Four

1.2K 167 19
                                    

A/N : cerita ini tu berlokasi di korea so sepuluh juta disini tu setara dengan 2x lipat umr sana. Alias sekitar 40jt rupiah lah. Btw jan lupa vote dulu ya sebelum baca ❤️

*

"Kamu maunya berapa?"

"Sepuluh juta sebulan" Rose melotot mendengar jawaban gadis yang ada didepannya itu. Sepuluh juta sebulan? Heoll?!

"Kamu mau meras saya?"

"Lah kan tuan Park bilang maunya berapa, ya saya maunya segitu" ujar Jennie dengan santainya.

"Tck. Mana ada babysitter gajinya segitu. Lima juta aja," tawar Rose.

"Ehem. Gini ya pak. Saya kan gak punya mobil. Minimal kasih seratus lah buat ongkos transport. Lima juta plus ongkos jalan gimana?"

Rose menggelengkan kepalanya, terkesan dengan skill negosiasi si gadis kucing. Ella yang tadi mendengar pecakapan mereka pun ikut bersuara.

"Aunty tinggal aja sama kita dad. Biar gausah naik-naik taksi."

Jennie menatap sinis calon anak asuhnya ini. Rose nampak menimbang-nimbang ucapan anaknya itu. Membuat list pro-kontra di kepalanya. Setelah berfikir panjang, Ia rasa ada benarnya juga apa yang dikatakan Ella.

"6 juta plus jaminan tempat tinggal, makan, serta transportasi. Deal?"

Jennie nampak berpikir sejenak. Hmm tapi kalau dipikir-pikir ada untungnya juga tinggal dengan orang kaya. Mana orangnya ganteng yakan.

"Emm, rapi saya masih bisa kuliah kan pak?"

"Of course. So, gimana? Deal?"

Jennie mengangguk sambil memperlihatkan gummy smile-nya.

"Deal."

Deg

'Wtf kok jantung gue serasa berhenti pas ngeliat doi senyum. What have you done to me, Kim Jennie?'

"Oh-okey, besok kamu bisa mulai bekerja. Kemasi barang-barang kamu, nanti sore saya akan jemput kamu." Ujar Rose tanpa menatap mata gadis di hadapannya.

"Eh nanti sore pak bos?"

"Yeah. Kenapa?"

"Oh. Gak papa kok, pak."

"Yaudah sana pulang. Kamu mau kuliah kan?"

'Eh dia inget jadwal kuliah gue ternyata'

"Ne, gamsahamnida Park-ssi. Gak sia-sia saya ngasuh anak bapak."

Rose mendelik mendengar begitu bar-bar perkataan calon pengasuh anaknya ini.

Jennie bergegas keluar dari ruangan majikan barunya, namun tiba-tiba saja Ia teringat sesuatu. Ia pun berbalik kembali keruangan sang bos. Tanpa mengetuk dan langsung menerobos masuk. Terlihat sang CEO memijak keningnya, duduk berhadapan dengan sang anak.

"Kalau daddy udah capek ngurusin Ella, gak papa kok Ella ikut aunty aja. Percuma Ella sama daddy tapi daddy mentingin kerjaan daddy terus. It's always work, work, and work for you." ujar Ella dingin.

Rose menghela nafasnya lelah. "Ella, ngertiin daddy dong. Daddy kerja buat Ella juga. Daddy mau semua kebutuhan Ella terpenuhi, semua keinginan kamu daddy ingin penuhi semua."

"I only want you, dad. I want you to pay attention to me." Lirih Ella.

(Keinginan Ella cuma daddy. Ella pengen daddy luangin waktu buat Ella.)

Jennie yang masih belum diketahui keberadaannya di ruangan itu, mematung mendengar perkataan Ella. Memang selama ini ia tinggal di panti asuhan tanpa mengetahui siapa kedua orang tuanya. Rasanya menyakitkan jika mengingat hal itu. Sedangkan Ella yang masih punya orang tua pun merasa dirinya hampa tanpa perhatian orang tuanya. Apalagi Jennie yang tidak diinginkan orang tuanya.

Be my Mom!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang