One

1.5K 195 20
                                    

"Bu boleh saya menawarkan diri untuk resign?"

Krik.... krik....

Semua orang yang ada diruangan itu menatap Jennie bingung. Jennie pun menjelaskan maksud perkataannya tadi.

"Gini bu. Kan saya termasuk karyawan yang kurang disiplin. Dateng telat, sering bolos, terus baju saya gak rapi. Nah gimana kalau saya aja yang dipercat bu. Jangan Nay. Nayeon kan orangnya rapih bu, disiplin lagi. Masa iya dia yang dipecat bu. Kan kasian. Ditambah lagi adeknya butuh pengobatan dan itu ga murah loh, bu. Gimana kalau ibu di kondisi Nay. Pasti gak kuatkan bu. Maka dari itu... saya dengan senang hati gantiin posisi dia bu. Biar saya aja yang dipecat."

Satu hal yang ada dipikiran semua orang di ruangan itu.

'Bego ama baik hati beda tipis sih emang, jadi gak heran'

"Jadi gimana ni, bu?"

Sang bos masih heran dengan kelakuan salah satu karyawannya yang baik hati nyerempet bego ini.

"Jen. Gue tau niat lo itu baik, tapi tolong otak lo jangan dianggurin." cetus Nayeon.

"Ish lo yah. Gua juga udah rela dipecat demi lo dan adek lo malah lo ngatain gue bego." ujar Jennie sambil mengerucutkan bibirnya.

"Ya tapi gak gini juga jen."

"Udahlah, Nay. Emang lu sanggup beli obat kalau lu saat ini dipecat? UKT lu aja belum bisa lu lunasin. Mending lu diem aja deh. Mumpung lagi baek nih gue."

"Jen.... "

"Nay. Hidup kita tuh beda. Uang kuliah gua ditanggungin pemerintah karena gua dari panti. Gaji gua yang dulu-dulu masih ada gua tabung. Lah lu, lu harus biayain sendiri kuliah lo dan adek lo. Bahkan tabungan gua masuh bisa bertahan sampe 2 bulan kedepan. Nah lo, lo mau makan apa kalo lo dipecat. Mikir."

Semuanya kembali terhenyak mendengar perkataan Jennie. Meski aneh, Jennie sebenarnya orang yang sangat peduli dengan orang terdekatnya.

"Jadi bu, gimana ni. Biar saya aja ya yang gantiin si Nay."

"Oke kalo kamu yang mau saya bakal kabulin permintaan kamu. Nayeon,kamu bisa tetap bekerja besok dan sayang sekali Jennie kamu saya pecat. Maaf yah." ujar sang bos dengan wajah kasian.

"Gak papa ko bu."

Bos mereka itu kemudian menyodorkan gaji terakhir Jennie beserta bonusnya.

"Makasih loh bu bonusannya. Oh iya saya punya permintaan terakhir sebelum saya benar-benar hengkang dari toko ibu."

"Apa itu?"

"Anu bu... itu ibu tolong bayar utang saya di kafetaria depan soalnya nama ibu yang saya tulis di buku kasbon di sana bu hehe" ujar Jennie sambil nyengir kuda.

Dahlah mungkin inilah salah satu sisi positifnya memecat karyawannya yang satu ini.

Dua hari setelah pengunduran dirinya di toko bunga tersebut, Jennie masih belum niat untuk mencari pekerjaan. Ia masih terlihat menikmati masa istirahatnya. Sakit gabutnya, Ia berkeliling-keliling mall sendirian, tanpa membeli apapun.

Setelah lelah berkeliling, gadis bermata kucing itu memutuskan untuk keluar mall dan mencari cafetaria terdekat. Setelah sampai disana ia memesan beberapa makanan untuk Ia santap.
  
Namun baru beberapa suapan, manik kucingnya menangkap sosok anak kecil menatap makanannya dengan wajah memelas. Anak itu terlihat rapi dan bajunya nampak mahal tapi tidak didampingi orang tuanya. Merasa kasihan, Jennie pun menghampiri anak kecil itu. Mungkin anak itu terpisah dari ortunya.
  
"Adek sama siapa kesini? Orang tua adek kemana?"

"I'm hungry," ujar anak kecil itu sambil mempoutkan bibirnya.

‘eh buset. Pake bahasa inggris lagi’

Be my Mom!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang