Twelve

1K 147 16
                                    

Enjoy and happy reading~


Sepulang sekolah,  Ella tidak lagi dijemput oleh Jennie melainkan ibunya sendiri Suzy. Sedangkan si J? Dia sedang dipanggil ke kantor Rose. Entah apa lagi yang di
inginkan si bos chipmunk.

"Atas nama siapa mbak?" tanya resepsionis di Parks corp. itu.

"Jennie Kim."

"Mbak Jennie yang rapper itu? Kalau gak salah yang stage-namenya Jennie Jubran?"

Jennie cengo mendengar penuturan sang resepsionis.

"Maap mbak, itu Jennie Ruby Jane. Bukan Kim Jennie."

"Oalah. Maaf mbak saya kan cuma pernah denger namanya doang ga pernah ketemu orangnya. Oyah mbak kesini mau apa? Kalau nyari
saya, saya ada di hadapan mbak"

😒

Jennie menghela nafasnya lelah. Sepertinya Ia harus menanyakan ke Rose dari mana ia mendapatkan resepsionis modelan kaya gini.

"Saya nyari tuan Park mbak, bukan nyari mbaknya." Ketus Jennie

"Oh. Tuan Park bos di kantor ini mbak?"

"Yaiya. Tuan Roseanne Park. Bosnya situ. Emang Tuan Park siapa lagi?"

"Yakan ada Pak manager Park Seojoon."

"Park Seojoon bukannya aktor?"

"Eh...  "

"Tck. Pokoknya saya nyarinya Roseanne Park. Ada berapa Roseanne Park si disini?"

"Kalo bos Rose dikantor ini mah sa-"

"Kenapa Rose dikantor ini?" suara parau Rose menggema ditelinga Jennie membuat bulu kuduknya meremang.

"E-eh pak bos. Selamat siang, pak bos." sapa Jennie sambil
nyengir.

"Hmm. Ayok ikut saya" mendengar dua kata yang bersifat perintah itu, si kucing langsung mengekor di belakang bosnya.

Sesampainya di dalan lift, Rose kembali membuka suara.

"Kenapa bisa Ella mau ikut sama mamanya?"

"Ya karna si Ella-nya mau pak bos"

Rose menggeram. "Ya apa alasannya"

Jennie memutar bola matanya malas. "Ya mungkin dia mau dekat sama mama kandungnya. Apa salahnya sih pak bos?"

Belum menjawab pertanyaan Jennie, tiba-tiba pintu lift terbuka. Rose berjalan keluar dari lift. Tak lupa
Jennie mengekor dibelakannya. Sesampainya di ruangannya,  Rose langsung menghembuskan nafas berat. Sepertinya Ia sedang banyak fikiran.

Jennie menatap bosnya cemas.
"Pak bos kenapa sih? Kurang semangat gitu"

"Huft. Kamu bisa pijitin kepala saya nggak jen?"

"Tergantung. Pak bos bayar berapa?"

Rose mendelik mendengar pernyataan si kucing. Jennie yang melihat ekspresi lucu bosnya langsung tertawa.

"Becanda pak bos. Jangan bawa serius napa. Tu kerutannya makin nambah." Goda Jennie.

Kemudian Ia menyuruh Rose duduk di sofa dengan posisi membelakanginya. Lalu dengan lembut Ia memijat kepala sang bos. Rose memejamkan matanya, menikmati pijatan lembut istri (palsu)nya.

'kalo kaya gini rasanya pengen jadiin istri beneran' batinnya.

Perasaanya terasa damai jika berada di dekat Jennie. Walaupun sering bertengkar, tetapi Rose
merasa ada sesuatu yang spesial diantara mereka.

"Jen"

"Hmm?"

"Menurut kamu, Ella cocoknya ikut sama siapa?"

"Kok pak bos nanya gitu?"

"Udah jawab aja. Gak usah balik nanya"

"Jawaban Jennie simple pak"

"Maksud kamu?" kini Rose membuka matanya dan menatap Jennie.

"Ella mau ikut sama siapa aja boleh, yang penting dia gak tertekan dan gak kekurangan kasih sayang." Jawab Jennie dengan senyumnya.

"Menurut kamu saya kurang ngasih sayang sama anak saya?"

"Well... Yeah. Terus... gaji babysitternya juga kurang pak bos."

Rose mendengus kesal. "Kamu tuh ya. Paling gak bisa diajak serius."

"Bisa kok pak bos. Udah siap lahir batin malahan."

"Ma-maksud saya bicara serius, bukan serius ke hal yang lain."

Jennie terkekeh geli.
"Di seriusin beneran juga gak papa pak bos. Daripada pak bos tidurnya sendiri mulu kan mending ada yang nemenin."

"Jennie... sekali lagi kamu ngomong saya cium kamu"

"O boleh boleh. Ruangan pak bos kayaknya gak tinggi-tinggi amat kalau saya lempar pak bos ke bawah."

'anjir. Gue pikir beneran mau gue nikahin taunya nge-jokes doang'

Rose tak tahu lagi apa yang harus dikatakan kepada pengasuh anaknya ini. Kadang suka mancing-mancing, kadang senggol bacok. Sebenarnya apa mau si kucing oyen itu? Lagi-lagi, Rose menelan kekecewaannya dan memilih membicarakan tentang Ella lagi.

"Tapi jujur saya masih heran kenapa Ella mau ikut sama mamanya."

"Heheh. It's me of course. Apasih yang gak bisa Jennie lakuin?" dengan
sombongnya si J mengatakan itu.

Bikin anak sama saya

Tentu saja itu hanya batin Rose saja. Bisa dicakar si kucing dia kalo sampai denger.










Tbc


Rose pengen seriusin tapi Jennie becandain terus 😌

Don't worry, lama2 juga si J luluh sama pak bos ganteng hehe

Btw jan lupa vote n komennya yah
Loph youuu 💗🖤🥰

Be my Mom!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang