Ten

1K 168 17
                                    

Waktu makan malam telah tiba, semua orang berkumpul di meja makan, termasuk pasangan baru yang katanya ingin menginap.

"Wifey, japchaenya mana?"

'heh. ini orang yeh udah dimasakin banyak masih aja nyari yang gak ada. Huft, jangan ampe lo pak bos yang kujadiin capcay' runtuk Jennie dalam hati.

"Kamu gak bosan makan japchae terus? Sekali-kali makan ini dulu lah." Jawab Jennie dengan lembut.
"Ella, baby mau makan apa? Mau mommy ambilin apa?"

Ella tersenyum sumringah. "Aku mau ayam teriyaki mom." jawabnya.

Jennie bersyukur Ella bisa diajak bekerja sama. Bahkan sepertinya si bocil sangat berantusias mendukung rencananya ini.

Ella yang memang tidak begitu menyukai sang ibu dengan mudahnya menyetujui rencana babysitternya itu. Ia juga ingin ibunya dan suami barunya cepat minggat dari rumah mereka. Karena dulu saat mama dan daddynya masih menikah, mamanya tidak perhatian seperti aunty Jen. Bahkan dulu Ella hampir saja keracunan makanan karena kelalaian ibunya.

Tanpa sepengetahuan Ella, Suzy juga pernah membenci anaknya itu lantaran saat Ia hamil Ella, badannya menjadi gemuk dan tidak menarik (menurutnya). Ella memang tidak tau alasan kenapa ibu kandungnya sendiri tidak menyukainya, namun dia tidak peduli.

She has her aunty Jen now. Batin Ella sambil tersenyum.

"Ella mau makan apa lagi sayang? Biar MAMA yang ambilin.” ujar Suzy sambil menatap sinis ke Jennie.

"NO thanks" cetus Ella.

"Ekhem biar papa ambilin ayam lagi yah." ucap Woo bin (papa tiri Ella).

Lelaki itu dengan seenaknya merebut sendok ayam yang dipegang Jennie dan kemudian memberikan ayamnya kepada Ella. Namun, sebelum ayam mendarat di piring Ella, Ia lebih dulu menarik piringnya. Alhasil ayamnya jatuh dia atas meja. Semua orang terkejut termasuk Jennie.

"I only have ONE father. Daddy Rosie. Gak ada papa yang lain," ucap Ella yang lalu meninggalkan meja makan. Bahkan anaknitu belum menyentuh makanannya sedikit pun. Jennie yang melihat itu bergegas mengejar sang anak asuh.

"Ella..." panggil Jennie. "Baby, ini mommy sayang."

Tak lama pintu Ella pun terbuka. Setelah Jennie masuk kamar, Ella segera mengunci pintu kamarnya kembali. Hati Jennie mencelos melihat Ella yang bibirnya gemetar dan matanya yang sudah berkaca-kaca menatapnya dengan tatapan sedih.

"Oh, baby..." lirih Jennie. Sontak si J membawa tubuh mungil Ella dalam pelukannya.

Dada Jennie terasa sesak mendengar nafas berat Ella yang tengah menahan tangisnya. Sebegitu perihkah yang dirasakan Ella hingga tubuh kecilnya ikut bergetar dan tangannya memeluk erat sang pengasuh, seakan tak ingin Jennie pergi meninggalkannya.

"Mom, Ella pengen mereka pergi. It hurts, mommy... Please..." Lirih Ella. Dan alhasil air mata Ella pun tumpah.

Jennie semakin mengeratkan pelukannya. Ia tidak menyangka dibalik sikap songongnya, ternyata ada luka yang mendalam di hati gadis sekecil ini. Anak yang masih berusia 6 tahun ini tak seharusnya memikul beban yang begitu berat.

"Sshh... It's okay, baby. It's gonna be okay. Nanti aunty coba omongin yah sama daddy." Ujar Jennie. Ella mengangguk sembari terisak, masih memeluk erat sang babysitter.

Ella menyukai pelukan hangat sang pengasuh. Dalam hati, Ia berharap kelak Jennie akan benar-benar menjadi mommynya. Setelah Ella tenang, Jennie pun memintanya kembali ke meja makan.

"Oke. Sekarang Ella makan yah. Kan aunty udah masakin banyak." Ujar Jennie.

"Ella gak mau keluar kamar, mom."

"Yaudah aunty bawain makanannya kesini yah."

"Mommy. Bukan aunty." tekan Ella. Tak dipungkiri Jennie terkejut mendengar penuturan Ella barusa.

"E-eh iya iya. Mommy bawain kesini yah." Ella mengangguk puas.

Jennie pun berjalan keluar dari kamar Ella dan bergegas mengambil nampan dari dapur. Saat baru sampai di hallway, Jennie berpapasan dengan Suzy dan Woobin. Sepertinya mereka ingin keluar.

"Saya mau keluar mencarikan hadiah untuk anak saya sebentar, jadi tolong jagain anak saya dengan benar." Ujar Suzy ketus.

Bukannya merasa kesal, Jennie malah  menatap mereka dengan tatapan mengejek.

"Anda tidak perlu mengatakan hal itu. Tanpa disuruh pun, saya akan menjaga anak saya dengar benar." Balas Jennie ketus.

Jawaban Jennie barusan membuat Suzy semakin jengkel. Berbanding terbalik dengan si J yang senyumnya makin lebar.

"Dan satu lagi. Ella gak suka dengan mainan seperti yang disukai kebanyakan anak lain suka. Ella menyukai buku ensiklopedia. Kebetulan buku ensiklopedia jilid 9 nya belum ada. Mungkin anda bisa memberinya itu."

Suzy mendengus. "Hah. Ella itu anak saya! Saya lebih tau dia. Kamu kan cuma ibu tiri! Lagian mana ada anak kecil yang suka baca buku ensiklopedia?" Judes Suzy.

"Hanya saran, tapi terserah anda si. Jika anda membelikan sesuatu yang tidak disukai Ella, maka akan berakhir di tong sampah." Ucap Jennie tenang.

Kemudian Ia kembali berjalan ke arah ruang makan. Sesampainya di ruang makan, dengan lincah Jennie mengambil nasi dan lauk untuk anak asuhnya namun, sebelum Ia berbalik ternyata ada suami (palsu)nya yang bersandar di pintu kulkas.

"Kamu belum makan?"

"Nanti"

"When?"

"Habis Ella makan," Jennie menatap Ella dengan tatapan aneh.

'tumben perhatian' batinnya.

Jenie hendak bertolak ke kamar Ella namun Rose kembali berbicara.

"Suzy dan suaminya bakal nempatin kamar kamu untuk sementara waktu." Ujarnya.

Jennie terkejut dan membalikkan taubuhnya berhadapan dengan bosnya kembali.

"Trus saya tidur dimana pak bos?"

"Ya mau gak mau kamu harus tidur di kamar saya."

Jennie langsung melotot. Bukan apa-apa, bosnya ini kan punya 'itu' mana suka modus. Kalo tar Jennie diapa-apain gimana? Jennie bergidik ngeri.

"Kenapa mereka ga nginep di hotel aja si pak bos?"

Rose menghela nafas lelah. "Aku udah coba bilangin, jen. Tapi mereka gamau. Bahkan semua pakaian kamu sudah saya pindahin ke kamar saya sekarang."

Jennie mendecak kesal. Bisa-bisanya si bos memindahkan pakaiannya tanpa sepengetahuannya. Tapi tunggu, semua pakaian. Berarti pakaian dalamnya juga?! Omo!

"Pa-pak bos pindahin pakaian saya? Pakaian dalam saya juga?" Rose mengangguk sesekali meneguk soda yang diambil dari kulkas tadi.

"Bahkan roti jepang kamu saya juga pindahin."

"WTF?!"






Tbc

Hwehehe habis lah si Jennie kalo sekamar sama si pak bos 🤭🤭

Thanks ya udah baca n vote 🤗
Jan lupa komennya juga loph you guyss 💗🖤

Be my Mom!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang