"Minnie, ayo bangun! Sudah sore" Ji Eun menepuk-nepuk pipi Jimin.
"5 menit lagi Mama" Jimin menjawab masih setengah mengantuk.
"Yak... !!! Aku bukan Mamamu" Ji Eun mengguncang-guncang tubuh Jimin dengan gemas.
"Nuna, kau tega sekali, aku masih mengantuk" Jimin menjawab malas-malasan.
"Ayo bangun dan mandi! Kau lupa kita mau makan malam di rumah Jungkook" Ji Eun berkacak pinggang.
"Ah... ya...ya... baiklah aku bangun nuna." Jimin bangun dan duduk di pinggir ranjang.
"Jimin... Ji Eun...!" Terdengar suara Shin Hye memanggil dari depan pintu kamar.
"Ada apa Bu?" Ji Eun membuka pintu kamar Jimin.
"Ji Eun, Ibu baru ingat hari ini nenekmu ada jadwal kontrol kesehatan di tempat praktek dokter Cha, apa kau bisa menemani nenek?" Tanya Shin Hye.
"Baiklah Bu" jawab Ji Eun. Dia kecewa tidak bisa bertemu Jungkook.
"Bibi, Nuna... biar aku saja yang menemani nenek" Jimin menawarkan diri. Dia menyadari raut kecewa Ji Eun yang tidak bisa ikut makan malam di rumah keluarga Jungkook.
"Benarkah Minnie?" Tanya Ji Eun riang. Jimin menganggukan kepalanya.
"Tapi Jimin kan belum pernah ke tempat praktek dokter Cha." Shin Hye berucap ragu.
"Bagaimana kalau minta tolong Taemin Oppa mengantar dan menemani Jimin." Tawar Ji Eun.
"Ah... benar juga, coba kau telepon dan suruh dia datang kemari" perintah Shin Hye. "Ibu mau mempersiapkan keperluan nenekmu" Shin Hye berjalan keluar dari kamar Jimin.
"Minnie, nuna telepon Taemin Oppa dulu ya" Ji Eun meninggalkan kamar Jimin.
Jimin berjalan menuju kamar mandi untuk menyegarkan tubuhnya.
Jungkook baru selesai mandi, rambut hitamnya masih basah. Ia hanya memakai celana training hitam.
Ia menatap pantulan dirinya di depan cermin. Bahu lebar, otot bisep dan absnya begitu terpahat sempurna. Ada rasa bangga dan percaya diri menyadari bahwa ia dikaruniai paras dan fisik yang sempurna.
Ia sadar betul banyak gadis yang mengejar-ngejar dirinya bahkan ada beberapa yang bahkan terang-terangan rela memberikan diri mereka untuk ia tiduri.
Ia pernah berkencan dengan beberapa gadis, tapi tidak ada yang benar-benar menarik perhatiannya, Jungkook juga sadar betul akan apa yang dilakukannya baik atau buruk itu akan berpengaruh pada nama baik keluarganya.
Harkat dan martabat keluarga adalah di atas segala-galanya, itu sudah diajarkan kakeknya sejak ia masih kecil. Ia memikul tanggung jawab sebagai pewaris keluarga Jeon satu-satunya.
Tapi hari ini, untuk pertama kali dalam hidupnya, ada orang yang berhasil menarik perhatiannya, tapi sayangnya orang itu seorang yang bergender sama dengannya.
Jungkook mengusap wajahnya. Bayangan wajah Jimin melintas di kepalanya. Bagaimana bisa seorang pria mempunyai paras yang cantik, bahkan lebih cantik dari wanita yang pernah ia temui.
Bahkan bentuk tubuhnya tidak kalah ramping dan sexy."SHIT" Jungkook mengumpat ketika merasakan bagian sensitif tubuhnya sudah menegang. Baru kali ini ia bergairah hanya dengan membayangkan seseorang.
Jungkook berjalan kembali masuk ke dalam kamar mandi, ada hal yang harus diselesaikannya saat ini, demi kelangsungan masa depan asetnya.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
BIAR MENJADI KENANGAN
FanfictionJungkook yang akan bertunangan dengan Ji Eun tapi hatinya juga menginginkan Jimin.