13

482 44 12
                                    

Mereka minum teh dan menikmati kue sambil menunggu juru masak menghidangkan makanan untuk makan siang.

"Saya tidak menyangka jika dokter yang merawat Nyonya Park ternyata masih muda" ujar Ibu Jungkook sambil menatap Eun Woo dengan kagum.

"Masih muda dan tampan" sambung Nenek Park.

Jimin dan Ji Eun saling bertukar pandang, Ji Eun mengangkat bahunya dibalas Jimin dengan memutar bola matanya. Mereka berdua sudah tahu watak Nenek mereka yang suka bercanda dengan menggoda seseorang.

Eun Woo hanya tersenyum mendengar godaan Nenek Park.

"Anda dokter yang sangat baik dan perhatian Eun Woo'ssi karena bisa meluangkan waktu untuk mengunjungi pasien di kediaman pribadinya" cetus Jungkook, ada nada sarkas dalam ucapannya.

Eun Woo mengernyitkan dahi mendengar perkataan Jungkook. Dia merasakan jika Jungkook tidak suka akan kehadirannya.

"Jika diluar jam praktek, saya hanya orang biasa dan saya saat ini sebagai tamu, tidak ada hubungannya dengan profesi saya sebagai dokter" Eun Woo menatap tajam ke arah Jungkook.

"Tentu saja dokter Cha, anda bisa datang bertamu kapan saja yang anda bisa, pintu rumah ini selalu terbuka untuk anda" Nenek Park mencoba mencairkan suasana. Walaupun dia sendiri tidak mengerti dengan apa yang terjadi diantara Jungkook dan Eun Woo.

Ji Eun menatap ke arah Jungkook. Dia heran karena baru kali ini Jungkook bersifat tidak ramah pada orang yang baru pertama kali ditemuinya. Terlihat Jungkook tidak suka akan kehadiran Eun Woo, bahkan seperti memusuhi Eun Woo. Padahal jika diperhatikan tidak ada yang salah dari sikap dan perkataan Eun Woo.

Ji Eun bahkan heran melihat tingkah Eun Woo yang terlihat ceria dan ramah, jauh dari image 'pangeran es' yang disematkan para dokter dan suster yang bekerja sama dengannya di RS karena kepribadiannya yang tidak mudah didekati oleh orang lain.

Bunyi dering telepon milik Eun Woo memutus percakapan mereka. Eun Woo permisi keluar untuk berbicara dengan orang yang meneleponnya.

Beberapa saat kemudian Eun Woo masuk dengan raut wajah kecewa tapi coba ia tutupi dengan senyuman.

"Nyonya Park, terima kasih untuk jamuan tehnya tapi maaf saya tidak bisa ikut makan siang, ada pasien yang harus saya tangani di RS" kata Eun Woo dengan raut penyesalan.

"Tidak apa-apa dokter, mungkin lain waktu anda bisa makan bersama kami" ujar Nenek Park maklum.

"Terima kasih sudah datang dokter, Jimin tolong antar dokter sampai ke depan!" perintah Shin Hye.

"Baik Bibi" Jimin berdiri dan berjalan mendekati Eun Woo.

Eun Woo pun pamit kepada semua. Jimin berjalan menemani sampai di halaman depan rumah tempat Eun Woo memarkirkan mobilnya.

"Terima kasih sudah datang Eun Woo'ssi" kata Jimin dengan senyuman manis.

'CUP'... Jimin kaget, Eun Woo mengecup pipinya secara tiba-tiba.

"Terima kasih Jimin, aku bahagia bertemu denganmu hari ini, sampai jumpa" bisik Eun Woo ditelinga Jimin.

'BLUSH' pipi Jimin merona, pasti saat ini wajahnya sudah seperti udang rebus pikir Jimin.

Eun Woo membuka pintu dan masuk ke dalam mobil. Ia menghidupkan mesin, sebelum pergi ia sekali lagi menatap wajah Jimin yang memerah dan melambaikan tangan ke arah Jimin.

Jimin masih berdiri terdiam di tempatnya. Tangannya menyentuh pipi yang tadi dicium oleh Eun Woo, tangan yang sebelah ia taruh diatas dadanya yang berdegup kencang.

Jimin ingat saat pertama kali bertemu dengan Eun Woo, tangannya dicium. Dan ini pertemuan kedua mereka dan ia dicium di pipi. Apakah pertemuan ketiga ia akan dicium di...

BIAR MENJADI KENANGANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang