Sinar matahari yang masuk dari celah gorden membuatnya terbangun. Mengerjapkan mata untuk melihat sekeliling mengenali tempat dimana dia berada saat ini. Bergerak untuk bangkit dari tempat tidur tapi lengan kekar seseorang melingkari perut rampingnya membuat gerakannya terhenti. Tubuhnya ditarik ke belakang masuk dalam dekapan seseorang. Nafas hangat menerpa tengkuknya. Ciuman samar terasa di kulitnya. Tubuhnya meremang.
"Kau sudah bangun Jimin?" Suara serak khas orang bangun tidur terdengar ditelinganya. Tubuh Jimin menegang. 'Suara ini'. Jimin membalikkan badan dan bertemu pandang dengan Jungkook yang menopang kepala dengan sebelah lengannya. Wajah Jimin bersemu melihat Jungkook yang bertelanjang dada dan hanya mengenakan celana piyama berwarna hitam. Walau rambutnya acak karena baru bangun tapi Jungkook terlihat tampan.
"Kau... kenapa aku bisa ada disini?" Jimin menjauhkan diri, mencoba duduk dan melihat sekeliling kamar yang terasa asing baginya.
"Kau tidak ingat? Kau semalam mabuk dan aku membawamu ke apartemenku" jelas Jungkook.
Jimin terdiam, samar -samar mengingat dirinyalah yang meminta Jungkook untuk tidak membawanya pulang di rumah.
Mata Jimin teralihkan menatap atasan piyama kebesaran yang dipakainya. Merasa panas menjalari wajahnya ketika menyadari ternyata atasan piyama yang dikenakannya sepasang dengan celana piyama yang dipakai Jungkook.
"Maafkan aku, kau pasti sangat kelelahan semalam" Jungkook duduk bersandar di kepala ranjang.
"Semalam?" Jimin mencoba mengingat walau kepalanya masih terasa pusing. Bayangan percintaan panasnya bersama Jungkook terlintas dibenaknya. Tubuh Jimin membeku mengingatnya. 'Apa yang sudah aku lakukan?' Jimin mengusap frustasi wajahnya.
Jimin menghela nafas mencoba menenangkan dirinya. "Apa yang kita lakukan semalam itu adalah kesalahan, apalagi kita berdua dalam pengaruh alkohol. Itu hanya one night stand." Jimin menjelaskan hal yang bisa diterima akal sehatnya saat ini.
"Hmmpphh..." mata Jimin terbelalak ketika Jungkook menarik tengkuknya secara tiba-tiba, membawanya dalam ciuman yang sarat akan gairah.
Jimin mendorong dada Jungkook sehingga ciuman mereka terhenti. "Apa yang kau lakukan?" Jimin menatap Jungkook dengan emosi.
"Aku hanya menguji perkataanmu, mengingat semalam kau sangat menikmati percintaan kita" Jungkook berkata sambil menatap Jimin dengan tajam.
Wajah Jimin merah padam karena emosi bercampur rasa malu. "Aku mabuk, jadi aku tidak menyadari apa yang aku lakukan" Jimin membantah perkataan Jungkook.
'BRUGH' secepat kilat Jungkook mendorong Jimin terlentang di atas kasur dan mengukungnya.
"Bagaimana kalau kita cari tahu, bukankah saat ini kita berdua sama-sama dalam keadaan sadar" Jungkook tersenyum dengan smirk.
"Michoso...?!!" Jimin mendorong tubuh Jungkook sekuat tenaga.
Jungkook memegang lengan Jimin dan menahannya di atas kepala. Jimin berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan diri. Tapi tenaga Jungkook lebih kuat dari dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BIAR MENJADI KENANGAN
FanfictionJungkook yang akan bertunangan dengan Ji Eun tapi hatinya juga menginginkan Jimin.