.

"Kau kenapa sih?" Tanya Jimin

Ji Eun tersipu dan tersenyum lebar. Ia lalu memegang dan menarik kedua pipi Jimin dengan gemas. "Aku bahagia sekali Jimin"

"Kau yang bahagia, kenapa aku yang kau siksa?" Jimin meringis

"Eh, mianhae... Ji Eun mengusap-usap pipi Jimin dengan sayang.

Jimin memasang tampang cemberut, sehingga pipinya tampak menggembung. Ingin rasanya Ji Eun menggigitnya tapi ia tidak tega.

Ji Eun tersenyum-senyum sendiri, pikirannya masih teringat kejadian di rumah keluarga Jeon tadi. Jimin yang melihatnya jadi ngeri sendiri.

"Nuna... kau baik-baik saja? Apa mungkin kau kerasukan?" Tanya Jimin takut.

"Aduh...!" Teriak Jimin, Ji Eun mencubit pinggangnya.

"Sini aku ceritakan" kata Ji Eun sambil merangkul Jimin.

"Aku... aku... dan Jungkook akan bertunangan" ucap Ji Eun dengan suara pelan.

Jimin membalikkan badannya menghadap Ji Eun. Wajah Ji Eun merona.

"Apa?" Tanya Jimin

"Aku dan Jungkook akan bertunangan" Ji Eun menutup wajahnya dengan kedua tangan. Ia masih tidak percaya akan menjadi tunangan seorang Jeon Jungkook.

"Wah... benar nuna?" Tanya Jimin antusias. Ji Eun mengangguk.

"Wah... nuna selamat, aku ikut bahagia mendengarnya" Jimin merangkul dan mengguncang-guncang tubuh Ji Eun.

"Yah...yah... hentikan Minnie! Kau membuat kepalaku pusing" kata Ji Eun.

Jimin terkekeh mendengarnya. Mereka berdua lalu tertawa cekikikan. "Nuna kau tidur disini saja, kau harus menceritakan semuanya padaku" kata Jimin.

"Iya... iya... tapi aku mau mandi dulu" kata Ji Eun sambil berjalan keluar dari kamar Jimin.

☆☆☆☆☆

Eun Woo bersandar di kursi dan merenggangkan tubuhnya. Jam prakteknya sudah selesai, hari ini cukup banyak pasien yang datang.

Bibirnya tersenyum ketika mengingat pertemuan pertamanya tadi dengan seseorang. Sudah setahun Nyonya Park menjadi pasiennya, selama ini yang selalu menemani biasanya Ji Eun atau Shin Hye. Dia sempat terkejut ketika melihat Jimin masuk ke ruangannya. Ia bahkan sempat salah mengira jika Jimin adalah wanita.

Ia menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Baru kali ini ia berjumpa dengan pria secantik Jimin. Bahkan lekukan tubuhnya sangat sempurna seperti wanita. Sangat anggun. Bahkan ia tadi hampir tidak berkedip ketika melihat bagian belakang tubuh Jimin saat berjalan keluar dari ruangannya. Pria itu memiliki bokong yang indah.

Ia menghela nafas kemudian mengangkat telepon yang ada di atas meja dan berbicara di telepon. Beberapa saat kemudian suara ketukan dipintu ruangannya terdengar dan perawat lelaki yang merangkap asistennya masuk sambil membawa secarik kertas.

"Dokter, ini alamat rumah keluarga Park yang anda minta tadi" kata perawat itu sambil menyerahkan catatan alamat itu.

Eun Woo membaca sekilas dan tersenyum. Ia menyimpan kertas itu dalam tas kerjanya. "Terima kasih perawat Kang" ucapnya.

"Gadis yang datang bersama Nyonya Park tadi sangat cantik, apalagi dilihat dari dekat" kata perawat Kang.

"Dia seorang pria" kata Eun Woo

Perawat Kang terkejut "benarkah? Wah... aku bisa jadi gay kalau bertemu pria secantik dia" perawat Kang tertawa merasa lucu dengan ucapannya.

Eun Woo hanya tersenyum kecil. "Ayo selesaikan pekerjaanmu, aku lelah dan ingin cepat pulang" perintah Eun Woo.

"Baik dokter!" kata perawat Kang.

Eun Woo membalikkan kursinya menghadap jendela memandangi langit malam yang dihiasi bintang.  Ia memiliki firasat bahwa hidupnya yang gelap akan mulai diterangi sebuah cahaya seperti bintang karena kehadiran seseorang.

TBC

BIAR MENJADI KENANGANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang