Fifteen

1K 158 12
                                    

"Jennie." balas Jennie sambil tersenyum.

"Senyum kamu mirip mama saya"

"eh"

****

Minkyu tersenyum maklum, melihat ekspresi terkejut gadis yang berdiri di depannya. Tapi memang si Jennie ini benar-benar mirip dengan mamanya Minkyu yaitu Jessica Kim.

"Gak mungkin lah, Minkyu-ssi."

"Hmm. Kamu pernah liat Jessica Kim di tv? Atau di tabloid?" Jennie menangguk.

"Dia mama saya. Wajah kalian mirip banget. Apalagi senyuman kalian. It's very similar." Ujar Minkyu lagi.

Jennie terkekeh pelan."Gak mungkin. Muka burik gini dibilang mirip
sama Jessica Kim."

"Aish. Muka cantique kek gitu dibilang burik, apa daya gue yang skincare aja cukup sabun cuci muka sama bedak ward*h." timpal Yerin.

Minkyu dan Jennie tertawa mendengar celetukan Yerin. Namun, suara deringan ponsel menghentikan tawa mereka.

"Dari siapa?" tanya Yerin pada sang pemilik ponsel, Jennie.

"Humm dari Suzy... Bentar yah. Halo?"

"Apa?!"

"Oke aku kesana sekarang"

Setelah menutup telfon dari Suzy, Jennie langsung berpamitan dengan Minkyu dan Yerin lalu pergi dari sana. Menyisakan tanda tanya di kepala pasangan baru itu.

20 menit perjalanan ditempuhnya, Jennie akhirnya sampai di tempat Suzy. Tak hanya Suzy, Rose, Lim, dan Wendy  juga sudah berada disana.

"INILAH YANG AKU TAKUTIN KALAU ELLA IKUT KAMU. KAMU ITU IBU YANG GAK BECUS NGURUS ANAK. KAMU GAK USAH SOK-SOK AN
AMBIL ASUH ELLA LAGI" Bentak Rose pada Suzy yang tubuhnya nampak gemetar, menahan tangisnya.

Suzy menelfon Jennie karena Ella tiba-tiba saja disrempet
mobil tepat di depan mall sehabis mereka berbaikan dan menghabiskan quality time bersamanya.

"A-aku minta maaf, je. A-aku juga gak tau kalo Ella bakal terluka seperti ini hiks hiks."

"SHUT UPP! Aku gak akan maafin kamu zi, kalau sampai sesuatu terjadi sama Ella." tekan Rose.

Bagaimana wanita berambut pirang itu tidak marah, melihat putri
semata wayangnnya berlumuran darah di atas brangkar.

"Lim, cari pelaku yang berani celakain anak gue." Perintah Rose. Yang langsung diangguki dan dilaksanakan oleh Lim.

Kini mata tajam Rose tertuju pada Jennie. Jennie yang sedari tadi merasakan aura hitam di sekeliling tubuh Rose sudah
menyiapkan mentalnya.

"Kamu... saya gak nyuruh kamu keluyuran. Seharusnya kamu jaga anak saya dengan benar! Seharusnya kamu ikut mengawasi Ella. Saya gak
gaji kamu untuk bersantai-santai." sembur Rose.

Kali ini kemarahan sang CEO benar-benar tidak terkendali. Jennie yang biasanya berani menentang Rose kini nyalinya menciut. Tubuh Jennie ikut gemetar. Ia benar-benar takut melihat betapa tajam dan dinginnya tatapan Rose padanya. Dan ia juga merasa bersalah pada Ella.

"Aku yang salah. Aku yang minta Jennie buat nitipin Ella ke aku, karena aku mau dekat dengan anakku. Jangan salahin dia, Je. Aku yang lalai." Bela Suzy.

Rose memicingkan matanya dan mendengus. "It's not you. Kalian semua yang salah. Nyesel saya percayain anak saya ke kalian. Dan
kamu Suzy, ini terakhir kali kamu ketemu anak saya. Sekarang kalian ambil barang kalian dari apartemen
saya dan PERGI!" Bentaknya.

"No, aku mau liat anak aku dulu. Please je aku-"

"NO!"

Tiba-tiba, pintu ruangan Ella terbuka dan seorang dokter keluar dari ruangan itu.

"Gimana keadaan anak gue, bin?"

"Dia gak papa. Jadi jangan khawatir. Lo juga jangan emosi disini, suara lo sampe di dalam ruangan." Tegur Woobin. Suzy menatap suaminya dengan wajah memelas.

"Bin, gue boleh jenguk El-“

"gak boleh" potong Rose.

"Je, please" melas Suzy. Ia benar-benar ingin menemui anaknya. Untuk melihat keadaan anaknya saat ini.

"Je, please lah. Suzy itu ibu kandung Ella." Ujar Woobin.

"Lo tu gak tau bin-“

"Je, aku akan pergi jauh dari anak aku setelah aku liat kondisi dia sekarang. Jebal." Lirih Suzy.

Semuanya terkejut mendengar apa yang telah dikatakan Suzy.

"Zi, lo gila" cetus Jennie. Bahkan saking syoknya ia tak sadar telah melontarkan hal itu.

"Maybe she's right. Ella memang lebih cocok ikut daddynya. Kata Rose juga ada benarnya, aku ibu yang gak becus jaga anak. Jadi lebih baik aku pergi
dari hidup Ella" ungkap Suzy sembari terisak.

Semuanya terdiam, Woobin yang berada di samping Suzy hanya bisa merangkul istrinya sembari mengelus punggungnya lembut. Lalu Woobin menatap Rose dingin, namun Ia tak mengatakan apa-apa pada wanita itu. Hanya meruntukinya dalam hati.

"Lo jangan bilang gitulah zi. Anak lo butuh lo. You're her mother." ucap Wendy.

Kini Wendy juga berusaha menenangkan Suzy. Jika dulu ia enek melihat wanita itu, sekarang Ia merasa kasihan. Bagaimanapun, Suzy adalah seorang ibu. Manusia imperfect yang selalu dituntut untuk menjadi perfect.

"Oke. Biarin dia masuk. Katamu ini terakhir kali kan?" ucap Rose dingin.

Suzy mengangguk lalu masuk ke dalam ruangan Ella. Setelah lima manit berlalu, Suzy keluar dengan mata sembab. la menatap Jennie dan memeluknya dengan erat.

"Gomawo, Jennie-yaa. Entah apa yang bisa gue lakuin buat bales kebaikan lo. Lo orang baik. Tolong jaga anak gue, karena lo adalah orang yang selalu ia sebut meski sekarang
terbaring lemah. Dan makasih karena lo beri gue kesempatan buat perbaikin semuanya meski gak
semuanya menjadi lebih baik." Setelah mengatakan itu, Suzy beranjak dari sana bersama Woobin.

Kini tinggal Rose, Jennie dan Wendy yang berada di depan kamar Ella. Jennie tak tau harus berbuat apa, hanya bisa menghela nafasnya dan berharap Rose akan meminta maaf ke Suzy setelah emosinya mereda.

"btw ini siapa je?" Wendy mengangguk ke arah Jennie.

"Jennie Kim, pengasuh Ella" jawab Rose cetus. Amarahnya sepertinya masih belum mereda, bahkan Ia masih menatap dingin si Jennie. "Pengasuh tapi gak becus." sambungnya.

"Je, udah lah. Suzy kan bilang ini semua salah dia bukan salah si Jennie." Ujar Wendy.

"Tck. Kalo bukan keputusan dia, Ella gak bakalan kek gini." Kekeuh Rose.

Jennie yang sedaritadi tak bernai angkat bicara, mencoba membuka suaranya pelan "Pa-pak bos..."

"STOP! Mendingan kamu angkat kaki dari sini. Go. Now!"

Emosi Rose masih menggebu-gebu. Fikirannya tidak rasional. Jennie tau itu, tetap saja rasanya sakit dan dadanya terasa sesak. Dengan berat hati, Ia beranjak dari sana.

Mungkin, tak seharusnya Jennie menginginkan lebih dari wanita yang kastanya jauh diatas dia itu.








Tbc

Sumpah disini pengen nampar si Oje gue huwaa kasian si J 😭 tapi dia cuma kilaf koq disini nanti juga nyesel kalo udah reda marahnya
Suer chapter selanjutnya bakal author bikin less-angsty n more fluffy 🤞🏻

Plis kasih komen+votenya yah
Love you banyak2 🖤💗

Be my Mom!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang